Jumat, 11 Mei 2012

Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah yang telah memberiku nafas
hingga detik ini. Sebuah kesempatan hidup yang
sangat berharga… Di mana begitu banyak tangis sia-
sia mengharapkan kesempatan ini.
Saudara-saudariku… Izinkan aku menulis sedikit saja
tentang kehidupan kita. Tentang suka duka dan
segala asa yang mewarnainya.
Malam itu aku masih terjaga. Hingga kemudian getar
hp menandakan ada pesan baru diterima. Dari
seseorang yang merasa putus asa dengan
kehidupannya. Emoticon menangis yang tertera di
pesannya. Sejumlah kalimat penenang aku luncurkan
namun sama sekali tidak mempan. Lagi dan lagi
emoticon menangis itu selalu ada di pesannya.
Hingga penenang terakhir ku katakan: “andai saja
kamu mau mengenal siapa Allah, pasti hidup kamu
akan terasa indah” bukan tanpa alasan kuluncurkan
kalimat itu, tapi memang itulah yang kurasakan.
Aku bukan putri yang terlahir dengan sejuta
kebahagiaan. Aku sama denganmu, sama dengan
kalian semua. Memang hidup bukan hanya ada suka
tapi pasti ada duka. Keduanya beriringan, sejak kita
terlahir ke dunia hingga kita masuk ke liang lahat.
Bukan hidup jika hanya ada suka. Bukan hidup jika
hanya ada duka. Hidup adalah suka dan duka. Ya,
hidup adalah suka dan duka…
Semalam baru saja aku membuka kembali lembar
kelamku, ingin melihat seperti apa aku dulu dan
membandingkannya dengan aku yang sekarang.
Ternyata dulu pernah tertulis status dalam profile-ku,
“ya Allah aku bosan hidup, kenapa ya?” ya saudariku,
dulu aku juga sepertimu. Aku pernah merasakan apa
yang kini tengah engkau rasakan. Dulu aku merasa
hidupku begitu monoton. Hanya begitu saja tiap
harinya. Aku merasakan hidupku hanya hitam dan
putih. Tidak ada warna lain. Begitu membosankan.
Namun semua berubah…semua berubah dan
menjadi indah.
Ya, semua berubah dan menjadi indah sejak
cahayanya menembus ke belantara jiwaku. Seketika
itu hitam dan putih pun melebur menjadi jutaan
warna dengan segala keakuratan warnanya. Aku tahu
saudariku…aku tahu apa yang kini engkau rasakan
dan apa yang dulu pernah ku rasakan…itulah hati
yang kering dari iman, itulah hati yang awam pada
tuhan.
Kenalilah Allah… maka engkau akan mengenal apa itu
kehidupan.
KENALI ALLAH, KENALI ALLAH, KENALI ALLAH…
Hanya itu solusi yang bisa kuberikan saudariku.
Karena cukuplah Allah sebagai sandaranmu maka
yakinlah bahwa engkau tak akan terjatuh.
Karena cukuplah Allah tempatmu mengeluh maka
yakinlah bahwa Dia mampu mengangkat masalahmu.
Karena cukuplah Allah sebagai penolongmu maka tak
perlu ada lagi yang engkau khawatirkan…
Allah itu pengasih, penyayang, dan tak pernah mau
menzhalimi hambaNya…
Allah itu senang mendengar engkau meminta,
mengadu, memohonkan segala sesuatu…
Maka dari itu Allah senang mendengar hambaNya
berdoa…
Jangan khawatir, Allah pasti mendengar setiap detail
yang engkau utarakan…
Karena Dialah sebaik-baik pendengar saudariku.
Percayalah, Dia tidak akan mau menzhalimi dan
menyakiti hambaNya.
Percayalah :)
Maaf, jika aku berkata seakan aku mengenal baik
siapa Allah…
Jujur, aku pun baru mengenalNya, baru merasakan
betapa indah perkenalan ini :)
Sampai sekarang pun aku masih ingin memperdalam
perkenalan ini…
Karena semakin mengenalNya maka semakin ada
cinta saudariku :)
Bukan berarti aku sudah mencintaiNya…
Sampai sekarang pun aku masih meminta untuk
diajari olehNya
Bagaimana cara yang benar untuk mencintaiNya
Indah saudariku,
Indah sekali mengenalNya, aku tak mampu
menggambarkan dengan kata-kata…
Cukuplah kau coba dan nikmati sendiri bagaimana
rasanya.
Terkadang kita ini terlalu egois…
Menuntut ini dan menuntut itu pada Allah, sedang
kita sendiri tidak suka dituntut oleh aturan-aturan
yang Allah buat.
Lihat betapa banyak orang mempertanyakan kenapa
harus menutup aurat? Kenapa harus pakai jilbab?
Mengganggu hak asasi saja!! Lihat betapa banyak
orang yang memberontak dan tidak suka dengan
aturan Allah yang melarang hambanya untuk
berpacaran…kenapa sih nggak boleh pacaran? Ini kan
soal perasaan!! Kenapa kenapa kenapa??
Tapi Allah?? Apa Allah pernah bertanya kenapa kamu
meminta bahagia? Kenapa kamu meminta hidup
kaya? Kenapa?? Bukankah adalah hak-Ku menjadikan
kamu bahagia atau menderita. Bukankah adalah hak-
Ku menjadikan kamu miskin atau kaya. Allah tidak
demikian. Allah itu dengan segenap kasih sayangNya
menurunkan ayat ini:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-
Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. 2: 186)
Lihat bagaimana cara Allah menuturkannya…
Allah terlebih dahulu mengutarakan apa yang akan
Dia beri baru mengutarakan apa yang Dia minta dan
di jelaskan kembali bahwa apa yang Dia minta tak lain
juga untuk kebaikanmu…
Subhanallah :) tidakkah bergidik hatimu mendengar
ayat seperti ini?
Itu janji Allah saudariku, janji yang tak kan pernah
Tuhanmu ingkari :)
Kita ini terlalu kikir…
Setiap apa yang kau punya…setiap apa yang engkau
miliki, itu dari Allah datangnya. Itulah pemberian
Allah. Pikirkan berapa banyak pemberiannya sejak kita
lahir ke dunia. Saudariku, ketika engkau merasa
bahagia memiliki ibu yang begitu menyayangimu,
ingatlah itu dari Allah datangnya. Dari Allah yang
begitu memperhatikan kebahagiaanmu, hingga Dia
mengirimkan malaikat bernama “ibu” untuk
mendampingi liku-liku hidupmu di dunia. Pernahkah
kau mensyukurinya? Sadarkah engkau bahwa itu
salah satu bentuk kasih sayangNya??
Namun, entah begitu sering kita memandang
pemberiannya dengan sebelah mata. Begitu sering
kita lupa membaca hamdalah. Bahkan lupa kalau ini
adalah pemberianNya. Astaghfirullah.
Pikirkan ini, ketika Allah senantiasa mencurahkan
nikmatNya…kita lupa bersyukur. Namun, ketika Allah
hanya mencabut satu nikmat yang kita tengah
rasakan, kita meraung-raung…menyalahkan-Nya.
Kenapa ya Allah kenapa? Apa salahku ya Allah?
Sebenarnya masih banyak yang ingin kuutarakan…
Tapi meski tinta sejumlah volume lautan gunakan,
takkan usai ku tuliskan semuanya.
Ya, akan begitu panjang jika kutulis kesalahan kita
padaNya.
Iringi hidup kita dengan istighfar dan hamdalah
Karena memang tiap detik kita menikmati
pemberiannya namun seringkali kita bermaksiat
padanya.
“Alhamdulillah astaghfirullah”

Semoga saudariku itu ingin mengenal Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar