Sabtu, 19 Mei 2012

Indonesia dimata Jepang

Prof Nagano, staf pengajar Nihon University
memberikan kuliah
intensive course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC
Hiroshima
University.
Beliau sering menjadi konsultan pertanian di negara-
negara Asia
termasuk Indonesia. Ada beberapa hal yang
menggelitik yang beliau
utarakan sewaktu membahas tentang Indonesia:
1.Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia
macam-macam.
Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya
dengan
konsumsinya sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk
panitia kemudian
diskusi berulang kali,saling kritik, dan merasa idenya
yang paling
benar dan akhirnya pelaksanaan tertunda-tunda
padahal tujuannya
program tersebut sebetulnya baik.
2. Budaya Jam Karet
Selain dari beliau, saya sudah beberapa kali bertemu
dengan orang
asing yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya
kebudayaan apa yang
menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan
mereka jawab :
Jam Karet! Saya tertawa tapi sebetulnya malu dalam
hati.Sudah
sebegitu parahkah disiplin kita?
3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)
Kalau orang lain berprinsip kalau bisa
dikerjakansekarang kenapa
ditunda besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan
Sensei saya
sendiri tentang orang Indonesia. Beliau mengatakan,
Orang Indonesia
mempunyai budaya menunda-nunda pekerjaan.
4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan
Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan
pelatihan kepada para
petani, pendampingnya dari direktorat pertanian
datang dengan safari
lengkap padahal beliau sudah datang dengan work
wear beserta sepatu
boot.
Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa
bisa turun ke
lapang, kenapa? Karena mereka datangnya pakai safari
dan ada yang
berdasi. Begitulah beliau menggambarkan orang
Indonesia yang hebat
sekali dalam bicara dan memberikan instruksi tapi
jarang yang mau
turun langsung ke lapangan.
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah
terlalu sering dinina-
bobokan oleh istilah indonesia kaya,masyarakatnya
suka gotong royong,
ada pancasila,agamanya kuat, dan lain-lain.Dan itu
hanyalah istilah,
kenyataannya bisa kita lihat sendiri.
Ternyata negarakita hancur-hancuran, bahkan susah
untuk recovery lagi, mana sifat gotong royong yang
membuat negara
seperti Korea, bisa bangkit kembali. Kita selalu senang
dengan
istilah tanpa action. Kita terlalu banyak diskusi,saling
lontar ide,
kritik, akhirnya waktu terbuang percuma tanpa action.
Karena belum
apa-apa sudah ramai duluan.
Kapan kita akan sadar dan intropeksi akan kekurangan-
kekurangan kita
dan tidak selalu menjelek-jelekkan orang lain? Selama
itu belum
terjawab kita akan terus seperti ini, menjadi negara
yang katanya
sudah mencapai titik minimal untuk disebut negara
beradab dan tetap
terbelakang disegala bidang.
Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi
peringatan bagi kita semua,
terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar
dan mampu
merubah diri untuk menjadi yang lebih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar