Selasa, 20 Maret 2012

GALAU (God Always Listening Always Understanding)

Sahabat, ada yang pernah mendengar
kata “galau”? Seringkali kita mendengar kata galau di
lingkungan kita, coba sahabat ingat-ingat. Atau sahabat
sekarang bisa buka Facebook, kemungkinan kata galau akan
muncul menghiasi beranda Facebook kita. Siapa yang
mempopulerkan kata ini, saya kurang tahu. Tetapi hampir
semua kalangan rasa-rasanya pernah menggunakan kata ini,
paling tidak akhir-akhir ini.
Selanjutnya saya ingin bertanya kepada sahabat, adakah di
antara sahabat yang sering merasa galau? Sepertinya tak
usah bertanya pun saya tahu bahwa sahabat semua pernah
merasakannya, bahkan sampai mengungkapkan
kegalauannya di status Facebook, entah langsung
memamerkan kata galau atau dengan kalimat yang
menyatakan kegalauan sahabat.
Memang sebenarnya arti kata galau itu apa ya? Saya
mengajak sahabat memahami kata ini dengan melihat kisah
orang-orang yang katanya galau yang pernah saya temukan.
Ada seorang mahasiswa terlihat sedang duduk di lobi
kampus, tak jelas sedang apa, kerjanya garuk-garuk kepala,
kelihatannya ia sedang menunggu jam kuliah kedua. Kadang
ia duduk lalu berdiri kemudian duduk lagi. Atau ia mondar-
mandir ke ruang kuliah dan balik lagi ke lobi. Sesaat saya
mendengar salah seorang temannya bertanya, “Kenapa sih
loe?” si mahasiswa pun menjawab, “Galau gw.”
Di lain waktu saya mengamati dari kejauhan seorang wanita
melamun saja di taman, dari pagi sampai dzuhur saya lihat
dia masih diam sendirian, ketika ia pergi, saya pun
menyambangi tempat duduknya dan melihat secarik kertas
yang sudah penuh coretan wanita tadi, terseliplah di situ kata
galau.
Setelah mahasiswa dan seorang wanita, ternyata saya
kembali melihat hal yang menarik dan membuat saya
semakin penasaran dengan kata galau. Saat mengadakan
rapat organisasi, masing-masing peserta rapat harus
memberikan usul dan pendapat, namun ketika salah seorang
teman saya diberi kesempatan akan hal itu, ia menolak
bicara dan diam seribu bahasa, hanya satu kalimat yang ia
katakan, “Maaf saya lagi galau,” Seketika itu juga seluruh
peserta rapat ingin mengetahui apa gerangan yang
menyebabkan hal itu terjadi. Akhirnya ia pun menjelaskan
masalah yang sedang ia hadapi. Ia bingung harus bagaimana
menceritakan kepada orang tuanya tentang nilai ujian
semesternya yang terbilang rendah.
Sahabat, dari tiga peristiwa tadi kita dapat menyimpulkan
makna galau yang beken di masyarakat. Galau bermakna
perasaan yang tidak jelas, kebingungan, putus asa, atau tidak
mood. Tetapi apa benar itu maknanya? Ketika saya googling,
ternyata makna galau lebih mengarah kepada suatu
perasaan yang tidak jelas dikarenakan oleh orang lain.
Namun ternyata di masyarakat kata galau sering digunakan
pada perasaan-perasaan negatif, seperti tidak mood, putus
asa, bingung, bimbang, dan banyak lagi.
Terlepas dari semua pemaknaan tentang kata galau dan
terlepas dari bagaimana sahabat semua mendefinisikan kata
galau, intinya galau menyatakan perasaan negatif terjadi
pada diri sahabat. Iya negatif thinking sedang menyelimuti
seluruh tubuh sahabat.
Sahabat, mari mengubah pandangan hidup kita terhadap
suatu kejadian yang menimpa kita, terlebih kejadian yang
tidak mengenakkan. Saya yakin sahabat pernah mengalami
hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup ini bahkan
efek dari kejadian tersebut membuat sahabat putus asa,
lebih jauh lagi banyak sahabat kita yang meninggalkan Sang
Pencipta karena berpikir bahwa ia tidak mendapatkan
keadilan hidup di bumi ini.
Benarkah seperti itu? Jawabannya tidak. GALAU, God Always
Listening Always Understanding.
Be positif thinking friends…. Allah mengetahui apa yang
hambanya butuhkan, cobalah ingat apa yang pernah kita
inginkan dulu. Cobalah ingat apa yang pernah kita minta
dalam doa, tak pernahkah terkabul?
Ayo buang prasangka negatif dalam diri kita, bagaimanapun
keadaan kita. Karena perasaan negatiflah yang membawa
lesunya tubuh kita untuk bergerak, malasnya otak kita
berpikir, sampai putus asa tak mencari ide, atau bisa-bisa
bunuh diri. Lihatlah orang-orang yang menyatakan dirinya
galau, mereka lesu, tak semangat, tak jelas apa yang
dikerjakan. Sebegitu tak produktif dan hanya membuang
waktu.
Sekarang cobalah memaknai galau dalam bingkai positif
thinking, God Always Listening Always Understanding. Saya
yakin sahabat akan bersemangat menjalani hidup ini,
sahabat akan menjadi manusia luar biasa yang tak pernah
putus asa walaupun dalam keadaan susah, walaupun dalam
keadaan terjepit. Entah karena ekonomi sulit atau
permasalahan lainnya. Dan yang terpenting sahabat akan
menjadi lebih dekat dengan Allah karena sahabat
berprasangka baik terhadap-Nya.
Seperti sebuah kisah seorang tukang ojek yang mampu
menyekolahkan anaknya sampai menjadi Sarjana. Ia
membeberkan rahasianya, kenapa ia bisa seperti itu.
Jawabannya, “Biasa aja mas, saya hanya ngojek tiap hari dan
berapa pun penghasilannya saya selalu bersyukur karena
masih dapat uang. Malam hari saya berdoa agar besok
diberi rezeki, seperti itu setiap hari. Dan ketika saya memang
sedang butuh uang, pasti tarikan banyak mas, tapi ketika
kebutuhan biasa saja, ya tarikan ga rame juga, emang Allah
maha tau.”
Semua telah ada yang mengatur, tak perlu lagi kesedihan
menghiasi kegagalan kita, tak perlu lagi kebimbangan
mewarnai langkah kita. Yang perlu kita lakukan adalah
berusaha dan berdoa, gantikan galau negatif dengan galau
positif. Jikalau dalam film 3 Idiot kata-kata “All Is Well”
menjadi penenang seseorang dalam posisi sulitnya maka
perasaan Galau Positif akan jadi penenang kita. Keep Positif
thinking cause God Always Listening Always Understanding.

GALAU (God Always Listening Always Understanding)

Sahabat, ada yang pernah mendengar
kata “galau”? Seringkali kita mendengar kata galau di
lingkungan kita, coba sahabat ingat-ingat. Atau sahabat
sekarang bisa buka Facebook, kemungkinan kata galau akan
muncul menghiasi beranda Facebook kita. Siapa yang
mempopulerkan kata ini, saya kurang tahu. Tetapi hampir
semua kalangan rasa-rasanya pernah menggunakan kata ini,
paling tidak akhir-akhir ini.
Selanjutnya saya ingin bertanya kepada sahabat, adakah di
antara sahabat yang sering merasa galau? Sepertinya tak
usah bertanya pun saya tahu bahwa sahabat semua pernah
merasakannya, bahkan sampai mengungkapkan
kegalauannya di status Facebook, entah langsung
memamerkan kata galau atau dengan kalimat yang
menyatakan kegalauan sahabat.
Memang sebenarnya arti kata galau itu apa ya? Saya
mengajak sahabat memahami kata ini dengan melihat kisah
orang-orang yang katanya galau yang pernah saya temukan.
Ada seorang mahasiswa terlihat sedang duduk di lobi
kampus, tak jelas sedang apa, kerjanya garuk-garuk kepala,
kelihatannya ia sedang menunggu jam kuliah kedua. Kadang
ia duduk lalu berdiri kemudian duduk lagi. Atau ia mondar-
mandir ke ruang kuliah dan balik lagi ke lobi. Sesaat saya
mendengar salah seorang temannya bertanya, “Kenapa sih
loe?” si mahasiswa pun menjawab, “Galau gw.”
Di lain waktu saya mengamati dari kejauhan seorang wanita
melamun saja di taman, dari pagi sampai dzuhur saya lihat
dia masih diam sendirian, ketika ia pergi, saya pun
menyambangi tempat duduknya dan melihat secarik kertas
yang sudah penuh coretan wanita tadi, terseliplah di situ kata
galau.
Setelah mahasiswa dan seorang wanita, ternyata saya
kembali melihat hal yang menarik dan membuat saya
semakin penasaran dengan kata galau. Saat mengadakan
rapat organisasi, masing-masing peserta rapat harus
memberikan usul dan pendapat, namun ketika salah seorang
teman saya diberi kesempatan akan hal itu, ia menolak
bicara dan diam seribu bahasa, hanya satu kalimat yang ia
katakan, “Maaf saya lagi galau,” Seketika itu juga seluruh
peserta rapat ingin mengetahui apa gerangan yang
menyebabkan hal itu terjadi. Akhirnya ia pun menjelaskan
masalah yang sedang ia hadapi. Ia bingung harus bagaimana
menceritakan kepada orang tuanya tentang nilai ujian
semesternya yang terbilang rendah.
Sahabat, dari tiga peristiwa tadi kita dapat menyimpulkan
makna galau yang beken di masyarakat. Galau bermakna
perasaan yang tidak jelas, kebingungan, putus asa, atau tidak
mood. Tetapi apa benar itu maknanya? Ketika saya googling,
ternyata makna galau lebih mengarah kepada suatu
perasaan yang tidak jelas dikarenakan oleh orang lain.
Namun ternyata di masyarakat kata galau sering digunakan
pada perasaan-perasaan negatif, seperti tidak mood, putus
asa, bingung, bimbang, dan banyak lagi.
Terlepas dari semua pemaknaan tentang kata galau dan
terlepas dari bagaimana sahabat semua mendefinisikan kata
galau, intinya galau menyatakan perasaan negatif terjadi
pada diri sahabat. Iya negatif thinking sedang menyelimuti
seluruh tubuh sahabat.
Sahabat, mari mengubah pandangan hidup kita terhadap
suatu kejadian yang menimpa kita, terlebih kejadian yang
tidak mengenakkan. Saya yakin sahabat pernah mengalami
hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup ini bahkan
efek dari kejadian tersebut membuat sahabat putus asa,
lebih jauh lagi banyak sahabat kita yang meninggalkan Sang
Pencipta karena berpikir bahwa ia tidak mendapatkan
keadilan hidup di bumi ini.
Benarkah seperti itu? Jawabannya tidak. GALAU, God Always
Listening Always Understanding.
Be positif thinking friends…. Allah mengetahui apa yang
hambanya butuhkan, cobalah ingat apa yang pernah kita
inginkan dulu. Cobalah ingat apa yang pernah kita minta
dalam doa, tak pernahkah terkabul?
Ayo buang prasangka negatif dalam diri kita, bagaimanapun
keadaan kita. Karena perasaan negatiflah yang membawa
lesunya tubuh kita untuk bergerak, malasnya otak kita
berpikir, sampai putus asa tak mencari ide, atau bisa-bisa
bunuh diri. Lihatlah orang-orang yang menyatakan dirinya
galau, mereka lesu, tak semangat, tak jelas apa yang
dikerjakan. Sebegitu tak produktif dan hanya membuang
waktu.
Sekarang cobalah memaknai galau dalam bingkai positif
thinking, God Always Listening Always Understanding. Saya
yakin sahabat akan bersemangat menjalani hidup ini,
sahabat akan menjadi manusia luar biasa yang tak pernah
putus asa walaupun dalam keadaan susah, walaupun dalam
keadaan terjepit. Entah karena ekonomi sulit atau
permasalahan lainnya. Dan yang terpenting sahabat akan
menjadi lebih dekat dengan Allah karena sahabat
berprasangka baik terhadap-Nya.
Seperti sebuah kisah seorang tukang ojek yang mampu
menyekolahkan anaknya sampai menjadi Sarjana. Ia
membeberkan rahasianya, kenapa ia bisa seperti itu.
Jawabannya, “Biasa aja mas, saya hanya ngojek tiap hari dan
berapa pun penghasilannya saya selalu bersyukur karena
masih dapat uang. Malam hari saya berdoa agar besok
diberi rezeki, seperti itu setiap hari. Dan ketika saya memang
sedang butuh uang, pasti tarikan banyak mas, tapi ketika
kebutuhan biasa saja, ya tarikan ga rame juga, emang Allah
maha tau.”
Semua telah ada yang mengatur, tak perlu lagi kesedihan
menghiasi kegagalan kita, tak perlu lagi kebimbangan
mewarnai langkah kita. Yang perlu kita lakukan adalah
berusaha dan berdoa, gantikan galau negatif dengan galau
positif. Jikalau dalam film 3 Idiot kata-kata “All Is Well”
menjadi penenang seseorang dalam posisi sulitnya maka
perasaan Galau Positif akan jadi penenang kita. Keep Positif
thinking cause God Always Listening Always Understanding.

Belajar dari Dora


“Berhasil, Berhasil, Hore..!!” :D
Tentu telinga kita semua tidak asing dengan nada khas dari film
anak-anak asal Spanyol, Dora the Explorer. Sebuah siaran yang
menyajikan hiburan untuk anak-anak dengan konsep perjalanan
menuju suatu tempat, di temani seekor monyet bernama boots
dan di ikuti oleh musuh yang bernama Sweeper. Memang siaran
ini di tujukan untuk anak-anak, bukan untuk remaja atau orang-
orang tua. Namun, tidak ada salahnya kita mengambil hikmah
dari film, sekalipun itu film Dora the Explorer.
Dalam setiap serialnya, Dora selalu memiliki kegiatan di tempat
yang jauh. Setiap serial selalu menceritakan tentang perjalanan si
Dora. Dora selalu melewati beberapa rintangan, seperti : hutan,
jembatan rusak dan lain-lain. Dan menariknya, persiapan Dora
selalu pas dengan segala apa yang akan di hadapinya ! Saat
medan jalan membutuhkan tali, si ransel tersenyum lalu
mengeluarkan tali. Saat medan jalan membutuhkan senter, ransel
lagi-lagi tersenyum dan mengeluarkan senter. Selanjutnya, di tengah perjalanan Sweeper selalu akan
menggoda Dora mengancam akan mengambil barang berharga yang di bawa Dora. Yah, walaupun
usaha si Sweeper hampir selalu gagal di tiap episode, dia tetap selalu muncul di episode berikutnya.
Dari situ kita dapat mengambil satu hal menarik, bahwa Dora selalu mengetahui ke mana arah
perjalanannya berakhir. Rumah temannya kah, lokasi menarik kah, atau tempat-tempat yang lainnya.
Dora juga mampu mengetahui medan-medan apa yang akan di hadapinya, dengan bantuan Peta. Dari
situ pula, Dora mampu merumuskan apa-apa saja yang harus di bawanya agar perjalanannya lancar,
dan isi ranselnya efisien sesuai dengan kebutuhan. Ini menjadi hal yang menarik.
Mengapa menarik? Karena sejatinya seperti itulah semestinya seseorang dalam menjalani hidup. Ia
mesti tahu ke mana arah tujuan hidupnya. Coba bayangkan, seandainya Dora tak tahu akan pergi ke
mana dia di satu episode, adakah episode Dora seperti itu? Tidak. Secara tidak langsung, Dora
mengajarkan betapa pentingnya tujuan dalam sebuah perjalanan, dalam hal ini, izinkan saya
menyebutkan, Dora mengajarkan kita betapa pentingnya seseorang memiliki tujuan dalam perjalanan
hidupnya. Seandainya seseorang kehilangan tujuan, maka ranculah perjalanan..! Bergerak tanpa arah.
Sembarang belok sembarang putar setir, hingga akhirnya menemukan kejenuhan atau sekedar
kehabisan bahan bakar.
Begitu pula sebuah organisasi atau jamaah. Tujuan, menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah
organisasi. Tanpa tujuan yang jelas, organisasi tentunya tidak akan menemukan jati diri. Bergerak
sembarang lalu akan mati, mengapa? Karena ia takkan merasa berarti atas apa yang telah mereka
hasilkan. Kenapa bisa begitu? Tujuan mereka rancu..! Setiap orang bergerak semaunya, hingga akhirnya
melemahkan tubuh organisasi itu sendiri. Izinkan saya katakan, sebuah organisasi tanpa tujuan,
hanyalah bualan tanpa mampu menjadi kenyataan. Baiknya, bubarkan saja organisasi seperti itu.
Dengan tujuan yang mungkin sepele bagi kita, Dora lalu mampu merumuskan akan seperti apa medan
yang ia lewati. Rintangan apa yang mungkin ia hadapi. Cobaan apa yang mungkin merintangi perjalanan
panjang menuju keberhasilan tujuannya. Dari sini, Dora mengajarkan kepada kita bahwa memahami
medan perjalanan (ma’rifatul maidan) sangatlah penting dalam hidup ini. Bagaimana mungkin seorang
anak yang ingin menjadi pilot, tidak memahami bahwa ia tak baik jika memiliki penyakit takut
ketinggian? Bagaimana mungkin seorang dokter bedah di izinkan untuk takut melihat darah? Itulah
mengapa kita harus memahami bagaimana rintangan atau cobaan yang akan menuntut kita selama
perjalanan hidup ini. Kita ingin menjadi insinyur? Kita mesti menyadari apa yang akan di bicarakan ketika
kita menjadi insinyur nanti. Bagaimana kalau tidak siap menghadapi ujian atau medan yang berat?
Tentu akan berguguran. Setidaknya ada beberapa hal yang perlu di siapkan menghadapi medan berat,
yaitu : Mental, Fisik, Bekal.
Jika kita tarik menjadi sebuah perjalanan jamaah atau organisasi, kita yang tergabung di dalamnya
mestilah paham apa yang sangat mungkin menghadang kita di tengah jalan nanti. Memahami untuk
menghadapi, bukan melarikan diri..! Dari situ kita belajar menjadi seorang yang mau menghadapi
resiko, bukan malah lari tunggang langgang ketika cobaan datang. Bukan malah mengeluh yang
memuakkan ketika rintangan baru say hello sebentar. Di sinilah pembuktian bahwa kita ini bukan
pengecut.
Selanjutnya, Dora bahkan bisa merumuskan bekal apa yang harus dia bawa untuk menghadapi
rintangan yang akan dia hadapi. Senterkah, talikah, selendangkah, dan lain-lain sesuai apa yang akan
Dora hadapi. Untuk apa? Tentu untuk kelancaran perjalanannya. Bayangkan ketika medan menuntut
Dora untuk menyalakan senter karena cahaya mentari tak mampu menembus hutan, dan Dora tidak
membawa senter, akankah episode Dora gagal itu tampil..? Saya rasa, saya belum pernah melihat
episode Dora mengalami kegagalan (kecuali akan bersambung). Menarik bukan? Secara tersirat, Dora
mengajarkan kita untuk selalu menyiapkan bekal dalam perjalanan hidup!
Begitu pula perjalanan sebuah jamaah. Pejuangnya mesti menyiapkan bekal sebaik mungkin dan
serelevan mungkin dengan apa yang akan jamaah itu hadapi. Kita mesti menyiapkan bekal sebaik
mungkin untuk menghadapi rintangan yang akan menantang kita. Demi kelancaran perjalanan hidup
kita, demi kelancaran perjalanan jamaah. Ini penting, karena seorang musafir yang kehabisan bekal
akan sangat merasa tersiksa. Nggak percaya? Silakan coba bepergian dengan bekal seadanya, lalu
keliling dunia. Saat mencapai titik kehabisan bekal, di situlah timbul kemungkinan muncul rasa
‘menyesal’ telah melakukan perjalanan. Dan itu berbahaya. Terlebih ketika kita merasa menyesal telah
di lahirkan ke dunia. Naudzubillah min dzalik.
Selanjutnya, Dora akan melakukan perjalanan. Dan di temani oleh temannya yang seekor monyet,
Boots. Teman setia yang selalu membantu Dora. Kalau kita perhatikan, kita tidak pernah melihat Dora
dan Boots kehilangan senyum sepanjang perjalanan. Kita tidak pernah melihat Boots menyalahkan
Dora, begitu pula sebaliknya. Saling percaya, itu juga menjadi hal penting dalam persahabatan dalam
sebuah perjalanan panjang. Kebahagiaan, menjadi syarat sesulit apapun perjalanan akan terasa mudah,
terlebih bersama sahabat perjuangan.
Selain rintangan dari medan, rupanya Dora juga memiliki musuh yang selalu berusaha mencuri dan
mengganggu perjalanan, Sweeper. Selalu ada masa di mana Sweeper muncul lalu mengganggu.
Menarik. Ini persis dengan perjalanan hidup. Setan juga seperti itu bukan. Selalu mengintai, menanti
waktu yang tepat untuk muncul. Maka, kesiapan pribadi kita mestilah mampu menghadapi godaan
setan yang terkutuk. Sehalus apapun tipu daya setan, kita di tuntut untuk mampu membedakannya. Ini
penting. Karena begitu banyak pejuang kebaikan akhirnya tergelincir jatuh ke kubangan dosa karena
bisikan halus setan, terlebih di saat tujuan hampir tercapai. Bukankah Sweeper muncul di saat Dora
tinggal beberapa langkah lagi mencapai tempat tujuan?
Maka bagi kehidupan kita, bagi sebuah jamaah, Tujuan adalah kebutuhan penting yang utama.
Kemudian, merumuskan medan, mempersiapkan mental, fisik dan bekal. Lalu berbahagia sepanjang
jalan, dan mencari teman agar tak sendiri berjuang. Setidaknya, itu yang Dora ajarkan kepada
penikmatnya, anak-anak. Setidaknya, itu yang dapat kita ambil dari Dora the Explorer.
Wallahu ‘alam….

Senin, 19 Maret 2012

Berobat dg obat LANGIT

Judul ini saya ambilkan dari judul sebuah buku yang sangat
baik yang saya temukan di Islamic Book Fair kemarin.
Bahasanya agak lucu karena memang ditulis dalam bahasa
melayu oleh ulama negeri jiran yang juga Mufti Kerajaan
Negara Brunei Darussalam. Nama lengkap beliau adalah
Pehin Datu Sri Maharaja Dato Paduka Seri Setia DR. Ustaz
Haji Awang Abdul Aziz Bin Juned. Buku ini menjadi
semacam panduan bagi rakyat Brunei, untuk bisa berobat
dengan Al-Qur’an melalui cara yang benar – disamping
ikhtiar dengan obat-obat yang sifatnya bendawi.
Berubat dengan Al-Qur’an – yang oleh penulis tersebut
disebut sebagai ‘Perubatan Langit’ lebih diutamakan
dibandingkan dengan berobat dengan benda yang dia
sebut ‘Perubatan Bumi’.
Mengapa demikian ?, antara lain karena di dalam Al-
Qur’an kata benda yang bermakna penyembuhan (syifa’)
disebut 4 kali tetapi hanya 1 yang terkait dengan benda
fisik (QS 16 : 69), yang 3 kali tidak terkait fisik (QS 10:57;
17:82 ; 41:44). Dua lagi kata kerja (yasfi) disebut di QS
26 :80 dan QS 9 :14 juga tidak terkait dengan fisik.
Tiga kata benda yang tidak terkait fisik dan dua kata kerja
tersebut – totalnya lima kata; semuanya terkait khusus
dengan orang-orang yang beriman. Yang terkait dengan
manusia pada umumnya ya hanya satu yang berupa benda
fisik tersebut (QS 16:69).
Dengan perbandingan ini bisa dipahami bahwa kalau Allah
menurunkan obat untuk manusia di bumi berupa
‘Perubatan Bumi’ – maka dia bersifat umum untuk seluruh
manusia. Madu misalnya baik untuk orang yang beriman
maupun orang yang tidak beriman. Habatus sauda (Nigella
sativa L, Jinten Hitam) bisa menyembuhkan orang yang
beriman maupun yang tidak beriman – oleh karenanyalah
Jintan Hitam (Black Cumin) bahkan sudah dipatenkan di
Amerika sebagai obat diabetis, kanker dlsb.
Tetapi seluruh pengobatan dengan fisik tersebut, menurut
Dokter peneliti jepang Dr. Shigeo Heruyama diakui
memang hanya bisa menyembuhkan 20 % dari penyakit
yang ada di dunia. Ini tidak mengherankan karena memang
mayoritas penyakit penyembuhannya tidak terkait dengan
fisik , tetapi lebih banyak terkait dengan yang sifatnya non
fisik.
Lantas siapa yang diberi ‘Perubatan Langit’ ini ?, ya siapa
lagi kalau bukan yang disebutkan di 5 ayat tersebut diatas
yaitu orang-orang yang beriman. Dengan apa perubatan
langit ini turun ?, ya dengan Al-Qur’an dan contoh-contoh
langsung yang diberikan oleh baginda Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam.
Ada ungkapan yang berulang di buku Datu ini yang saya
juga temukan di kitab Ath-Thibbun Nabawi karya Ibnu
Qayyim Al Jauziyah. Ungkapan tersebut berbunyi “…orang
yang tidak dapat disembuhkan dengan Al-Qur’an;maka
Allah tidak akan menyembuhkannya. Orang yang tidak
dicukupkan dengan Al-Qur’an , maka Allah tidak akan
mencukupkannya .”
Pernyataan tersebut diambil oleh Ibnu Qayyim dari ayat Al-
Qur’an “ Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya
Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an)
sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya
dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan
pelajaran bagi orang-orang yang beriman. ” (QS 29 :51).
Dengan ketersediaan obat yang lima kali lebih banyak dari
orang lain, mengapa negeri-negeri Islam saat ini masih
terus mengimpor obat justru dari negeri-negeri non-
muslim ?. Disitulah masalahnya, bahwa bisa jadi kita
memang baru ber-Islam – tetapi belum beriman.
Sedangkan yang dijanjikan perubatan yang lima kali lebih
banyak tersebut adalah orang-orang yang beriman, bukan
orang-orang yang baru ber- Islam.
Dimana bedanya ?. Bedanya dijelaskan pula di Al-Qur’an
melalui dua ayat berikut :
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah
beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum
beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena
iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat
kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi
sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang".”
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka
itulah orang-orang yang benar .” (QS 49 : 14-15)
Jadi kalau kita ingin bisa meng-akses biaya kesehatan yang
dijamin ampuh lagi murah, jalannya hanya satu yaitu
menjadi orang yang benar-benar beriman !. InsyaAllah.
gd. muhaimin iqb

Cerita dg huruf T, J

CERITA J
Jeng Juminten janda judes, jelek
jerawatan, jari jempolnya jorok.
Jeng juminten jajal jualan jamu jarak
jauh Jogya-Jakarta.
Jamu jagoannya: jamu jahe.
"Jamu-jamuuu..., jamu jahe-jamu
jaheee...!" Juminten jerit-jerit jajakan
jamunya, jelajahi jalanan.
Jariknya jatuh, Juminten jatuh
jumpalitan.
Jeng Juminten jerit-jerit: "Jarikku
jatuh, jarikku jatuh..."
Juminten jengkel, jualan jamunya
jungkir-jungkiran, jadi jemu juga.
Juminten jumpa Jack, jejaka Jawa
jomblo, juragan jengkol, jantan,
juara judo.
Jantungnya Jeng Juminten janda
judes jadi jedag-jedug. Juminten
janji jera jualan jamu, jadi julietnya
Jack.
Johny justru jadi jelous Juminten
jadi juliet-nya Jack.
Johny juga jejaka jomblo, jalang,
juga jangkung.
Julukannya, Johny Jago Joget.
"Jieehhh, Jack jejaka Jawa, Jum?"
joke-nya Johny.
Jakunnya jadi jungkat-jungkit
jelalatan jenguk Juminten.
"Jangan jealous, John..." jawab
Juminten.
Jumat, Johny jambret, jagoannya
jembatan Joglo jarinya jawil-jawil
jerawatnya Juminten.
Juminten jerit-jerit: "Jack, Jack, Johny
jahil, jawil-jawil!!!"
Jack jumping-in jalan, jembatan
juga jemuran.
Jack jegal Johny, Jebreeet...,
Jack jotos Johny.
Jidatnya Johny jenong, jadi jontor
juga jendol... jeleekk.
"John, jangan jahilin Juminten...!"
jerit Jack...
Jantungnya Johny jedot-jedotan,
"Janji, Jack, janji... Johnny jera..."
jawab Johny.
Jack jadikan Johny join jualan
jajakan jejer Juminten.
Jhony jadi jongosnya Jack-Juminten,
jagain jongko,
jualan jus jengkol jajanan jurumudi
jurusan Jogja-Jombang,
julukannya Jus Jengkol Johny "jolly-
jolly jumper."
Jumpalagi, jek........!!!

CERITA S

Saya Sampaikan Secara Sukarela dan Sukacita :
“Salam Sukses Selalu, Semoga Sama-Sama Senantiasa
Senang. Serta Selamat, Sentosa, Sehat, Semangat,
Sejahtera, Sakinah, Siap-Sedia Sokong Siapa Saja
(Selain Suap), Saling Setia, Seiya Sekata, Sabar, Suci,
Spesial, Simpatik, Sukarela, Sopan-Santun, Suka
Sumbang Saudara-Saudari, Sederhana, Sahaja,
Susah-Sedih Senantiasa Selalu Sama-Sama
(Sedangkan Senang Suka Sendiri-Sendiri), Sekali-
Sekali Sempat Suka Senyum-Senyum Sendiri Sana-
Sini... Sebagainya… Sebagainya… Seterusnya Sampai
Selamanya."
Sekian Sumpah-Serapah Singkat Saya Sampaikan
Sekalian Semua Secara Sempurna, Semesta,
Seutuhnya, Sekaligus, Serempak, Serta Sesingkat-
Singkatnya (Sepertinya Sih).
Simaklah Sebuah Syair Sahabat Saya (Si Superman,
Sang Selebritis Sinting, Suka Sekali Sikut-Sana-Sikut-
Sini, Seperti Seorang Siluman Setan Saja Sifatnya):
“Suer… Saya Sungguh-Sungguh Sangat Serius Sekali
Saat-Saat Sekarang, Seperti Saat-Saat Saya Selagi
Statusnya Sedang-Sedang Saja”.
Serta Simaklah Salah-Satu Semboyan Spiritual Super-
Spektakuler Saya (Saya Sudah Simpan Sejak Saya
Sedang Sibuk-Sana-Sibuk-Sini Serta Stres Sendirian
Saja): “Syukurilah Semuanya Serta Sedekahlah,
Sebelum Saat Semuanya Sirna Serta Sia-Sia”.
Selesai Sesudah-Sudahnya! Sekian Serta Salam
Senang Susah Semuanya ...


CERITA T
"Tukang tempe tertantang tukang tahu"
Takkala temperatur terik terbakar terus, tukang
tempe tetap tabah,
"Tempe-tempe", teriaknya. Ternyata teriakan
tukang tempe tadi terdengar
tukang tahu, terpaksa teriakannya tambah tinggi,
"Tahu-tahu-tahu!"
"Tempenya terbaik, tempenya terenak, tempenya
terkenal!!", timpal
tukang tempe. Tukang tahu tidak
terima,"Tempenya tengik, tempenya
tawar,tempenya terjelek!"
Tukang tempe tertegun, terhenyak, "Teplakkk...!"
tamparannya tepat
terkena tukang tahu. Tapi tukang tahu tidak
terkalahkan, tendangannya
tepat terkena tulang tungkai tukang tempe.
Tukang tempe terjengkang tumbang! Tapi terus
tegak, tatapannya
terhunus tajam terhadap tukang tahu. Tetapi,
tukang tahu tidak
terpengaruh tatapan tajam tukang tempe
tersebut, "Tidak takut!!!"
tantang tukang tahu.
Tidak ternyana tangan tukang tempe terkepal,
tinjunya terarah, terus
tonjokkannya tepat terkena tukang tahu, tak
terelakkan! Tuju
tempat terkena tinjunya, tonjokan terakhir tepat
terkena telak.
Tukang tahu terjerembab. "Tolong... tolong...
tolong...!", teriaknya
terdengar tinggi. Tetapi tanpa tunda tempo,
tukang tempe teruskan
teriakannya, "Tempe... tempe.... tempe...!

berbeda krn iman

Ada anggota kelompok yang tidak setuju dengan ide ini, dia
berkata “Bagaimana pak tani akan mau memberi makan
kita seperti bebek yang banyak itu ?, bentuk tubuh kita
berbeda, ukuran tubuh kita juga berbeda ? ” Bebek yang
punya ide berusaha meyakinkan : “asal kita berjalan
mengikuti cara bebek-bebek itu berjalan, kita sudah akan
seperti mereka ! ”.
Karena lebih banyak yang setuju dengan usul ini. Maka
sekelompok kecil angsa liar ini akhirnya bergabung dengan
rombongan bebek pak tani, belajar berjalan seperti bebek
(angsa liar jarang berjalan, mereka lebih sering terbang),
dan pak tani-pun memberi mereka makan sama dengan
bebek-bebeknya.
Dengan terpaksa angsa liar yang tidak setuju-pun akhirnya
mengikuti rombongan bebek-bebek ini, dan berusaha
berjalan seperti bebek. Tetapi hati kecilnya terus berontak,
bahwa dia bukan bebek – dan sesungguhnya memalukan
untuk memaksakan diri berjalan seperti bebek hanya untuk
diberi makan oleh pak tani. Angsa liar punya kebiasaan
sendiri terbang kesana kemari mencari makanannya
sendiri.
Angsa liar yang hatinya tetap angsa ini-pun terus gelisah
dan menunggu-nunggu kesempatan untuk terbang kembali
bergabung dengan rombongan angsa berikutnya, begitu
datang kesempatan – maka terbanglah dia bergabung
dengan bangsa aslinya – yaitu bangsa angsa liar.
Tidak demikian halnya rombongan dia yang lain, mereka
sudah merasa nyaman menjadi bebek yang setiap hari
diberi makan oleh pak tani tanpa harus cape-cape
mencarinya sendiri – hanya ada yang mereka tidak tahu,
yaitu pak tani ini setiap saat siap menyembelih bebek-
bebeknya !
Begitulah sejatinya umat ini, kita ditakdirkan berbeda
dengan umat lain. Bukan karena kesombongan kita, tetapi
Allah yang memberitahu bahwa kita berbeda: “ Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS 3 :
139).
Jadi yang membedakan kita dengan bangsa lain di dunia
bukanlah karena ilmu dan teknologi kita, bukan kekuatan
ekonomi kita, bukan kekuatan angkatan perang kita – tetapi
adalah kekuatan keimanan kita. Kekuatan iman ini yang
akan menuntun kita pada kekuatan-kekuatan lainnya.
Kekuatan iman inilah yang harus kita bangun, agar kita
kembali menjadi ‘angsa liar’ yang bisa menemukan jati
dirinya sendiri.
Kekuatan iman-pula yang insyaallah akan menyelamatkan
kita dari ‘lubang biawak’ karena kita tidak akan mengikuti
rombongan ‘bebek pak tani’ yang sedang menuju lubang
biawak : “ Sedikit-demi sedikit kalian akan mengikuti
sunnah-sunnah umat terdahulu. Sampai-sampai, andaikata
mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kalian juga ikut
mereka memasukinya.” Ada yang bertanya , “ Wahai
Rasululah, apakah mereka yang dimaksud adalah Nasrani
dan Yahudi ?” Beliau menjawab, “Lalu siapa lagi ?” HR.
Bukhari Muslim
Lantas bagaimana cara kita agar tetap bisa menjadi jati diri
kita ‘angsa liar’ dan bukan ‘bebek pak tani’ – di era
demokrasi dimana yang banyaklah yang dianggap benar ?,
jawabannya adalah kita harus berani untuk tetap
berbeda !.
Setidaknya ada tiga hal yang akan bisa menjaga kita tetap
berbeda :
Pertama adalah karakter kita, kita hanya bisa menjaga
tetap berbeda dengan mereka bila kita berhasil
membangun karakter Iman pada diri kita . Karena hanya
dengan karakter Iman inilah kita dijadikan orang-orang
yang paling tinggi derajatnya di QS 3 : 139 tersebut diatas.
Kedua adalah sumber daya yang menjadi rujukan kita,
bukan hukum-hukum dan resolusi yang dibuat oleh
manusia, tetapi adalah Al-Qur’an dan Al-hadits yaitu dua
hal yang telah dijanjikan untuk menjadi pegangan kita yang
akan menjaga agar kita tidak tersesat selamanya – agar jati
diri kita tetap terjaga sebagai orang-orang yang beriman.
Ketiga adalah aktivitas kita, apakah kita ikut-ikutan dengan
hiruk pikuknya dunia mereka – atau kita fokus pada
memberi makna kehidupan kita sebagaimana petunjukNya,
yaitu hanya untuk beribadah kepadaNya. “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku ” (QS 51 :56). Jadi apapun yang kita
lakukan, apakah sedang beraktifitas di bidang politik,
ekonomi, kesehatan, militer, pertanian – semuanya harus
dilandasi bahwa kita sedang beribadah kepadaNya.
Dengan menjaga diri kita tetap berbeda dari ‘rombongan
bebek pak tani’, bila tiba waktunya ‘rombongan angsa liar’
terbang melintas di atas kita – Insyaallah kita akan tetap
mampu terbang dan segera bergabung dengan mereka.
Amin !.

Sabtu, 17 Maret 2012

Cinta seorang suami. . .

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan
dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami.
Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar
menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena
paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku
sendiri.
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah
menunjukkan sikap benciku. Meskipun
membencinya, setiap hari aku melayaninya
sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan
semuanya karena aku tak punya pegangan lain.
Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya
tapi aku tak punya kemampuan finansial dan
dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat
menyayangi suamiku karena menurut mereka,
suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri
satu-satunya mereka.
Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat
manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku
juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah
benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri.
Aku selalu bergantung padanya karena aku
menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa
yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan
hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku
bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun
yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah,
aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka
handuknya yang basah yang diletakkan di tempat
tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa
mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas
lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku
meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Aku marah kalau ia menggantung bajunya di
kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai
pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku
marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali
ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-
temanku.
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak.
Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus
anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB
dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan
keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku
lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia
membiarkannya. Akupun hamil dan baru
menyadarinya setelah lebih dari empat bulan,
dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan
semakin bertambah ketika aku mengandung
sepasang anak kembar dan harus mengalami
kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan
tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan
patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku
mengancam akan meninggalkannya bersama kedua
anak kami.
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang
tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi
sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan
anak-anak sudah menungguku di meja makan.
Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi
dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia
mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang
tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan
tanpa mempedulikan kata-katanya yang
mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu
aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu.
Yaah, karena merasa terjebak dengan perkimpoianku,
aku juga membenci kedua orangtuaku.
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium
pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia
juga memelukku sehingga anak-anak menggoda
ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan
melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut
tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium
hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan
berat untuk pergi.
Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke
salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku.
Aku tiba di salon langgananku beberapa jam
kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku
sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol
dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan
kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan
salon, namun betapa terkejutnya aku ketika
menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah.
Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku
tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha
mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku
tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan
bertanya.
“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan
dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari
dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu,
kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.”
Katanya menjelaskan dengan lembut.
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar.
Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara.
Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi
dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya
dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil
dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang
ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku
menutup telepon kembali. Aku menyebut nama
salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku
kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan
kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang
membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang
sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi
dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau
aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku
juga ikut mendengarku ketinggalan dompet
membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap
mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi
jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai
menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban
meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal
biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah
diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan
marah.
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba.
Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar
suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam
beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu
memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu
istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu
segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia
memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan
dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit
kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya
menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku
berjongkok dengan bingung. Tanganku
menggenggam erat handphone yang kupegang dan
beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap
bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat
seputih kertas.
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah
sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh
keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya
diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan
ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan
apa karena selama ini dialah yang melakukan
segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah
menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang
adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan
menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia
pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan
stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai
mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk
menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya
yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun
keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan
ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul
memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka
sama sekali tak mampu membuatku menangis.
Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di
hadapannya, aku termangu menatap wajah itu.
Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap
wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati
wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat
itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah
ia berikan padaku selama sepuluh tahun
kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya
yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama
kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi
senyum hangat. Airmata merebak dimataku,
mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha
mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan
terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua
bagian wajahnya agar kenangan manis tentang
suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya
berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua
pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur
prosesi pemakaman tidak mampu membuatku
berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi
dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat
padanya terakhir kali kami berbicara.
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan
kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur
makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang
kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang
harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan
setelah melahirkan. Ia tak pernah absen
mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang
menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak
pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak
pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia
sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga
tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant
dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena
aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant
karena aku hampir tak pernah memasak untuknya.
Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku
sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum
ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya
kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari
karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak
pernah mau menanggapi permintaannya untuk
pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau
jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi.
Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang
bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak
tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur
besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi
rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku
dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu
mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya
bukanlah kebebasan seperti yang selama ini
kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam
keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal
kepergiannya, aku duduk termangu memandangi
piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku
membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah
saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang
mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk
saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa
dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok
menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang
datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali
aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah,
membuat teman kerjanya kebingungan menjawab
teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar
tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan
sosoknya di sebelahku.
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara
dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering
terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu
aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur
kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa
kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia
melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di
laptopku tanpa me-log out, sekarang aku
memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya
berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana.
Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa
alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di
sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus.
Remote televisi yang biasa disembunyikannya,
sekarang dengan mudah kutemukan meski aku
berharap bisa mengganti kehilangannya dengan
kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan
karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku
dan aku sudah terkena panah cintanya.
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah
karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah
tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di
sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu.
Aku marah karena tak bisa menghentikan semua
penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang
membujukku agar tenang, tak ada lagi yang
mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan
dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta
maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-
nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta
ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik
pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang
mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit.
Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu
banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-
anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain,
hampir tak pernah menunjukkan batang hidung
mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga
mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan.
Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi.
Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku
tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan
suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku
tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah
rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai
untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu
hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya
bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta
kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam
tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke
rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah
sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah
tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena
aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku
tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku
takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan
kompensasi bonusnya takkan cukup untuk
menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku
hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali.
Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian.
Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia
membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris
memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami
bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku
dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat
tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata
apapun adalah isi suratnya untukku.
Istriku Liliana tersayang,
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu,
sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung
jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku
tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi.
Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena
mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang
pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang
selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan
kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah
menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan
kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku
pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku
berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk
membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang
terbaik untuk mereka, ya sayang.
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan
banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang
percuma selama ini. Aku memberi kebebasan
padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak
sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku
menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu
jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena
ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik
seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah
Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan
selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan
disana melihatnya. Oke, Buddy!
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun
dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas
suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku
memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito
dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku
membuat beberapa usaha dari hasil deposito
tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil
meskipun dimanajerin oleh orang-orang
kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu
mengetahui betapa besar cintanya pada kami,
sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap
membanjiri kami dengan cinta.
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi.
Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus
sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku.
Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku.
Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu
meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun
meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat
suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga
tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang
pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya,
“Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi
istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci,
gimana ya bu?”
Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang,
cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah
apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan
segalanya. Karena cinta, kau akan belajar
menyenangkan hatinya, akan belajar menerima
kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun
persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama
cinta.”
Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah?
Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah
sampai sekarang?”
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah
suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti
ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah
karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan
kalian berdua.”
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat
menunjukkan cintaku pada suamiku.
Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk
membencinya, tetapi menghabiskan hampir
sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku
bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah
bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Jumat, 16 Maret 2012

Puisi romantis ala IT


Kamu datang disaat aku sedang Shut Down,
Hybernate dan Standby
Saat kubuka Windows kamarku di pagi hari, aku
melihat Screensaver wajahmu di awan.
Wajahmu cantik,
bagaikan di edit dengan Photoshop, Photoscape atau
aplikasi grafis lainnya
Tak pernah mataku buffer memandangmu...
kulitmu Lembut bagaikan kulit Apple
terus menari di Opera dalam pikiranku..
Kamulah My Dreamweaver ku
Kamulah Oracle...
Kamu selalu Online di hatiku saat yang lain offline.
Saat baru Booting ku selalu mendoakanmu
Aku adalah Spyware mu
Aku mencari tahu Favorites dan History mu
Aku melakukkan checkdisk dan diskclean up
untukmu...
Kadang RAM-ku tak cukup kuat memikirkanmu,
kadang kau membuatku hang dan crashed,
Hardware ku selalu panas...
Kau adalah virus firstlove.exe yang menyerang ke
seluruh tubuhku
Avira,AVG, Smadav ataupun antivirus terhebat
sekalpun pun tak bisa me remove mu...
Kadang ku mau Format, bahkan install ulang diriku
agar aku bisa me remove mu dari hardisk ku
karena ku tak bisa uninstall ataupun delete kau.
karena kau sudah di Write-Protected di hatiku...
Dan data datamu sudah aku Back-up di otakku..
Maaf selama ini aku tak bisa directX mengungkapkan
perasaanku padamu
aku tak bisa command prompt diriku..
sebagai gantinya, selama ini aku hanya mengirim
spam saja padamu
atau hanya sinyal lewat wireless..
karena jadwal maintenance ku.
Aku tak bisa menekan CTRL+alt+Delete...
Karena Task manager has been disabled by
administrator
Tapi kenapa jika kita bertemu aku selalu Not
Responding...
Dengan melihatmu pikiranku langsung Ubuntu...
Padahal bahasa pemrograman kita sama,
Bahasa Java...
Tolong jangan Close this Program
Karena if you close this program you might lose
information
Aku mohon Wait until this Program Responding.
Allow access this Program
Atau Turn off Firewall mu.
Hatiku ini Open Sources...
Aku ingin Upload hatiku untukmu dan Download
hatimu untukku
Aku yakin suatu saat nanti kita akan menjadi suatu
Embedded System..
Dan kita bisa Plug and Play...
Aku berjanji tak akan mempartisi Disk ku untuk yang
lain.
Aku ingin diriku ini kau Bookmark
Dan kau jadikan My Favorites...
Di Server ini....

lelucon konstlet!

Kalo ad sumur di ladang,,boleh kita
menumpang mandi | Kl emang ga punya
ladang,,mending lu ga usah mandi \

Din nin duit bli cocacola 1 bwt mak,
1 bwt bpk, 1 bwt kakak, 1 bwt km..brp smua? | 3
mak | Plokk!! Bego | ya 3 mak, udin kn maunya
fanta..

Din, knp lu? | jatoh dr motor mak |
lututnya ga papa kan? | kok nanyanya lutut mak? |
Otak lu kan di lutut... | -,,-

Aa udh sholat jumat? | udh.. | brrti
hatinya udh tenang dong? | udh..emg knp neng? |
kita putus yah... | *jlebbb*

Ada bulu d atas buku.... | cebelum
bu2...tiyum duyuuuu... *Mihihihihi* (˘ з ˘)

Bu guru: Din, knp km sering dtg
terlambat? | Udin: Yang penting Cinta udin k Ibu ga
bakal telat kok... \(´▽`)/ | (¬.¬)ƪ_(˘_˘')

Nek uang kita uda abis bwt byr
tagihan air | knp g listrik dulu Din ? | ya nenek
pikir aja msa kita cebok pke setrum? | -___-

Neng tau ga beda Harimau ma
kamu? | Nggak.. | Kalo Harimau ada d Hutan,, Kl
neng ad d hati aku... *Ngeaaa* *kecup tembok*

Kek, 5x5 brapa? | Emg knp nek? |
Jwb dulu | 5x5 ya 30 lah...knp? | Ga..nenek kira
kakek udah lupa... *

Neng kok suka boong sih? | gak
pernah Aa.. | Neng Bidadari kan? | bukan.. | tuh
kan boong lagi.. *Ngeaa*

Din,knp nangis lu? | temen dskolah
lemparin udin bunga mak | sm bunga aj nangis! |
tp lempar dgn pot2nya mak T__T

Neng.. | apa? | nenen.. | yuk.. |
emg blh? | blh dong, tuh sama kuda nil d blakang
rumah | *pingsan* *mimpi nenen kuda nil*
*mati*

Kalo ad sumur di ladang,,boleh kita
menumpang mandi | Kl emang ga punya
ladang,,mending lu ga usah mandi \(´▽`)/

soal BIOLOGI ada jawaban, soal
FISIKA ada teori rumusan, MATEMATIKA ada rumus
pemecahan, KAMU masih belum ADA JAWABAN |

Rabu, 14 Maret 2012

i love you, mom!


ini adalah kisah nyata Pengorbanan Ibu selama Gempa
Jepang.

Setelah Gempa telah mereda, ketika para penyelamat
mencapai reruntuhan rumah seorang wanita muda,
mereka melihat mayat-nya melalui celah-celah. Tapi
wanita tersebut berpose begitu aneh, dia berlutut
seperti seseorang yang menyembah; tubuhnya condong
ke depan, dan dua tangan yang mendukung oleh suatu
benda. Rumah roboh telah menimpa punggung dan
kepalanya.

Dengan begitu banyak kesulitan, pemimpin tim
penyelamat meletakkan tangannya melalui celah
sempit di dinding untuk mencapai tubuh wanita itu.
Dia berharap bahwa wanita ini bisa jadi masih hidup.
Namun, tubuh dingin dan kaku menandakan bahwa
wanita tsb pasti telah meninggal.
Pemimpin tim dan seluruh anggota tim lalu
meninggalkan rumah ini dan akan mencari gedung
yang runtuh berikutnya. Namun karena alasan tertentu,
pemimpin tim terdorong untuk kembali ke rumah
hancur dari wanita tadi. Pemimpin tim ini lalu berlutut
lagi dan menggunakan kepalanya melalui celah-celah
sempit untuk mencari sedikit ruang di bawah mayat
wanita tersebut. Tiba-tiba, ia berteriak dengan gembira,
"Anak kecil! Ada anak kecil!"
Lalu seluruh tim bekerja bersama-sama, dengan hati-
hati mereka menyingkirkan tumpukan benda hancur di
sekitar wanita yang sudah meninggal. Ada seorang anak
kecil berusia 3 bulan terbungkus selimut bunga-bunga
di bawah mayat ibunya. Jelas, wanita itu telah
membuat pengorbanan untuk menyelamatkan anaknya.
Ketika rumahnya jatuh, ia menggunakan tubuhnya
untuk membuat penutup untuk melindungi anaknya.
Anak itu masih tidur pulas ketika pemimpin tim
mengangkatnya.

Para dokter datang cepat untuk mengevakuasi anak
kecil itu. Setelah ia membuka selimut, ia melihat
sebuah ponsel di dalam selimut. Ada pesan teks pada
layar. Dikatakan, "Jika kamu dapat bertahan hidup,
kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu." Ponsel ini
berkeliling dari satu tangan ke tangan yang lain pada
tim itu. Setiap tubuh yang membaca pesan tersebut
menangis. "Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu
harus ingat bahwa aku mencintaimu." Itu artinya cinta
ibu untuk anaknya!

Senin, 12 Maret 2012


Anda pernah mendengar ungkapan Man Jadda Wa Jada?
Namun sudahkah Anda mengaplikasikan prinsip ini? Banyak
sudah tahu namun masih sedikit yang
mengaplikasikannya.
Banyak contoh yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
banyak orang yang tidak menerapkan prinsip ini. Mereka
cepat menyerah, berhenti berusaha, dan menyerah
pada nasib.
Ciri utamanya ialah suka mengatakan “saya tidak bisa”.
Definisi Man Jadda Wa Jada
OK, bagi yang tahu artinya, man jadda wa jada berarti
barangsiapa bersungguh-sungguh pasti dapat. Setahu
saya, ini bukan hadist, meski menggunakan bahasa Arab.
Mungkin sejenis pepatah Arab tetapi mengandung makna
yang dalam.
Kata kunci dalam pepatah ini ialah jadda atau bersungguh-
sungguh. Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan
pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.
Mengukur Man Jadda Wa Jada Pada Diri Anda
Silahkan Anda periksa pertanyaan berikut dan jawablah
dalam hati Anda. Silahkan Anda ukur diri Anda tanpa dalih
tanpa alasan (jika bersungguh-sungguh ingin maju).
Sudahkah Anda bersungguh-sungguh melihat peluang .
Coba lihat catatan Anda, sudah seberapa banyak potensi
peluang yang Anda catat?
Seberapa dalam Anda meneliti sebuah ide bisnis ?
Seberapa banyak ide-ide mengoperasikan bisnis yang
sudah Anda coba?
Seberapa banyak ide-ide pemasaran yang sudah Anda
lakukan?
Sudah berapa kali Anda gagal dan bangkit lagi mencoba?
Seberapa keras Anda mencari solusi masalah Anda?
Berapa banyak kontak yang sudah Anda kumpulkan untuk
mendukung bisnis Anda?
dan sebagainya.
Man Jadda Wa Jada Belum Membumi Jika Masih
Berdalih
“Tapi saya…”. Yah… jika Anda masih suka mengatakan “tapi”
sebagai dalih tidak berusaha, artinya Anda belum
bersungguh-sungguh. Mungkin dalih Anda benar, tetapi
tetap saja Anda tidak meraih apa yang Anda inginkan .
Jika Anda memang bersungguh-sungguh, akan selalu ada
jalan untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Akan selalu
ada jalan untuk menyelesaikan masalah Anda. Potensi
pikiran, hati, dan tubuh Anda sudah cukup untuk mengatasi
masalah Anda. Sebesar apa pun masalah Anda. Begitu juga
potensi Anda cukup untuk meraih pencapaian tertinggi yang
bisa dicapai manusia. Semua orang memiliki potensi yang
sama, yang berbeda ialah sejauh mana kita menggunakan
potensi tersebut. Sejauh mana kita membumikan man
jadda wa jada dalam hidup Anda.
Cara Membumikan Man Jadda Wa Jada
Langkah selanjutnya ialah kita harus membumikan Man
Jadda Wa Jada , bukan hanya pepatah penghias dinding,
tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan kita.
1. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan
mengalahkan rasa malas yang menghambat Anda untuk
bertindak.
2. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mencari
cara mengatasi rintangan dan halangan yang ada di depan
Anda.
3. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan berusaha
melengkapi apa yang menjadi kekurangan Anda untuk
meraih tujuan besar Anda.
4. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan belajar jika
Anda belum bisa melakukan sesuatu yang diperlukan untuk
meraih sukses .
5. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan
mudah berhenti, terus berpikir kreatif, mencoba dan
mencoba sampai Anda menemukan jalan yang tepat.
6. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan kalah
dengan alasan, justru akan berusaha mengatasi alasan
tersebut.
Silahkan ukur diri Anda, sejauh mana Anda membumikan
man jadda wa jada dalam kehidupan Anda.

Cara Meraih Pencapaian Luar Biasa
Pikiran positif sangat penting, sebab semua berawal dari
pikiran Anda. Anda adalah apa yang Anda pikirkan. Mungkin
Anda pernah mendengar apa yang disebut dengan kejaiban
berpikir positif, yang katanya “jika Anda berpikir bisa, maka
Anda akan bisa”. Tentu saja, sebagai seorang Muslim, kita
menambahkan insya Allah, sebab kita tidak bisa memastikan
secara mutlak. Pencapaian luar biasa akan Anda capai jika
Anda mulai berpikir positif, mulai yakin Anda bisa.
“Jika Anda berpikir bisa, insya Allah Anda akan bisa.”

Anda pernah mendengar ungkapan Man Jadda Wa Jada?
Namun sudahkah Anda mengaplikasikan prinsip ini? Banyak
sudah tahu namun masih sedikit yang
mengaplikasikannya.
Banyak contoh yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
banyak orang yang tidak menerapkan prinsip ini. Mereka
cepat menyerah, berhenti berusaha, dan menyerah
pada nasib.
Ciri utamanya ialah suka mengatakan “saya tidak bisa”.
Definisi Man Jadda Wa Jada
OK, bagi yang tahu artinya, man jadda wa jada berarti
barangsiapa bersungguh-sungguh pasti dapat. Setahu
saya, ini bukan hadist, meski menggunakan bahasa Arab.
Mungkin sejenis pepatah Arab tetapi mengandung makna
yang dalam.
Kata kunci dalam pepatah ini ialah jadda atau bersungguh-
sungguh. Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan
pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.
Mengukur Man Jadda Wa Jada Pada Diri Anda
Silahkan Anda periksa pertanyaan berikut dan jawablah
dalam hati Anda. Silahkan Anda ukur diri Anda tanpa dalih
tanpa alasan (jika bersungguh-sungguh ingin maju).
Sudahkah Anda bersungguh-sungguh melihat peluang .
Coba lihat catatan Anda, sudah seberapa banyak potensi
peluang yang Anda catat?
Seberapa dalam Anda meneliti sebuah ide bisnis ?
Seberapa banyak ide-ide mengoperasikan bisnis yang
sudah Anda coba?
Seberapa banyak ide-ide pemasaran yang sudah Anda
lakukan?
Sudah berapa kali Anda gagal dan bangkit lagi mencoba?
Seberapa keras Anda mencari solusi masalah Anda?
Berapa banyak kontak yang sudah Anda kumpulkan untuk
mendukung bisnis Anda?
dan sebagainya.
Man Jadda Wa Jada Belum Membumi Jika Masih
Berdalih
“Tapi saya…”. Yah… jika Anda masih suka mengatakan “tapi”
sebagai dalih tidak berusaha, artinya Anda belum
bersungguh-sungguh. Mungkin dalih Anda benar, tetapi
tetap saja Anda tidak meraih apa yang Anda inginkan .
Jika Anda memang bersungguh-sungguh, akan selalu ada
jalan untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Akan selalu
ada jalan untuk menyelesaikan masalah Anda. Potensi
pikiran, hati, dan tubuh Anda sudah cukup untuk mengatasi
masalah Anda. Sebesar apa pun masalah Anda. Begitu juga
potensi Anda cukup untuk meraih pencapaian tertinggi yang
bisa dicapai manusia. Semua orang memiliki potensi yang
sama, yang berbeda ialah sejauh mana kita menggunakan
potensi tersebut. Sejauh mana kita membumikan man
jadda wa jada dalam hidup Anda.
Cara Membumikan Man Jadda Wa Jada
Langkah selanjutnya ialah kita harus membumikan Man
Jadda Wa Jada , bukan hanya pepatah penghias dinding,
tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan kita.
1. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan
mengalahkan rasa malas yang menghambat Anda untuk
bertindak.
2. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mencari
cara mengatasi rintangan dan halangan yang ada di depan
Anda.
3. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan berusaha
melengkapi apa yang menjadi kekurangan Anda untuk
meraih tujuan besar Anda.
4. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan belajar jika
Anda belum bisa melakukan sesuatu yang diperlukan untuk
meraih sukses .
5. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan
mudah berhenti, terus berpikir kreatif, mencoba dan
mencoba sampai Anda menemukan jalan yang tepat.
6. Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan kalah
dengan alasan, justru akan berusaha mengatasi alasan
tersebut.
Silahkan ukur diri Anda, sejauh mana Anda membumikan
man jadda wa jada dalam kehidupan Anda.

Cara Meraih Pencapaian Luar Biasa
Pikiran positif sangat penting, sebab semua berawal dari
pikiran Anda. Anda adalah apa yang Anda pikirkan. Mungkin
Anda pernah mendengar apa yang disebut dengan kejaiban
berpikir positif, yang katanya “jika Anda berpikir bisa, maka
Anda akan bisa”. Tentu saja, sebagai seorang Muslim, kita
menambahkan insya Allah, sebab kita tidak bisa memastikan
secara mutlak. Pencapaian luar biasa akan Anda capai jika
Anda mulai berpikir positif, mulai yakin Anda bisa.
“Jika Anda berpikir bisa, insya Allah Anda akan bisa.”

Mengalir spt air: ada yg salah?


Ungkapan mengalir seperti air terdengar begitu
indah, bijak, dan puitis. Maka banyak orang yang
menggunakan ungkapan ini sebagah falsafah
hidupnya. Namun sayangnya, jika kita menyikapinya
atau memahaminya dengan cara yang salah, akan
menjadikan diri kita terpuruk tidak memiliki prestasi
apa-apa.
Tapi, ada orang yang menggunakan prinsip ini dan
dia meraih sukses ?
Ya tentu saja, jika kita memahami prinsip ini dengan
benar, maka Anda bisa sukses dengan menerapkan
prinsip ini dalam kehidupan Anda sehari-hari. Artikel
ini akan membahas, bagaimana pemahaman yang
salah dan benar.
Akan kita awali dengan cara yang salah memahami
ungkapan mengalir seperti air.
Cara Salah Mengalir Seperti Air
Ciri pemahaman salah terhadap ungkapan mengalir
seperti air adalah menjadikan diri Anda menjadi tidak
berdaya. Anda tidak melakukan apa-apa, Anda malas,
tetapi Anda merasa benar dan merasa sudah
mengikuti prinsip ini. Jangan sampai menggunakan
ungkapan ini sebagai alasan kemalasan Anda, tidak
mau kerja keras, tidak berlatih, dan tidak mau
melakukan ikhtiar yang optimal.
Saat Anda melihat orang kerja keras dan berusaha
penuh determinasi, kemudian Anda bekata, saya
mengalir seperti air saja, sambil tersenyum dan
santai. Dia akan mendapatkan sesuatu, sementara
Anda? Ya, Anda akan mendapatkan rasa santai saat
ini.
Mengalir Seperti Air : Menuju Tempat Yang
Rendah
Salah satu sifat air ialah selalu menuju tempat yang
rendah, saat Anda memikirkan ungkapan mengalir
seperti air, jangan sampai bayangan Anda
memikirkan sesuatu rendah. Artinya Anda tidak lagi
berusaha untuk meraih prestasi yang tinggi.
Pencapaian Anda menurun, kinerja Anda menurun,
dan prestasi Anda menurun. Kemudian dalam hati
berkata, biarlah, saya memang memegang prinsip
mengalir seperti air. Apa adanya saja, tidak usah
ngoyo.
Menghindari Stress Untuk Stress Yang lebih Besar
Seperti disinggung diatas, kemungkinan kedua
mengapa orang mengatakan ungkapan ini karena dia
ingin santai, tidak mau kerja keras, dan tidak mau
stress. Masalahnya, jika Anda hanya mencari santai
saat ini, maka siap-siaplah tidak santai di kemudian
hari. Jika Anda menghindari stress sekarang, maka
Anda akan menghadapi stress yang lebih besar nanti.
Jadi harus tress?
Ada dua jenis stress. Yang satu baik dan yang satunya
tidak baik.
Stress yang baik adalah saat Anda stress dalam belajar
dan berusaha serta saat Anda menghadapi masalah
atau halangan mencapai tujuan Anda. Saat sedang
bisnis, Anda akan menghadapi masalah, harus
membayar cicilan, dan pelanggan yang bikin pusing.
Ini bisa membuat Anda stress. Namun, stress ini
adalah stress bagus, sebab akan menghasil sesuatu
yang baik bagi Anda.
Memang, meski pun stress ini bagus, akan membawa
kebaikan, tetapi tidak boleh dipelihara. Anda bisa
mengurangi bahkan menghilangkan stress ini dengan
cara menjalankan aktivitas Anda dengan kesabaran
dan keikhlasan.
Stress yang tidak baik adalah saat Anda stress karena
tidak punya uang. Ada keperluan mendadak,
mendesak, dan penting tetapi Anda tidak punya uang.
Anda hidup dalam kesengsaraan. Semua kebutuhan
tidak terpenuhi. Kemudian Anda stress. Kondisi ini
didapatkan karena Anda menghindari stress saat
berusaha dan berjuang.
Tentu saja, stress kedua ini pun ada obatnya, yaitu
dengan sabar dan ikhlas. Hanya saja ada bedanya,
hasil yang pertama lebih baik dibandingkan yang
kedua. Sama-sama stress, sama-sama bisa diobati,
sama-sama bisa dapat pahala, bedanya yang pertama
lebih memberdayakan Anda.
Jadi, jangan jadikan ungkapan mengalir seperti air
hanya sebagai dalih menghindari stress sekarang
karena bisa mengarahkan Anda ke sress yang lebih
besar nanti.
Membawa Bencana Pada Sekitarnya
Yang ketiga, mengalir seperti air tidak selalu bagus.
Saat Anda mengalir dan tidak terkendali, maka air
bisa membawa bencana kepada sekitar seperti aliran
banjir atau tsunami. Saat Anda santai, tidak berdaya,
dan tidak memberikan kontribusi, bukan hanya Anda
yang menderita, tetapi Anda juga menjadi beban
orang-orang di sekitar Anda, bahkan menjadi beban
negara.
Jika Anda memegang prinsip mengalir seperti air,
maka ubahlah persepsi Anda terhadap ungkapan ini.
Mari kita lihat.
Cara Benar Mengalir Seperti Air
Memiliki Kekuatan Yang Tinggi
OK, sekarang kita bahas filosofi dari mengalir seperti
air. Air memiliki energi yang tinggi, terus bergerak
dan jika pun harus berhenti, dia menampung energi
yang dahsyat yang bisa diubah ke berbagai bentuk
energi seperti energi listrik. Tidak sedikit negara yang
menggunakan pembangkit listrik tenaga air. Untuk
itu, jika Anda memegang prinsip mengalir seperti air,
artinya Anda haru memiliki energi atau motivasi yang
tinggi sehingga terus bergerak.
Jika berhenti, mudah menyerah, atau loyo maka tidak
pantas mengatakan diri mengalir seperti air sebab air
tidak pernah berhenti. Kalau pun berhenti, itu
sementara untuk menampung energi.
Fleksibel dan Mudah Beradaptasi
Yang kedua, air itu memiliki fleksibilitas yang tinggi.
Saat Anda menghadapi masalah bahkan menemukan
jalan buntu, maka Anda harus fleksibel dan
beradaptasi sehingga mampu menemukan jalan
keluar seperti air di sungai. Saat ada batu di depan,
air membelokan diri mencari jalan, dan ini terus
dijalankan mulai dari puncak gunung sampai ke
samudera. Air tidak mudah menyerah, dia akan
mencari jalan terus.
Membawa Kebaikan Pada Sekitarnya
Yang ketiga adalah air yang mengalir dengan cara
terkendali akan memberikan manfaat yang besar. Kita
bisa lihat bahwa sungai menjadi sumber kehidupan di
berbagai wilayah. Air menghasil energi, menyuburkan
tanah, dan membersihkan diri. Itulah air. Jadi,
mengalir seperti air adalah Anda memberikan
manfaat dan membawa kebaikan kepada sesama.
Kesimpulan
Menjadi pribadi yang tangguh, bermotivasi tinggi,
fleksibel, mudah beradaptasi, dan membawa kebaikan
untuk sesama adalah ciri pribadi yang memegang
prinsip mengalir seperti air.
Cara Meraih Pencapaian Luar Biasa
Pikiran positif sangat penting, sebab semua berawal
dari pikiran Anda. Anda adalah apa yang Anda
pikirkan. Mungkin Anda pernah mendengar apa yang
disebut dengan kejaiban berpikir positif, yang katanya
“jika Anda berpikir bisa, maka Anda akan bisa”. Tentu
saja, sebagai seorang Muslim, kita menambahkan
insya Allah, sebab kita tidak bisa memastikan secara
mutlak. Pencapaian luar biasa akan Anda capai jika
Anda mulai berpikir positif, mulai yakin Anda bisa.
“Jika Anda berpikir bisa, insya Allah Anda akan bisa.”

Minggu, 11 Maret 2012

kewajiban berdakwah

Dakwah adlh keniscayaan demi tegaknya
kalimatullah.
1. Dakwah bkn pilihan tapi kewajiban. Wafatnya
Rasul sbg utusan Allah terakhir mewajibkan
ummat stlhnya berdakwah scr estafet.
2. Islam lahir di wilayah/bangsa yg jauh dari
perkembangan peradaban ketika itu, jauh dari
kerakusan bangsa2 besar sktrnya.
3. Stlh wafatnya Rasul, Islam hadir sbg alternatif
peradaban baru bagi kemanusiaan yg lbh
menjanjikan.
4. Dakwah kewajibannya fardhu 'ain bagi muslim/
ah. Karena perintah dakwah di annahl 125
berlaku bagi muslim/ah.
5. Ada pendapat fardhu kifayah. Itu bukan pd
dakwahnya tapi pd pilihan cara & sarana. Dakwah
adlh fardhu 'ain.
6. "Dakwahilah (manusia) ke jln Allah dg bijaksana,
nasehat yg baik, & beradu argumentasilah dg cara
terbaik" (annahl:125)
7. Dakwah harus dg cara bijaksana. Bijaksana bknlah
bijaksini. Artinya kepentingan mad'u (pihak yg
didakwahi wajib diutamakan).
8. Sabda Rasul: "permudah jangan kau persulit,
gembirakan jgn kau bikin lari" jelas, tegas, nyata
bhwa dakwah harus bijaksana.
9. Adlh niscaya muslim itu toleran, siap berdialog,
serasi dan respek dlm pergaulan sehingga
kehadirannya dirindukan siapapun.
10. Betul dan seharusnya bila sesama muslim itu
solid, kompak & slg mmbantu. Sesama muslim
hrs bersaudara & tdk bermusuhan.
11. Mendahulukan sesama muslim dlm segala hal
daripada non-muslim adlh sewajarnya. Khan
namanya juga bersaudara & berkeluarga.
12. Hormat & respect kpd non-muslim karena mereka
sbg manusia yg hidup berdampingan dan sbg
pihak yg didakwahi.
13. Non muslim tdk disyaratkan hrs hormat & respect
terlbh dulu kpd muslim. Muslimlah yg harus
memulainya.
14. Non muslim bukanlah musuh, mereka adlh pihak
yg hrs merasakan rahmat keislaman kaum
muslimin.
15. Musuh kita adlh kezaliman, ketidakadilan baik
sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kesempatan
kerja dan politik.
16. Dakwah tdk mengenal kekerasan, ejekan, makian,
sikap intoleran dan anti dialog, melecehkan dan
merendahkan.
17. Dakwah sangat lekat & tak terpisahkan dari
respek, sabar, mengalah, mengulang2, pantang
menyerah, dan berendurance tinggi.
18. Jihad dlm dakwah adlh pilihan terakhir sbg upaya
mmpertahankan eksistensi kalimatullah agar tegak
& terus bersinar.
19. Definisi jihad adlh mencurahkan seluruh potensi
yg dimiliki u/ tegaknya kalimat Allah.
20. Jihad tdk sll perang, inti jihad adlh
"mmpertahankan" eksistensi Islam sbg rahmatan
lil-'alamin, Islam hrs kuat&terhormat.
21. Bila jihad dimaknai perang, maka tdk melulu
mileristik, medan perangnya harus diperluas ke
sgl bidang kehidupan.
22. Dakwah adlh amal soleh utama yg dijanjikan
pahala luar biasa. Kaidah pahala besar tergantung
kesulitan mengamalkannya.
23. Agar dakwah berhasil maka dia disempurnakan dg
amal jihad. Ini pun indikasi tantangan dakwah
pastilah berat & melelahkan.
24. Bagaimana kita berdakwah? Ya kita teladani
Rasulullah, slama 23 th kenabiannya dia teladan
dlm berdakwah yg benar.

huruf T

Tatkala Temperatur Terik Terbakar Terus,
Tukang Tempe Tetap Tabah, "Tempe-tempe" ,
Teriaknya.
Ternyata Teriakan Tukang Tempe Tadi Terdengar
Tukang Tahu, Terpaksa Teriakannya Tambah Tinggi,
"Tahu...Tahu. ..Tahu... !" "Tempenya Terbaik,
Tempenya Terenak, Tempenya Terkenal!!", Timpal
Tukang Tempe .
Tukang Tahu Tidak Terima,"Tempenya Tengik,
Tempenya Tawar, Tempenya Terjelek.... !" Tukang
Tempe Tertegun, Terhenyak, "Teplakkk... !"
Tamparannya Tepat Terkena Tukang Tahu.
Tapi Tukang Tahu Tidak Terkalahkan, Tendangannya
Tepat Terkena Tulang Tungkai Tukang Tempe .
Tukang Tempe Terjengkang Tumbang! Tapi Terus
Tegak, Tatapannya Terhunus Tajam Terhadap Tukang
Tahu.
Tetapi, Tukang Tahu Tidak Terpengaruh Tatapan
Tajam Tukang Tempe Tersebut, "Tidak Takut!!"
Tantang Tukang Tahu.
Tidak Ternyana Tangan Tukang Tempe Terkepal,
Tinjunya Terarah, Terus Tonjokkannya Tepat Terkena
Tukang Tahu, Tak Terelakkan! Tujuh Tempat Terkena
Tinjunya, Tonjokan Terakhir Tepat Terkena Telak.
Tukang Tahu Terjerembab.
"Tolong.. Tolong.. Tolong..!", Teriaknya Terdengar
Tinggi. Tetapi Tanpa Tunda Tempo, Tukang Tempe
Teruskan Teriakannya, " Tempe .. Tempe ..
Tempe ..!!" Tukang Tahu Tambah Teriak Tararahu..
Tararahu, Tandingin Tararempe.. Tararempe..
Tape Teh...

Sabtu, 10 Maret 2012

kocak bangat

"Lo lagi ngapain Sob?" | Gue Lagi download nih! |
"Download apaan?" | Download Sinyal | "..."

"Mas, ada pembalut bersayap gak?" | ada! harganya
25ribu | "kok mahal bgt mas?" | iya itu sekalian
biaya pasang mbak | "..."

*kena tilang* "mana SIM mu?" | ini pak *ngasih
Hp* | "kok Hp"? | itu di dalam ada SIM terbaru pak,
SIM card namanya | "..."

Aku sayang bgt sama kamu. Kamu mau gak jadi
pacarku? | hah? kamu serius? Iya aku mau kok |
hahaha aku cuma becanda kok | -__-

Afikaa, kamu belajar apa semalem? | aku blajar
matematika, kalo kamu blajar apa jon? | kalo aku
belajar mencintai mu :* | -__-

Eh tau ga temen gua mati mengenaskan gara²
mengkonsumsi susu | hah yg bener? Susu apa tuh?
| Susu istri tetangga | -___-

"Eh, kemaren lo abis nabrak pohon ya?" | iya | "kok
bisa?" | udah gue klakson² ga mau minggir juga tu
pohon | "..."

"Lo ntar lulus SMA mau masuk mana?" | masuk
surga | "hah, serius nih?" | gue senengnya Peterpan,
gak seneng Serius | "..."

"Bapak kamu astronot ya?" | bapak yang mana nih?
Ada 3 soalnya | "....."

*dikelas* Bu, forget artinya apa bu? | "Lupa, nak" |
Oo, kalo udah inget kasih tau ya bu | "......."

*ditilang polisi* Tau salah kamu apa? | "kenapa aku
slalu salah di mata kamu? kmu ga pernah ngertiin
aku" | -__-

Cu | apa nek? | cherrybelle masih butuh member ke
10 gak ya? | ga tau emg napa nek? | nenek mau
daftar | *hening*

Eh, lo bisa gak kalo gak duduk deket tong sampah? |
kenapa emangnya? | gue gak bisa bedain mana lo
mana tong sampah | -____-

Beib, minggu besok jalan yuk | gak bisa | kenapa? |
soalnya pada hari minggu ku turut ayah kekota naik
delman istimewa ku duduk dimuka | -_-

Mau kemana pa? | "biasa ma mau jumatan" | kok
bawa karung segala pa? | "biasa ma sambil cari
sendal" | -___-

Punya apa kamu melamar anak saya? | "cangkul om"
| wah, pasti utk menggali cinta ya | bukan itu utk
menggali kuburan om nanti | -___-

Cu, kakek pengen muda lagi | emg kenapa kek? |
ada hal yg belom kakek lakuin saat muda | apaan
kek? | main twitter cu | -__-

Kalo masuk angin ngobatinnya gmn sih? | dikerik aja
| Udah tpi tetep ga bisa | emg siapa yg sakit? |
Kura-kura gue | -__-

Eh sob shampo ketombe yg bagus apaan sih? | siapa
yg ketombean jon? Elo? | bukan, kumis bapak gue
ketombean | -__-

"Hape lu apa coy?" | merek terkenal ni bro, mahal |
"emang merek apaan?" | Adidas | "....."

*bokap pacar* Ngerokok dari kapan kamu? | "dari
beberapa tahun yang lalu om" | buseeet! panjang
amat itu rokonya? | "......."

Selamat siang pak, mau pesen apa? | ayam goreng
sama nasi | mau ditambah frenchfriesnya pak? | ga
usah, kentang gorengnya aja satu | "....."

Berbuat baik kpd ortu meski telah wafat


REPUBLIKA.CO.ID
Berbuat baik kepada orang tua ( Birrul
Waalidain) menempati posisi yang istimewa
dalam Islam. Perintah untuk berbuat baik
kepada orangtua ditempatkan pada rangking kedua setelah
perintah untuk beribadah kepada Allah SWT. "Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan
sesuatu apa pun. Dan hendaklah kalian berbuat baik kepada
ibu bapak." (QS. An-Nisa [4]: 36).
Sebaliknya, durhaka kepada orang tua ( Uquuqul waalidain)
adalah sebagai dosa besar yang menempati posisi kedua
sesudah dosa syirik. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Dosa-dosa besar itu adalah: Mempersekutukan Allah
(syirik), durhaka kepada kedua orang tua, membunuh
manusia dan sumpah palsu." (HR. Bukhari).
Demikian juga Allah SWT menempatkan perintah berterima
kasih kepada ibu bapak setelah berterima kasih kepada
Allah SWT. "Dan Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada ibu dan bapaknya; ibunya yang telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang semakin
lemah, dan menyusukannya selama dua tahun. Oleh sebab
itu, bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapakmu, hanya
kepadakulah tempat kembali." (QS. Luqman [31];14).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menghubungkan
antara keridhaan dan kemurkaan Allah SWT dengan
keridhaan dan kemurkaan kedua orang tua. Beliau
bersabda: "Keridhaan Allah ada pada keridhaan orang tua.
Dan kemarahan Allah ada pada kemarahan orang tua." (HR.
Tirmidzi).
Begitulah Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan kedudukan
yang sangat istimewa terhadap orangtua sehingga berbuat
baik kepada keduanya merupakan suatu kewajiban dan
kemuliaan. Sedangkan durhaka kepada keduanya adalah
sebuah kemaksiatan dan dosa besar yang sangat hina.
Berbuat baik kepada orang tua merupakan perintah yang
tidak putus karena kewafatannya. Maknanya, meskipun
orang tua sudah wafat, si anak atau ahli waris yang masih
hidup masih diberikan kesempatan untuk berbuat baik
kepada arwah orang tuanya, yaitu dengan cara mengurus
jenazahnya dengan baik (memandikan, mengkafani,
menshalatkan dan menguburkan); melunasi utang-
utangnya; melaksanakan wasiatnya; meneruskan
silaturahim yang dibinanya semasa hidup; memuliakan
sahabat-sahabatnya dan mendoakannya.
Seorang laki-laki dari Bani Salimah datang dan bertanya
kepada baginda SAW. "Ya Rasulullah, adakah sesuatu
kebaikan yang masih dapat aku lakukan terhadap ibu
bapakku yang keduanya sudah meninggal dunia? Rasulullah
menjawab: "Ada, yaitu: Menshalatkan jenazahnya,
memintakan ampun baginya, menunaikan janjinya,
meneruskan silaturrahimnya dan memuliakan
sahabatnya." (HR. Abu Daud). Wallahu al-Musta'an.

Jumat, 09 Maret 2012

4keuntungan tidur tanpa bantal


Ahli medis tertentu percaya bahwa tidur tidak
menggunakan bantal ada pilihan yang terbaik. Tidur
dengan punggung dengan tidak menggunakan bantal
lebih aman dan juga merupakan keuntungan untuk
bayi. Berikut merupakan keuntungan tidur tidak
menggunakan bantal untuk mencerahkan anda :

1. Keuntungan untuk tulang punggung
Tidur tidak menggunakan bantal dianggap metode
yang paling sehat karena memberikan keuntungan
kepada tulang punggung seseorang. Tidur
menggunakan punggung memperbolehkan tulang
punggung untuk sepenuhnya beristirahat dengan
lekukan tubuh yang natural pada tempatnya. Ketika
kita tidur dengan menggunakan bantal yang tebal,
tulang punggung mengalami perubahan lokasi dan
anda mungkin mengalami sakit punggung keesokan
pagi. Jadi, tidur dengan tidak menggunakan bantal
adalah obat terbaik untuk sakit punggung.

2. Mencegah kerut di wajah
Orang yang tidak menggunakan bantal mempunyai
kesempatan yang rendah untuk mendapatkan
kerutan pada wajah dan ciri yang tidak menarik
lainnya. Alasannya adalah, mereka yang tidak
menggunakan bantal tidak menekankan wajahnya
pada bantal yang dapat menyebabkan kerutan-
kerutan pada wajah

3. Kualitas tidur
Apabila anda ingin mendapatkan tidur yang
berkualitas, maka anda disarankan untuk
menyingkirkan bantal anda karena dapat
menghalangi tidur anda. Sebenarnya, kebanyakan
orang tidak menggunakan bantal yang sesuai dan
mereka tidak mendapatkan tidur yang cukup pada
malam hari. Tidur tidak menggunakan bantal dapat
memastikan kualitas tidur yang baik karena tubuh
ada pada level normal dan tidak tinggi seperti
menggunakan bantal.

4. Mencegah sakit leher
Tidur menggunakan bantal adalah sumber utama
dari sakit pundak dan leher. Meskipun masih
disarankan untuk melakukan pemanasan (stretching)
dan menggunakan pemanas, metode yang terbaik
adalah mengangkat sakit yang tidak enak ini lewat
tidur tidak menggunakan bantal.

Selasa, 06 Maret 2012

5 Aib jika tidur pagi. . .


Jangan sampai setelah sholat subuh kita tidur lagi, kecuali alasan yang sangat darurat. seperti sakit berat, malam ada musibah dan sebagainya. karena banyak kejelekan dan Aib yang memalukan jika kita tidur pagi...

1. Kita makhluq manusia, harus lebih hebat dari binatang. lihatlah burung pagi sudah berkicau,terus terbang mencari rizki keluar dalam keadaan perut lapar kemudian kembali sudahkenyang...

2. Merupakan ciri bangsa maju, dan manusia yang ingin maju, dia harus mampu bersaing, curi star, atau minimal tidak ketinggalan star. kita lihat dijalan raya pagi hari orang sudah kebut kebutan untuk mencari rizki, sehingga sangat aib sekali jika kita ingin menang, ingin maju tapi setiap hari kedahuluan orang terus.

3. Sebagai Seorang Muslim dan Mu'min, perintah hidup sehat, jangan buang waktu, jangan jadipemalas, tidur pagi itu lambang pemalas, mewariskan kemiskinan, dan lain lain, kita akantemukan itu dallilnya segudang di Al-Qur'an dan Assunnah. Dalam ajaran Islam yang ada jugaQoylulah, artidnya tidur siang sejenak, untuk merefresh kepenatan.

4. Sebagai seorang Aktifis Pergerakan akan menjadi doble aibnya jika pagi hari masih tidur, berarti bukan aktiifis pergerakan, tetapi aktifis kebekuan, karena harusnya bergerak malah molor. fikiran dan ide-ide cemerlang itu adanya di pagi hari, kekuatan berfikir dan menghafal juga adanya di pagi hari karena tubuh kita masih fresh.

Seorang Aktifis akan rajin zikir berdoa. salah satu doa rutinnya adalah : Yaa Allaah aku
berlindung, jangan sampai memiliki sifat Lemah dan Pemalas. nah kalo doa itu diucapkan terus
menerus, sementara tiap pagi tidur, maka do'anya itu namanya meledek, mengejek tuhan,na'zubillaahi min zaalik.

5. Sebagai seorang enterpreuneur, akan mejadi trible aibnya jika tidur pagi. karena tidur pagi itu menutup pintu rizki, tidur pagi itu lambang manusia terkebelakang, manusia priminitif yang
hidupnya tidak bercocok tanam, karena mengandalkan alam sekitarnya, zaman dulu manusia masih sedikit, buah2an banyak banget, geratis semua, ikan banyak geratis, hewan yang bisa dimakan banyak geratis, jadi masih wajar jika manusia primitif pagi hari masih tidur, karena keluar dari gua juga sudah banyak makanan alam di sekelilingnya.

Kalo zaman sekarang sudah tidak bisa lagi seperti manusia primiitif, karena kalo kita tidur pagi, akan sudah habis direbut rebut orang duluan, kalaupun dapat itu yang sisa, dan sudah afkiran.
seorang wirausahawan adalah seorang petarung yang tangguh, tidak mau terlambat dalam memulai apa saja, waktu begitu sangat berharga, detik demi detik dihitung. sangat sensitif bagi musuh utamanya yaitu si Pencuri Waktu.

sipencuri waktu. .



Jika seseorang kehilangan prabot rumah tangga karena dicuri maling biasanya bikin geger.
tetapi kecurian waktu yang jika digunakan untuk mencari rizki akan bernilai berlipat-lipat dari
prabot rumah tangga. biasanya tidak heboh, bahkan semakin enjoooy.
Seandainya kita ditawarkan uang, dengan syarat usia kita dikurangi 3 hari ( 72 Jam ) berapakah
harga uang yang akan kita pasang..? sisi lain banyak orang yang nongkrong-nongkrong tanpa
tujuan dan aktifitas yang tidak bermanfaat, melebihi 72 jam kalau diakumulasi. tidak ada rasa
beban apa-apa, bahkan juga terasa enjooooy...
inilah ironisnya seseorang yang tidak tahu siapa yang sesungguhnya si Pencuri Waktu itu....
Marilah kita waspadai agar kita semakin menjaga pemberian harta trmahal yang kita miliki yaitu
waktu. marilah kita kenali siapa pencuri waktu itu...?
1. Mengikat Tali Sepatu.
2. Antrian Kasir. Antiran pengurusan surat spt SIM STNK dan sebagainya.
3. Nunggu di Halte dan stasiun Bis
4. Antri tiket dan nunggu kereta Stasiun.
5. Antri cek in dan nunggu boarding.. di Air port
6. Antri tiket dan menunggu kapal berlabuh di Pelabuhan.
7. Dalam pesawat, kapal atau kendaraan
8. ruang2 tunggu, sperti ruang tunggu praktek dokter.
9. Nunggu dan Menjaga Pasien.
10. Toilet, Mck
11. Restoran, rumah makan, warteg
12. Emperan toko, jembatan, trotoar, taman-taman, tangga Mall
13 . Pos Ojeg, Pos Ronda, Pos sekuriti persimpangan jalan..
13. Lampu merah, macetnya jalan raya, mogoknya mobil mengisi bensin dll
15. Melepas baju, pakaian, pakai baju dan pakaian, bercermin, memilih parfum
16. Acara TV yang tidak menambah Iman, Ilmu, dan Incom
17. Undangan-undangan yang tidak menambah Iman, Ilmu dan Incom
18. Acara Radio yang tidak menambah Iman, Ilmu dan Incom
19. Bacaan, koran, majalan, buku yang tidak menambah Iman, Ilmu dan Incom
20. Ajakan ajakan teman yang tidak menambah Iman, Ilmu dan Income
dan lain lain, dan seterusnya dan sebagainya.....

Jika waktu-waktu tersebut tidak bisa kita siasati, maka berarti kita kecurian waktu. karena itulah
harus mempelajari seni memanfaatkan waktu luang. Zaman sekarang sudah banyak teknologi.
ada buku, ada MP3 ada Hp itu semua bisa kita manfaatkan untuk mengisi waktu waktu luang
dengan rumus setiap detik harus bertambah Iman, Ilmu dan Incom...
WebRepOverall rating. saf.abdmz

Senin, 05 Maret 2012

adab generasi salaf thd ulama

Sungguh luar biasa adab yang dicontohkan oleh
generasi salaf terhadap para ulama di antara mereka,
meski berbeda mazhab dan berlainan pendapat
dalam banyak masalah. Nyaris sudah tidak kita
temukan lagi di masa sekarang ini, meski pun banyak
yang mengaku-ngaku sebagai orang salaf.
Lihatlah apa yang dilakukan oleh Al-Imam Ahmad bin
Hanbal kepada gurunya, Al-Imam Asy-Syafi'i
rahimahumallah. Meski Al-Imam Ahmad bin Hanbal
akhirnya bisa menjadi mujtahid mutlak dan
mendirikan mazhab fiqih tersendiri yang terpisah dari
mazhab gurunya, namun sikap beliau kepada
gurunya tidak pernah berubah sedikit pun. Malah
beliau semakin tambah hormat dan ta'dzhim kepada
sang guru.
Al-Imam Ahmad bin Hanbal punya anak namanya
Abdullah. Suatu hari Abdullah ini bertanya kepada
Ayahya,"Siapa sih Asy-Syafi'i itu wahai Ayah? Ananda
tiap hari mendengar Ayahanda selalu berdoa
untuknya?". Al-Imam Ahmad menjawab,"Anakku, Al-
Imam Asy-Syafi'i itu ibarat matahari bagi dunia ini
dan ibarat kesehatan bagi manusia. Adakah yang
orang yang sanggup hidup tanpa matahari dan tanpa
kesehatan atau adakah yang bisa menggantikan
keduanya?"
Adakah hari ini orang yang mengaku ulama tetapi
tiap hari mendoakan ulama lain, padahal mereka
berbeda pendapat dalam banyak hal?
Alih-alih mendoakan, yang kita lihat malah
menghujat, memaki, mencemooh dan menuduh
sesat, dan seterusnya. Dimana kita dibandingkan
dengan generasi salaf dulu?
Anak Al-Imam Ahmad yang lain bernama Shalih. Dia
bercerita bahwa pada suatu hari bertemu dengan
Yahya bin Muin dan mempertanyakan, "Tidakkah
Ayahmu itu malu atas yang dilakukannya?" Aku
bertanya,"Memangnya Ayahku mengerjakan apa?".
Yahya bin Muin berkata,"Aku melihat ayahmu
berjalan bersama Al-Imam Asy-Syafi'i yang
menungggang unta tapi Ayahmu berjalan kaki sambil
memegang tali kekang untanya". Shalih pun
menyampaikan hal itu kepada Ayahnya (Al-Imam
Ahmad). Dan Ayahnya menjawab,"Kalau kamu
bertemu lagi dengan Yahya, katakan kepadanya,"Bila
kamu ingin menjadi seorang faqih, datanglah kemari
dan berjalanlah bersama kita dan pegang tali kekang
dari sisi yang lain".
Buat orang Arab, menuntun unta yang ditunggangi
orang lain adalah salah satu bentuk penghormatan
yang tinggi kepada orang tersebut. Kalau di masa
sekarang, kira-kira posisinya jadi sopir, ajudan atau
pembantu pribadi. Itulah yang dilakukan Al-Imam
Ahmad bin Hanbal kepada gurunya, Al-Imam Asy-
Syafi'i.
Mari kita renungkan, ada dimana posisi kita sekarang
ini dibandingkan akhlaq para ulama di zaman salaf
dahulu?
Suatu hari ada orang mendatangi Al-Imam Ahmad
dan menyampaikan pandangannya,"Wahai Abu
Abdillah, hadits dalam masalah itu tidak shahih". Al-
Imam Ahmad menjawab,"Kalau pun hadits itu tidak
shahih, namun hal itu merupakan pendapat Al-Imam
Asy-syafi'i. Beliau adalah orang yang paling kuat
(tsabit) pendapatnya".
Meski pun seorang muhaddits, namun Al-Imam
Ahmad juga ahli fiqih. Beliau tidak main jatuhkan
vonis bid'ah dan sesat begitu saja atas suatu masalah
yang dianggap haditsnya tidak shahih. Sebab beliau
sadar, di atas beliau masih ada orang yang jauh lebih
tinggi ilmunya dan juga seorang muhaddits handal,
yaitu Al-Imam Asy-Syafi'i. Dimanakah kedudukan
orang itu dalam masalah hadits dibandingkan
dengan Al-Imam Asy-Syafi'i?
Al-Imam Ahmad pernah berkata: "Bila aku ditanya
sesuatu hal yang aku tidak tahu khabar atas
jawabannya, maka Aku berkata, 'Al-Imam Asy-Syafi'i
berkata begini dan begini'. Karena sesungguhnya
beliau adalah imam yang alim asli dari keturunan
Quraisy."
Apa yang dilakukan oleh Al-Imam Ahmad bin Hanbal
itu mungkin dianggap oleh sebagian kalangan
keterlaluan. Atau mugkin tidak sedikit yang berpikir,
ah mana mungkin seorang muhaddits dan juga
mujtahid besar selevel Al-Imam Ahmad bisa bersikap
'bodoh, dan 'bertaqlid' buta seperti itu?
Kalau kita pun bersikap yang kurang lebih sama,
maka ada baiknya kita baca lagi kisah-kisah teladan
para ulama salafus-shalih, dari sumber yang
muktamad. Kita akan terheran-heran, betapa mereka
amat tawadhu', rendah hati, dan berkepribadian yang
luhur, khususnya kepada para ulama.
Kalau mau yang sudah terkumpul dengan mudah
dan enak dibaca, silahkan buka kitab Adab Ikhtilaf
fil-Islam karya Taha Jabir Al-Alawani.***