Rabu, 18 November 2009

Empat Musim Cinta

Suatu hubungan mirip dengan taman. Bila diharapkan subur maka harus dipelihara dengan teratur. Beri perhatian dan sebagainya, demikian juga cinta, agar keajaiban cinta dapat tetap hidup kita perlu memperhatikan musim-musimnya;

Musim seminya cinta
Jatuh cinta diibaratkan musim semi. Kita berbahagia, segala sesuatu tampak sempurna dan berhasil tanpa usaha.

Musim panasnya cinta
Kita menyadari bahwa pasangan kita tidak sesempurna apa yang kita duga. Dan kita harus menjaga hubungan kita. Tidak lagi mudah memberi dan memperoleh cinta. Ternyata kita tidak senantiasa bahagia dan tak senantiasa dicintai.
Pada musim panasnya cinta. Kita harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasangan kita maupun meminta dan mendapatkan cinta yang kita butuhkan dan itu tidak terjadi secara otomatis.

Musim gugurnya cinta
Kita mengalami cinta yang lebih matang yang bisa menerima dan memahami cacat pasangan kita maupun cacat kita sendiri. Ini merupakan saat berterima kasih dan saling berbagi rasa.

Musim dinginnya cinta
Ini merupakan saat untuk istirahat, merenung dan memperbaharui. Ini saat saat kita mengalami kepedihan atau bayangan diri kita sendiri yang belum terselesaikan. Kita perlu melihat ke dalam diri kita bukan ke pasangan kita. Ini merupakan saat penyembuhan saat dimana pria masuk ke dalam guanya dan wanita tenggelam ke dasar sumur mereka.
Berdasarkan kesembuhan batin dan pencarian jiwa selama perjalanan musim dingin, kita akan sanggup membuka hati dan merasakan musim seminya cinta kita...


Pengarang John Gray, Ph.D.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kesebelas Januari 2003
352 halaman; 21 cm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar