Senin, 31 Agustus 2009

Mengapa orang yahudi banyak yang pintar?

Tanpa bermaksud untuk mendramatisasi tentang orang Israel dan atau orang
Yahudi, saya ingin berbagi informasi yang saya peroleh dari membaca
terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar berkebangsaan
Malaysia) dari Universitas Massachuset USA tentang penelitian yang
dilakukan oleh DR.Stephen Carr Leon. Penelitian DR Leon ini adalah

tentang pengembangan kualitas hidup orang Israel atau orang Yahudi.
Mengapa Orang Yahudi, rata-rata pintar? Studi yang dilakukan mendapatkan
fakta-fakta sebagai berikut:

Ternyata, bila seorang Yahudi Hamil, maka sang ibu segera saja
meningkatkan aktivitasnya membaca, menyanyi dan bermain piano serta
mendengarkan musik klasik. Tidak itu saja, mereka juga segera memulai
untuk mempelajari matematika lebih intensif dan juga membeli lebih
banyak lagi buku tentang matematika, mempelajarinya, dan bila ada yang
tidak diketahui dengan baik, mereka tidak segan-segan untuk datang ke
orang lain yang tahu matematika untuk mempelajarinya. Semua itu
dilakukannya untuk anaknya yang masih di dalam kandungan.

Setelah anak lahir, bagi sang ibu yang menyususi bayi nya itu, mereka
memilih lebih banyak makan kacang, korma dan susu. Siang hari, makan
roti dengan ikan yang tanpa kepala serta salad. Daging ikan dianggap
bagus untuk otak dan kepala ikan harus dihindari karena mengandung zat
kimia yang tidak baik untuk pertumbuhan otak si anak. Disamping itu sang
ibu diharuskan banyak makan minyak ikan (cod liver oil).

Menu diatur sedemikian rupa sehingga didominasi oleh ikan. Bila ada
daging, mereka tidak akan makan daging bersama-sama dengan ikan, karena
mereka percaya dengan makan ikan dengan daging hasilnya tidak bagus
untuk pertumbuhan. Makan ikan seyogyanya hanya makan ikan saja, bila
makan daging, hanya makan daging saja, tidak dicampur. Makan pun, mereka
mendahulukan makan buah-buahan baru makan roti atau nasi. Makan nasi
dulu baru kemudian makan buah, dipercaya akan hanya membuat ngantuk dan
malas berkerja.
Yang istimewa lagi adalah: Di Israel, merokok itu tabu! Mereka memiliki
hasil penelitian dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang
meyakinkan bahwa nekotin akan merusak sel utama yang ada di otak manusia
yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan
mempengaruhi "gen" atau keturunannya. Pengaruh yang utama adalah dapat
membuat orang dan keturunannya menjadi "bodoh" atau "dungu". Walaupun,
kalau kita perhatikan, maka penghasil rokok terbesar di dunia ini adalah
orang Yahudi! Tetapi yang merokok, bukan orang Yahudi.

Anak-anak, selalu diprioritaskan untuk makan buah dulu baru makan nasi
atau roti dan juga tidak boleh lupa untuk minum pil minyak ikan. Mereka
juga harus pandai bahasa, minimum 3 bahasa harus dikuasai nya yaitu
Hebrew, Arab dan bahasa Inggris. Anak-anak juga diwajibkan dan dilatih
piano dan biola. Dua instrument ini dipercaya dapat sangat efektif
meningkatkan IQ mereka. Irama musik terutama musik klasik dapat
menstimulasi sel otak. Sebagian besar dari musikus genius dunia adalah
orang Yahudi.

Satu dari 6 anak Yahudi, diajarkan matematik dengan konsep yang berkait
langsung dengan bisnis dan perdagangan. Ternyata salah satu syarat untuk
lulus dari Perguruan Tinggi bagi yang Majoring-nya Bisnis, adalah, dalam
tahun terakhir, dalam satu kelompok mahasiswa (terdiri dari 10 orang),
harus menjalankan perusahaan. Mereka hanya dapat lulus setelah
perusahaannya mendapat untung 1 juta US Dollar. Itulah sebabnya, maka
lebih dari 50% perdagangan di dunia dikuasai oleh orang Yahudi. Design
"Levis" terakhir diciptakan oleh satu Universitas di Israel, fakultas
"business and fashion".

Olah raga untuk anak-anak, diutamakan adalah Menembak, Memanah dan Lari.
Menembak dan Memanah, akan membentuk otak cemerlang yang mudah untuk
"fokus" dalam berpikir!

Di New York, ada pusat Yahudi yang mengembangkan berbagai kiat berbisnis
kelas dunia. Disini terdapat banyak sekali kegiatan yang mendalami
segi-segi bisnis sampai kepada aspek-aspek yang mempengaruhinya. Dalam
arti mempelajari aspek bisnis yang berkaitan juga dengan budaya bangsa
pangsa pasar mereka. Pendalaman yang bergiat nyaris seperti
laboratorium, "research and development" khusus perdagangan dan bisnis
ini dibiayai oleh para konglomerat Yahudi. Tidak mengherankan bila
kemudian kita melihat keberhasilan orang Yahudi seperti terlihat pada
Starbuck, Dell Computer, Cocacola, DKNY, Oracle, Pusat film Hollywood,
Levis dan Dunkin Donat.

Khusus tentang rokok, negara yang mengikuti jejak Israel adalah
Singapura. Di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara
kelas dua. Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh
pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar,
bandingkan dengan di Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar.
Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti
Israel, bahwa nekotin hanya akan menghasilkan generasi yang "Bodoh" dan
"Dungu".

Percaya atau tidak, tentunya terserah kita semua. Namun kenyataan yang
ada terlihat bahwa memang banyak sekali orang yahudi yang pintar!
Tinggal, pertanyaannya adalah, apakah kepintarannya itu banyak
manfaatnya bagi peningkatan kualitas hidup umat manusia secara
keseluruhan.


tq u to Chepy hakim 05.02.09


05.02.09

Minggu, 30 Agustus 2009

PENGETAHUAN SIDIK JARI MANUSIA


Di sisi lain yang tak kalah penting dari berita yang disebutkan Alquran ialah tahap-tahap pembentukan manusia dalam kandungan ibunya. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam kandungan ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, selanjutnya otot terbentuk membungkus tulang-tulang ini.

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Lalu Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (Surat al-Muminun: 14)

Embryology adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pembentukan embrio dalam kandungan ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam suatu embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, untuk jangka waktu yang lama, banyak orang mengklaim bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang diselenggarakan dengan keunggulan perkembangan teknologi baru telah menyatakan bahwa pernyataan dalam Alquran kata per kata adalah benar. Pengujian dalam skala mikroskopis ini menunjukkan bahwa pembentukan yang terjadi dalam kandungan ibu terjadi dengan cara seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut.

Pertama kali, jaringan tulang rawan dari embrio terbentuk. Kemudian sel-sel otot yang terpilih diantara jaringan yang mengelilingi tulang-tulang terbentuk dan membungkus tulang-tulang ini. Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah publikasi ilmiah dengan kalimat sebagai berikut:

Selama tujuh minggu, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuk sebagaimana umumnya. Pada akhir minggu ke tujuh dan selama minggu ke delapan otot menempati posisisnya menyelimuti bentuk tulang.

Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Alquraan sesungguhnya selaras dengan penemuan ilmu embriologi modern.

Dalam Quran pun disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam tiga tahap dalam kandungan ibunya. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Alloh, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?(Surat az-Zumar: 6).

Agar lebih dipahami, ditunjukkan dalam ayat ini, seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam 3 tahapan yang jelas. Sesungguhnya, ilmu biologi modern telah menyatakan bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam kandungan ibu.

Risalah Quran itu kini menjadi ilmu dasar pada semua textbook embriologi yang dipelajari dalam bidang pengobatan. Sebagai contoh, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi pokok dalam bidang embryology, fakta ini dibeberkan sebagai berikut: ''kehidupan dalam uterus memiliki tiga tahapan: pre-embrio; dua setengah minggu pertama, embryonic; sampai pada minggu ke delapan, dan fetal; dari minggu ke delapan sampai lahir.''

Di sisi lain, Quran pun menyebutkan Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematian, melalui adanya sidik jari manusia secara khusus dititikberatkan/ditekankan: Sebenarnya, Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna (Surat al-Qiyama, 3-4)

Penekanan pada sidik jari memiliki makna khusus. Hal ini dikarenakan sidik jari setiap orang bersifat unik bagi dirinya. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik. Itulah mengapa sidik jari dianggap sebagai tanda yang sangat penting pada kartu identitas bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.

Akan tetapi, yang penting adalah bahwa sidik jari ditemukan pada akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai benda berbentuk lengkung biasa tanpa makna khusus. Namun, dalam Alquran, Allah menunjukkan sidik jari, yang tak sedikitpun menarik perhatian orang waktu itu, yang mengundang perhatian kita betapa berartinya dia, arti yang hanya dimengerti oleh jaman sekarang ini.

Good Morning Selamat Pageee !

Mentari Iizuka menyapa ramah, sinarnya menyelinap dari awan-awan yang bergelayut manja. Cericit suara burung,kepakan lembut sayap kupu-kupu dan bunga yang tersenyum merekah, laksana goresan sebuah lukisan pagi yang indah. Desir angin pun bertiup semilir mendayu, merayu sisa-sisa embun yang berjuntaian laksana kilauan intan berlian.

Pagi mengawali denyut nadi kehidupan, menggerakkan jiwa dan raga untuk menganyam helai demi helai berjuta harapan. Bekerja dan berusaha demi masa depan, bagaikan sebentuk cinta yang ngejawantah bagi setiap manusia.

Sepasang kakiku pun melangkah, menyusuri sebuah jalan kecil beraspal. Dari balkon lantai dua kokusai kouryuu kaikan, lambaian istri dan anak masih terlihat jelas, memberikan kekuatan cinta untuk meraih cita-cita. Tangan lalu terangkat dan membalas lambaian, tak lupa muaah... penuh kemesraan.

"Hmm... mereka lagi," berkata dalam hati seraya tersenyum saat melihat dua sosok tubuh berjalan mendekat. Mereka adalah obachan dan buah hatinya yang pernah memberikan siluet keajaiban cinta seorang ibunda.

Lelaki itu masih saja berjalan goyah, mengikuti gerak kepalanya yang berukuran besar dan dicukur botak untuk turut pula bergoyang seirama. Matanya sipit dan turun, serta dagu yang kecil membuat lidah terlihat menonjol keluar. Tubuh pendeknya berbalut kaos berwarna biru dengan nomor punggung 51. Mungkin ia mengidolakan pemain baseball Ichiro Suzuki yang kini bermain di Seattle Mariners itu.

"Ohayou gozaimasu," aku menyapa seraya sedikit membungkukkan tubuh. "Morning," balas anak laki-laki itu dengan ramah walaupun nada suaranya terdengar gagap. Aku tersenyum lebar karena balasan sapaannya.

Mereka terus berjalan, sementara aku masih saja mengamati sambil terus tersenyum mengingat sapanya barusan. Kemudian mereka terlihat melambai-lambaikan tangan sambil tertawa-tawa kecil kepada istri dan anakku yang masih berdiri dari atas balkon. Perlahan, senyum berganti haru.

Laki-laki itu memang anak istimewa, walaupun terlahir dengan tubuh yang kurang normal. Namun sikap yang ramah kepada siapa saja, bahkan kepada orang asing yang tak pernah dikenal menunjukkan kebeningan hatinya. Hati yang lembut itu pula yang pernah ku lihat membelai-belai seekor kucing liar dengan binar mata penuh kasih sayang, walaupun dengan koordinasi gerakan tangan yang tampak lemah. Kekurangan yang tampak pada raga seseorang, memang tak akan pernah dapat menyembunyikan kelembutan yang terpancar dari jiwanya.

Dengan cacat tubuhnya, ia mungkin tak akan pernah bisa membuat origami yang indah dan beraneka ragam bentuknya. Ia pun mungkin harus melupakan ramainya sorak-sorai tepukan dan cucuran keringat saat undoukai. Bahkan harus dikuburnya impian untuk menjadi pemain baseball terkenal seperti sang idola.

Ia juga tak pernah mengenal indahnya ajaran Islam, bahkan aku yakin ia pasti tak percaya dengan adanya Tuhan. Namun dengan melihatnya, ia bisa membuatku tersenyum karena keramahan tegur sapa dan tingkah lakunya. Bukankah banyak orang yang terlahir normal namun belum tentu mau bertegur sapa dan bersikap ramah terhadap sesamanya?

Lelaki itu memang tercipta dengan segala kekurangan, namun melihatnya membuat siapa saja akan memuji keadilan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan dengan keistimewaan yang ada pada dirinya, ia memancarkan hikmah yang indah bagaikan mutiara.

Lalu, dapatkah orang lain pun ingat dan memuji kebesaran-Nya saat melihat diri kita?

SubhanaLlah...Maha Suci diri-Mu ya Allah. Dari beragam ciptaan, Engkau ajarkan pula berjuta hikmah.

WaLlahua'lam bi shawab.
Al-Hubb FiLlah wa LiLlah,



Catatan:
  • - Iizuka: nama sebuah kota kecil yang terletak di tengah-tengah Fukuoka Prefecture, Pulau Kyushu, Jepang (http://www.city.iizuka.fukuoka.jp/english/)
  • - Kokusai kouryuu kaikan: International House
  • - Obachan: wanita berumur, setengah tua
  • - Ohayou gozaimasu: selamat pagi
  • - Origami: seni melipat kertas yang berasal dari awal abad ke-8 di Jepang
  • - Undoukai: pesta olahraga yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah

Sabtu, 29 Agustus 2009

BIOGRAFI 4 PEMIMPIN DAKWAH TELADAN

Biografi Empat Pemimpin Dakwah Teladan


Email This Post

Dalam kamus dakwah ada adagium “ad-da’watu satamsyi binaa au bighoirina“, dakwah akan berjalan dengan kita atau tanpa kita. Dakwah merupakan jalan para nabi dan para rasul. Karenanya, akan terus mengalir dan berjalan sampai Islam tegak dan berkuasa di bumi Allah. Dan orang-orang yang terus berjalan bersama dakwah dan istiqamah menyampaikan Islam adalah orang-orang yang mulia. Mereka itu para dai yang mendapatkan petunjuk Allah dan karunia yang besar. Mereka itulah para qiyadah (pemimpin) dakwah dan mereka itulah yang memberikan keteladanan dalam dakwah. Sebaliknya, mereka yang berhenti dari jalan dakwah, tertipu olah gemerlapnya dunia, tidak berhak menyandang gelar sebagai dai, apalagi qiyadah dakwah.

Segala bentuk keteladanan dalam kebaikan bermuara pada contoh yang dilakukan oleh Rasulullah. ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Dengan keteladan yang dicontohkan Rasulullah, umat Islam menjadi umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Dan puncak kebaikan umat ini apa pada tiga kurun generasi pertama, yaitu generasi sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in. Rasulullah bersabda,“ Sebaik-baiknya abad adalah abadku, kemudian abad berikutnya, kemudian abad berikutnya.” (Bukhari dan Muslim)

Kemudian pada setiap masa Allah akan membangkitkan pada umat ini orang atau generasi yang akan membangkitkan dan memperbaharui semangat ke-Islaman. “Sesungguhnya Allah akan mengutus pada umat ini pada setiap satu abad orang yang memperbarui urusan agamanya.” (Abu Dawud, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi)

Para ulama menyebutkan di antara mujadid (pembaharu) umat yang hadir setiap satu abad, yaitu Umar bin Abdul Aziz, Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyah, dan Hasan Al-Banna. Untuk lebih mengenal sosok para qiyadah yang memberikan qudwah pada umat, maka di bawah ini sebagian biografi mereka.

1. Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz disebut para ulama sebagai khulafa’ur rasyidin ke-5, karena kesamaan manhaj kepemimpinan beliau dengan empat khalifah pertama penerus Rasulullah saw. Nama lengkapnya Abu Hafsh Umar bin Abdul Aziz Marwan bin Al-Hakam. Ia seorang pemimpin dari generasi tabi’in. Lahir di Halwan Mesir tahun 61 H. Dibai’at menjadi khalifah pada saat wafat saudara sepupunya, Sulaiman bin Abdul Malik, pada tahun 91 H.

Pada saat dibai’at Umar bin Abdul Aziz berpidato. ”Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada kitab sesudah Al-Qur’an dan tidak ada nabi sesudah Muhammad saw. Saya bukanlah qadhi (hakim), tetapi saya adalah pelaksana. Saya bukanlah tukang bid’ah, tetapi pengikut setia. Dan saya bukanlah yang terbaik di antara kalian, tetapi saya adalah yang paling berat tanggung jawabnya di antara kalian. Orang yang lari dari imam yang zhalim, bukanlah kezhaliman. Ingatlah, tidak ada ketaatan pada makhluk dalam kemaksiatan pada Khalik,” begitu sebagian isi pidatonya.

Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin yang sangat wara’, zuhud, bersih, dan peduli pada umat. Istrinya menceritakan bahwa pada suatu hari sedang di kamar tidur dan ingat tentang akhirat, beliau gemetar seperti burung dalam air, duduk, dan menangis. Sedangkan perhatiannya kepada umat sangat besar. Ketika akan istirahat siang sejenak karena capai melaksanakan tugas, anaknya memberi nasihat, ”Apakah Ayah menjamin umur ayah akan panjang sesudah istirahat sehingga menunda banyak urusan yang harus diselesaikan?” Umar bin Abdul Aziz tidak jadi istirahat dan langsung meneruskan tugasnya.

Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah hanya dua tahun lebih. Tetapi pada masa itu sangat banyak kesuksesan yang beliau lakukan. Beliau yang menghapuskan caci-maki terhadap Imam Ali dan keluarganya yang dilakukan khatib saat khutbah Jum’at dan mengganti dengan membaca surat An-Nahl ayat 90. Sampai sekarang khutbah Jum’at membaca ayat itu mengikuti sunnah yang baik dari Umar bin Abdul Aziz. Beliau juga menolak Nepotisme dari keluarganya, Bani Umayyah.

Dalam masalah ilmu dan kekhusyu’an, Umar bin Abdul Aziz adalah termasuk ulama panutan. Berkata Maimun bin Mahran, ”Para ulama di hadapan Umar bin Abdul Aziz menjadi murid. Beliau adalah gurunya para ulama.” Di masa beliaulah penulisan hadits-hadits Rasululah saw. dilakukan sehingga berkembanglah tadwin hadits dan penulisan buku hadits.

Sedangkan ibadahnya sangat menyerupai Rasululah saw. Anas bin Malik r.a. berkata, ”Saya tidak shalat berjamaah bersama imam yang lebih menyerupai shalatnya Rasulullah daripada shalat bersama pemuda ini (Umar bin Abdul Aziz) ketika beliau di Madinah.” Anas meneruskan, ”Beliau menyempurnakan ruku’ dan sujud, dan memendekkan berdiri dan baca Al-Qur’an.”

2. Imam Ahmad bin Hanbal

Banyak orang yang mengenal bahwa imam Ahmad bin Hanbal adalah ulama ahli hadits dan fiqh. Memang beliau adalah ahli hadits. Kitabnya yang terkenal bernama Musnad Imam Ahmad. Imam Ahmad disamping hafal Al-Qur’an semenjak kecil, beliau juga hafal banyak hadits. Kitabnya, Musnad Imam Ahmad, terdiri sekitar 40.000 hadits yang ditulis berdasarkan hafalannya. Beliau hafal satu juta hadits dan menghafalnya seperti hafal Al-Fatihah. Beliau berfatwa 60.000 masalah dengan menggunakan firman Allah dan sabda Rasulullah saw.

Imam Ahmad juga ahli fiqh. Bahkan, termasuk salah satu dari empat ulama besar yang menjadi rujukan dalam bidang fiqh (madzhab arba’ah). Imam Ahmad belajar fiqh kepada Imam Asy-Syafi’i. Tentang keutamaan Imam Ahmad, gurunya imam Asy-Syafi’i mengatakan, ”Saya keluar dari Baghdad, demi Allah saya tidak meninggalkan seseorang yang lebih bertakwa pada Allah, lebih ‘alim tentang ajaran Allah, lebih zuhud karena Allah, lebih wara’ dari yang diharamkan Allah, dan yang paling saya cintai melebihi Imam Ahmad bin Hanbal.”

Ujian yang menimpa Imam Ahmad sungguh sangat besar, yaitu ujian dan fitnah penciptaan Al-Qur’an. Fitnah tentang penciptaan Al-Qur’an –yaitu pendapat yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk– muncul pertama kali pada masa Al-Ma’mun. Pendapat ini berasal dan diyakini oleh penganut paham Mu’tazilah, dimana Raja Al-Ma’mun merasa kagum dengan pendapat ini dan mengikutinya. Lebih dari itu Al-Ma’mun menggunakan pedangnya untuk memaksa rakyat mengikuti pendapatnya, dan yang menolak akan dibunuh. Al-Ma’mun membunuh sekitar 1.000 ulama yang menolak mengatakan Al-Qur’an itu makhluk. Dan penjara penuh dengan para ulama.

Imam Ahmad berada di barisan paling depan yang menolak bahwa Al-Qur’an itu makhluk. Dan konsekuensinya imam Ahmad dipanggil ke istana. Imam Ahmad berkata, ”Saya diambil tengah malam pada saat saya shalat. Tangan dan kaki saya diborgol, dan berat borgol itu melebihi berat badan saya. Saya dinaikkan di atas kuda, saya berusaha pegangan tetapi saya tidak bisa. Saya hampir jatuh tiga kali, tetapi setiap mau jatuh saya membaca; Ya Allah peliharalah aku. Maka Allah menjaga saya sehingga tidak jatuh. Tatkala saya dimasukkan ke dalam penjara, muka saya diseret. Saya sampai di penjara di akhir malam. Saya tidak tahu di mana letak kiblat dan saya tidak tahu di mana saya waktu itu. Ketika saya menjulurkan tangan, tiba-tiba ada air yang sejuk, maka saya berwudhu dan shalat Fajar.

Ketika pagi saya dibawa dengan kuda untuk kedua kalinya, dan saya belum makan. Hampir saja saya jatuh karena sangat laparnya. Saya dimasukkan ke tempat Mu’tashim. Tatkala saya masuk ia mencabut pedang, ditempelkan ke leherku dan berkata, “Wahai Ahmad, demi Allah saya mencintaimu seperti saya mencintai anaknya Harun Al-Rasyid (Al-Ma’mun). Maka janganlah engkau tumpahkan darahmu di hadapanku.” Kemudian ia memaksa kepadaku agar mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk. Imam Ahmad menolak, maka Mu’tasim menyuruh tukang pukulnya untuk memukul Imam Ahmad. Imam Ahmad dicambuk 160 kali, sampai beliau pingsan. Kemudian beliau siuman kembali.

Imam Ahmad dipaksa lagi untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk, tetapi beliau tetap menolak, sehingga dicambuk lagi berulang-ulang kali. Sampai punggungnya babak belur karena seringnya dicambuk.

Imam Ahmad kembali dinaikkan ke atas kuda dan dimasukkan ke dalam penjara. Beliau dipenjara selama 28 bulan. Selama di penjara beliau selalu berpuasa dan makanan untuk berbuka cuma roti dan air. Itulah yang dimakan Imam Ahmad selama 28 bulan. Dan terakhir Imam Ahmad dipaksa lagi untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk, beliau tetap menolak. Sampai akhirnya mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan bosan, kemudian mengembalikan Imam Ahmad ke rumahnya dengan keadaan luka parah. Berkata putranya, Abdullah, ”Ayah kami pulang kembali ke rumah malam hari setelah di penjara, dan langsung jatuh sakit karena luka parah.”

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan bergantilah kekuasaan dari Mu’tashim kepada Al-Mutawwakil. Mutawwakil adalah pemimpin yang menycintai kebenaran dan sunnah. Dan suatu hari Al-Mutawwakil datang ke Imam Ahmad membawa harta kekayaan dan emas. Maka menangislah Imam Ahmad dan berkata, ”Demi Allah, saya lebih takut akan fitnah kenikmatan melebihi takut saya dari fitnah musibah.” Dan Imam Ahmad menolak semua itu. Begitulah Imam Ahmad. Beliau sakit selama 9 hari kemudian meninggal. Manusia berduyun-duyun bertakziyah mendoakan Imam Ahmad. Yang datang takziyah sekitar 800.000 orang lelaki dan 60.000 perempuan. Dan pada saat beliau meninggal, masuk Islam orang-orang Yahudi, Kristen, dan Majusi sekitar 20.000 orang.

3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Namanya adalah Ahmad bin Abdis Salam bin Abdillah bin Al-Khidhir bin Muhammad bin Taimiyah An-Numairy Al-Harrany Ad-Dimasyqy. Lahir di Harran, salah satu kota induk di Jazirah Arab yang terletak antara sungai Dajlah (Tigris) dengan Efrat, pada hari Senin 10 Rabiu’ul Awal tahun 661H.

Beliau berhijrah ke Damasyq (Damsyik) bersama orang tua dan keluarganya ketika umurnya masih kecil, disebabkan serbuan tentara Tartar atas negerinya. Mereka menempuh perjalanan hijrah pada malam hari dengan menyeret sebuah gerobak besar yang dipenuhi dengan kitab-kitab ilmu, bukan barang-barang perhiasan atau harta benda. Mereka hijrah tanpa seekor binatang tunggangan pun.

Suatu saat gerobak mereka mengalami kerusakan di tengah jalan, hingga hampir saja pasukan musuh memergokinya. Dalam keadaan seperti ini, mereka ber-istighatsah (mengadukan permasalahan) kepada Allah Ta’ala. Akhirnya mereka bersama kitab-kitabnya dapat selamat.

Sejak kecil beliau hidup dan dibesarkan di tengah-tengah para ulama. Jadi, punya kesempatan untuk mereguk sepuas-puasnya taman bacaan berupa kitab-kitab yang bermanfaat. Beliau infakkan seluruh waktunya untuk belajar dan belajar, menggali ilmu terutama kitabullah dan sunah Rasul-Nya.

Pada usia 22 tahun, Ibnu Taimiyah sudah mengajar di perguruan Darul Hadits Al-Syukriyyah, sekolah ternama yang hanya mau menerima tenaga pengajar pilihan. Meski masih tergolong muda, kecerdasannya mampu membuat guru-guru besar sekolah itu geleng-geleng kepala. “Sungguh, siapapun mengakui kebrilianan guru saya yang usianya masih sangat muda itu,” ujar Ibnu Katsir, salah seorang siswa yang akhirnya juga menjadi ulama ternama.

Keluasan ilmu Ibnu Taimiyah juga terlihat dalam penguasaannya terhadap fiqh, hadits, ushul, fara’id, tafsir, mantiq, kaligrafi, hisab, bahkan olahraga. Penguasaan nahwu sharafnya juga luar biasa. Namun ilmu tafsir adalah disiplin ilmu yang paling digandrunginya. Bila sudah berkutat dengan tafsir, beliau tampak asyik sekali. Lebih dari seratus kitab Tafsir Al-Qur’an dipelajarinya. Tak heran bila mengkaji satu ayat saja, dia akan menelaah puluhan tafsir.

Ketika mengkaji tafsir, Ibnu Taimiyah tidak sekadar mengandalkan kecerdasan akal. Tapi juga kecerdasan spiritual. Dia akan selalu memohon kepada Allah swt. agar diberi kepahaman, pergi ke masjid dan bersujud. Wajar bila para pemikir yang hanya mengandalkan kemampuan akal, tanpa spiritual, senantiasa dikecamnya.

Para filosof Yunani juga menjadi sasaran tembaknya. Termasuk pemikir Islam yang bertaklid buta kepada filsafat Yunani, seperti Ibnu Sina. Sebab, menurut Ibnu Taimiyah, filsafat Yunani tak mampu menemukan rahasia ketuhanan. “Mereka adalah sebodoh-bodoh dan sejauh-jauh manusia dalam mengetahui hal-hal yang benar. Komentar Aristoteles, guru mereka, masih terlalu sedikit dan banyak kesalahan. Para filosof telah tertipu dalam mengetahui dan mengenal Allah swt.”

Ibnu Taimiyah termasuk sedikit di antara ulama yang istiqamah memegang prinsip. Akibat keteguhannya itu, ia harus keluar masuk tahanan. Sampai akhir hayatnya ia tetap dalam posisinya seperti itu. Berkali-kali ia diisolir, berkali-kali diintimidasi, tapi ia tak goyah untuk mempertahankan pendiriannya yang diyakini kebenarannya. Tak sejengkalpun ia mundur. Dari lisan Ibnu Taimiyah akhirnya muncul kata-kata mutiara: “Penjaraku adalah berkhalwat, pembuanganku adalah tempat hijrahku, dan pembunuhanku adalah syahid.”

Di antara yang bisa menandai seorang ulama adalah kemampuannya dalam mengendalikan hawa nafsu. Akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak dijumpai ulama yang mengumbar hawa nafsunya. Akibatnya, jika mereka berfatwa, fatwanya cenderung mengikuti hawa nafsu. Baik itu hawa nafsunya sendiri, maupun hawa nafsu orang lain. Hawa nafsu orang lain yang paling banyak mempengaruhi ulama dalam sejarah adalah hawa nafsu para penguasa yang diharapkan hadiah-hadiah dan ditakuti ancaman tindakannya.

Ibnu Taimiyah adalah salah seorang ulama yang langka. Dalam mempertahankan keyakinannya, banyak pihak yang kagum. Namun demikian yang benci juga banyak. Sewaktu Ibnu Taimiyah menolak keras paham wihdatul wujud yang diusung Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi, banyak yang marah besar. Pada 5 Ramadhan 705 H, datanglah surat panggilan dari penguasa Mesir dan Syam, Sultan An-Nashir Muhammad bin Qulaun. Rupanya ini hanyalah jebakan para pengikut Ibnu Arabi. Buktinya, Ibnu Taimiyah ditangkap dan dimasukkan ke dalam tahanan selepas ceramah di sebuah majelis.

Beberapa bulan kemudian ada tanda-tanda hendak dibebaskan. Syaratnya, Ibnu Taimiyah harus mencabut sikap kontranya terhadap paham akidah penguasa Mesir. Namun tawaran itu ditolak mentah-mentah. “Ya Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka,” begitu jawaban Ibnu Taimiyah mengutip ayat 33 surat Yusuf.

Meski dipenjara, Ibnu Taimiyah tetap beraktivitas sebagaimana biasa. Ketegaran pribadinya mendorong terus beramar ma’ruf nahi munkar. Sewaktu para narapidana sibuk bermain catur, undian, judi, dan lain-lain sehingga melalaikan shalat, Ibnu Taimiyah tak segan-segan menegurnya. Dia perintahkan secara tegas agar mereka menjaga shalat, senantiasa bertasbih, istighfar, dan berdoa. Berbagai amalan ibadah diajarkan, sehingga para penghuni penjara itu larut dalam kegiatan agama. Bahkan banyak narapidana yang sebenarnya sudah bebas tapi memilih tetap tinggal bersama Ibnu Taimiyah. Akhirnya pada 23 Rabi’ul Awwal 707 H dia bebas berkat pertolongan seorang pejabat Arab.

Begitu bebas, Ibnu Taimiyah bukannya kembali ke Damaskus tetapi memilih tinggal di Mesir yang banyak dihuni orang-orang yang memusuhinya. Dia tetap aktif mengajar, memberikan nasihat, ceramah, dan membentuk majelis-majelis. Tidak lama kemudian beberapa sekolah di Kairo rutin memberi kesempatan ceramah, di antaranya Madrasah Ash-Shalihiyyah. Dari situlah kalangan ulama Mesir mulai terbuka matanya, bahwa ternyata Ibnu Taimiyah tidak sesat seperti mereka duga.

Dalam waktu yang bersamaan, orang-orang yang dengki terus berupaya memasang perangkap. Celakanya, pemerintah Mesir termakan agitasi itu. Ibnu Taimiyah diberi ultimatum: kembali ke Damaskus, tetap tinggal di Mesir dengan syarat tidak mendakwahkan ajarannya kepada masyarakat, atau dipenjara.

Ternyata pilihan ketiga yang dipilihnya: penjara. Namun murid-muridnya menghalangi, dan menyarankan agar Ibnu Taimiyah kembali ke Damaskus. Demi menjaga hati pengikutnya, pada 18 Syawal 770 H Ibnu Taimiyah kembali ke Damaskus. Namun sebentar saja, cuma beberapa jam di Damaskus. Penjara lebih ‘dirindukannya’. Meski begitu Ibnu Taimiyah tidak bisa serta merta masuk penjara sebab rupanya kalangan qadhi dan ulama Mesir berselisih pendapat tentang penahanan itu. Alasan memenjaranya tidak jelas. Melihat pertentangan pendapat itu, Ibnu Taimiyah akhirnya mengambil keputusan sendiri: masuk penjara.

Meski di penjara, Ibnu Taimiyah tetap dinanti-nanti fatwa dan nasihatnya. Berbondong-bondong orang menjenguknya. Pemandangan yang sungguh ganjil, sehingga akhirnya Ibnu Taimiyah dibebaskan. Murid-muridnya di Madrasah Ash-Shalihiyyah dan beberapa majelis kajian dapat kembali mendengar ceramah-ceramahnya.

Tak lama kemudian terjadi pergeseran konstalasi politik di Mesir. Sultan An-Nashir Muhammad bin Qulaun yang mulai simpati kepada Ibnu Taimiyah turun takhta, diganti Ruknuddin Bibrus Al-Jasynaker. Sementara Syaikh Nashr Al-Munbajji Al-Murabbi Ar-Ruhi ulama yang berlawanan akidah dengan Ibnu Taimiyah menjadi penasihat raja. Lahirlah keputusan-keputusan politik yang memojokkan ulama yang berseberangan dengan ‘ulamanya’ penguasa. Ibnu Taimiyah pun dibuang ke Iskandariyyah (akhir Shafar 709 H) dengan dalih menghindarkan Mesir dari disintegrasi.

Di tempat barunya, Ibnu Taimiyah tetap kebanjiran pengikut. Rumahnya di Iskandariyyah yang luas, bersih, dan indah terbuka 24 jam untuk siapa saja. Banyak kalangan pembesar maupun fuqaha yang datang meminta nasihat spiritual kepadanya. Sultan An-Nashir Muhammad bin Qulaun yang akhirnya kembali memimpin Mesir dan Syam (akhir 709 H), berkenan mengangkat Ibnu Taimiyah sebagai penasihat spiritualnya.

Sampai akhir tahun 726 H, Ibnu Taimiyah berkonsentrasi pada pendidikan, menulis, ceramah-ceramah, dan mengeluarkan fatwa. Fatwa yang cukup terkenal adalah larangannya menziarahi kubur, termasuk kubur Rasulullah saw. Ibnu Taimiyah bersandar pada sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim, “Allah melaknati orang-orang Yahudi dan Nashara yang menjadikan kubur nabi-nabi mereka sebagai masjid.”

Terang saja banyak kalangan merasa gelisah, sebab Rasulullah saw. adalah manusia suci yang selama ini diagungkan. Banyak ulama yang menganggap fatwa itu ‘tidak sopan’ dilihat dari segi kedudukan Nabi saw. Akhirnya pemerintah turun tangan, mengeluarkan surat perintah penangkapan atas diri Ibnu Taimiyah (7 Sya’ban 726 H).

Namun rupanya pemenjaraan yang ketiga kali itu dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang selama ini telah membencinya. Murid dan pendukung Ibnu Taimiyah dianiaya. Beberapa di antaranya dimasukkan penjara, ada juga yang dinaikkan di atas keledai lalu diarak beramai-ramai dan dimaki-maki. Bahkan Syamsuddin Muhammad bin Qayyim Al-Jauziyyah yang paling getol membela Ibnu Taimiyah dipenjara seumur hidup dan meninggal di penjara.

Seperti sebelumnya, penjara tak menghalangi Ibnu Taimiyah terus berkarya. Tentu ini mengkhawatirkan pihak penguasa. Tanggal 9 Jumadil Akhir 728 H, pemerintah merampas semua alat baca dan tulis di penjara. Hebatnya, Ibnu Taimiyah terus menulis dengan memanfaatkan kertas-kertas sampah dan arang sebagai alat tulisnya.

Satu hal yang tak bisa dilawannya, kondisi fisik yang digerogoti usia. Dia akhirnya jatuh sakit. Berita itu segera tersebar keluar penjara sehingga beberapa pejabat datang menjenguknya seraya minta maaf atas pemenjaraan itu. Terhadap mereka, dengan arif ia berkata, “Sungguh aku telah menghalalkan orang-orang yang memusuhiku karena mereka tidak tahu bahwa aku dalam kebenaran. Aku juga memaafkan Sultan An-Nashir yang memenjarakanku. Pendeknya, aku telah memaafkan semua orang yang memusuhiku, kecuali orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya.”

Pada malam 22 Dzulqa’idah 728 H, ulama ini meninggal dunia. Penduduk negeri Mesir dan Syam gempar. Sewaktu jenazah Ibnu Taimiyah dimandikan, orang berdesak-desakan ingin melihat dan menghormatinya. Sewaktu dishalatkan di Masjid Jami’ Al-Amawi, warga semakin banyak. Pasar kosong. Toko dan warung-warung tutup. Banyak di antara mereka yang lupa makan dan minum. Kumpulan manusia itu menimbulkan bergemuruh. Ada yang menangis, meratap, memuji, dan mendoakannya. Orang yang memikul keranda Ibnu Taimiyah kesulitan bergerak, hanya bisa bergeser sejengkal demi sejengkal, itupun maju mundur. Sebelum Ashar, jenazah itu dikebumikan di kubur Ash-Shufiyyah. Di kuburan itu sebelumnya telah dimakamkan beberapa ulama seperti Ibnu Asakir, Ibnu Shalah, Ibnul Hujjah, dan Imaduddin bin Katsir.

Di belahan bumi lain, kaum muslimin seantero dunia melaksanakan shalat ghaib. Timur Tengah, Afrika, sampai Yaman dan Cina, semua larut dalam keharuan atas meninggalnya Ibnu Taimiyah. Meski jasadnya telah tiada, pemikirannya telah hidup sampai saat ini. Al-Hafizh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Ibnu Abdul Hadi, Ibnu Katsir, dan Al-Hafizh Ibnu Rajab adalah di antara murid-murid yang terus berupaya menghidupkan semangat perjuangannya.

4. Hasan Al-Banna

Imam Hasan Al Banna adalah imam para dai di abad 20, sesuai dengan namanya beliau adalah pembangun generasi yang baik. Imam Hasan bin Ahmad bin Abdurrahman Al-Banna lahir pada tahun 1906 M di daerah Mahmudiyah kota kecil dekat Iskandariyah Mesir. Ayahnya seorang ulama yang diakui keilmuannya oleh ulama lain. Disamping itu beliau bekerja sebagai tukang reparasi jam dan penjilidan buku sehingga ayahnya dikenal dengan julukan Asy-Syaikh As-Sa’ati.

Lingkungan pedesaan yang jauh dari hiruk-pikuk suasana kota turut membantu perkembangan Hasan Al Banna. Sehingga dalam usia yang masih muda beliau sudah berhasil menghafal Al-Qur’an. Beliau disamping berguru pada ayahnya juga berguru pada ulama lain, sampai akhirnya mengantarkan beliau belajar di Universitas Darul Ulum Kairo.

Ghirah keislamannya sudah tumbuh semenjak kecil. Beliau sangat rajin ibadah dan suka mengunjungi para ulama untuk berdiskusi tentang masalah agama dan problematika umat. Sehingga tidak aneh para ulama dan gurunya sangat mencintai beliau dan menaruh harapan yang besar terhadap Hasan Al-Banna. Kegundahannya terhadap kemaksiatan menyebabkan Hasan Al-Banna kecil bersama teman-temannya membuat organisasi Menolak Keharaman. Dan diantara aktivitasnya, mengingatkan umat Islam yang melakukan dosa dan meninggalkan kewajiban Islam seperti shalat, puasa, dan lain-lain. Hasan Al-Banna juga punya kegiatan yang dilakukannya ketika masih kecil, yaitu membangun-bangunkan orang tidur dari rumah ke rumah untuk shalat Subuh berjamaah di masjid.

Pada tahun 1928 pada saat berusia 22 tahun, beliau mendirikan Jama’ah Ikhwanul Muslimun. Tokoh-tokoh yang bergabung di jama’ah ini di antaranya Syaikh Muhibbuddin Al-Khatib, ulama hadits; Syaikh Dr. Musthafa As-Siba’i, ahli hukum; Syaikh Amin Al-Husaini, mufti Palestina. Dan sekarang dakwah yang dirintisnya sudah masuk ke lebih dari 70 negara. Hampir tidak ada gerakan reformasi di dunia Islam yang tidak terpengaruh oleh pemikiran Jama’ah Ikhwanul Muslimun. Kelebihan Imam Hasan Al-Banna bukan pada kemampuannya ta’liful kutub (mengarang buku), tetapi pada ta’liful qulub (menyatukan hati) dan ta’lifur rijal (mencetak generasi muslim). Tidak aneh jika pengikutnya hampir ada di seluruh penjuru dunia. Penamaan Jama’ah Ikhwanul Muslimun juga tidak lain dari keinginan beliau untuk menyatukan umat Islam dan mengembalikan mereka dalam kejayaan Islam.

Berkata ulama India Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadawi tentang imam Hasan Al Banna, ”Kehadirannya cukup mengejutkan Mesir, dunia Arab dan dunia Islam secara keseluruhan. Semua terkejut oleh dakwah, tarbiyah, jihad dan kekuatannya yang unik. Allah telah mengumpulkan pada dirinya berbagai kemampuan yang kadang-kadang tampak kontradiktif di mata psikolog, sejarawan, dan kritikus, yaitu pemikiran yang brilian, pemahaman yang cemerlang, wawasan yang luas, perasaan yang kuat, hati yang penuh berkah, semangat yang membara, lisan yang fasih, zuhud dan qanaah –tanpa menyiksa diri– dalam kehidupan pribadinya. Cita-cita dan kepedulian yang tinggi dalam menyebarkan da’wah.”

Perhatian Hasan Al Banna terhadap Islam dan umat Islam sangat besar termasuk umat Islam yang jauh dari Mesir, seperti Indonesia. Hal ini yang menjadikan beliau memimpin sendiri Komite Solidaritas bagi Kemerdekaan Indonesia. Dan utusan Indonesia yang berkunjung ke Mesir saat itu, yaitu H. Agus Salim, Dr. H.M. Rasyidi, M. Zein Hasan dan lain-lain, mengucapkan terima kasih kepada Hasan Al-Banna atas dukungan untuk kemerdekaan Indonesia.

Imam Hasan Al Banna berpesan kepada pengikut-pengikutnya, ”Anda sekalian adalah ruh baru yang mengalir dalam jasad umat ini.” Dakwah dan jihad Hasan Al-Banna membuat kecut thaghut (penguasa yang lalim) yang hidup pada masa beliau. Tidak ada cara lain kecuali memusnahkan dakwah Hasan Al Banna. Tepat di depan kantor Organisasi Pemuda Islam yang didirikannya, Hasan-Al Banna ditembak. Sebagian pelaku membawa Hasan Al-Banna ke rumah sakit dan meminta kepada penjaga rumah sakit untuk membiarkannya tanpa penanganan medis.

Sampai setelah dua jam tanpa pertolongan medis, Hasal Al-Banna meninggal dunia. Tahun itu tahun 1949 M. Hasan Al-Banna dishalatkan oleh ayahnya yang sudah sepuh dan 4 orang wanita. Begitulah Hasan Al-Banna yang hidup untuk Islam dan umat Islam. Meninggal akibat konspirasi yang menginginkan dakwahnya redup. Tetapi kematiannya tidak membuatnya mati. Dakwahnya tetap hidup dan namanya tetap harum. Pendukung gerakan dakwahnya semakin banyak.

Demikianlah Allah akan menjaga agama-Nya. Dia selalu mengutus pada setiap abad ulama yang akan mengembalikan Islam pada kemurnian dan kejayaannya. Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengutus pada umat ini pada setiap satu abad orang yang memperbarui urusan agamanya.” (Abu Dawud, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).

sony from dakwatuna