Jumat, 04 Mei 2012

Izinkan aku pacaran

- “Sebenarnya Islam memperbolehkan kita
pacaran gak seh, mbak?” Pertanyaan klasik, sampai-sampai
aku berpikir sang penanya pun pasti tahu jawabannya!
Hmm… teringat tempoe doeloe (baca: dahulu kala)
pertanyaan itu sempat kulontarkan beberapa kali ke orang-
orang yang berbeda tentunya, (yang aku tanyain itu pak
ustadz, bu ustadzah, tutor ngaji, dan semotifnya loh!)
dengan niat sebagai seorang hamba yang baik, maka
mencari pendukung yang bisa mengizinkan ku untuk itu, ya!
Untuk peMErah kuku, upz… bukan guys, maksudnya menjalin
kasih dengan lawan jenis (pra nikah) gitu lah! Pahamlah ya…
(kita ma’rifatul jahiliyah sedikit ^^)
Kini pertanyaan yang pernah kuajukan itu, kembali lagi
padaku. “Mbak, yang penting nggak sampe melakukan zina
ko! Ya…” Seorang gadis yang masa pubernya baru tumbuh
(mungkin), bersikeras meluluhkanku. “Boleh”, kataku. Sontak
wajah dengan senyumnya sumringah, mata yang berbinar-
binar, sampai-sampai tubuh ini dipeluknya tanpa permisi,
lengkap sudah ekspresi kebahagiaan itu dikeluarkan. “Setelah
prosesi ijab qabul di depan Penghulu.” Lanjutku mantab, kini
giliranku tersenyum sambil menepuk pundaknya berkali-kali.
Wajahnya berubah sedikit dengan gaya memelas amat
dahsyat (Cut! Gak usah dibayangin.).
Itu kisah sekelumit pertanyaan dari adik-adik, teman-teman,
bahkan senior pun pernah dialamatkan padaku. Mungkin
juga kamu, yang lagi baca (kasusnya menjadi penanya atau
yang ditanyain? ^^).
Benar sob! Perasaan menyukai lawan jenis itu normal
bangettt. Pingin disayang sama lawan jenis juga fitrahnya
kita. Tapi… Musti tepat, dan pada tempatnya. Gak megap-
megap kaya’ Ikan ditaruh di daratan, berharap pingin banget
menyelami air. Tersiksa kan?! Kalo baca status di FB,
katanya: “sungguh sakiiiittt hati ini… melihat dia jalan dengan
yang lain di belakangku”. Gubrakkk! Kecil proyek, guys! Belon
tentu dia Bbuakall jadi suami/istrimu?! Siapa berani jamin?!
Hah?! (Tenang…tenang… keep cool, semangat banged yak?
^^). Ada lagi neh kasusnya, saat lagi berdua dengan sang
pacar, rela nahannn buang angin (duh, maaf, tapi ini bener,
kata mereka di negri antah berantah, bukan kamu kok ^^).
Ee… pas kebetulan mereka berjodoh (udah nikah), bedaaaa
abizz! Gak pada tempatnya tuh dibuang. Nah sedihnya lagi,
ketika sudah menikah malah membanding-bandingkan
dengan sang mantan pacar dulu. Apa lagi kalo’ ada rasa
CLBK (Cinta Lama Bsemi Kembali), udah nikah, Sob! Apa gak
sakit tuh hati? Bukan Ayam pemiliknya, tapi kamu, manusia
kan?
Belum lagi ketika di tengah perjalanan masa pacaran, sampe
menyerahkan diri untuk rela…… (sensor) dengan dalih
sebagai bukti cinta, na’udzubillah… Dan masih banyak
sederet dampak periihhh berbekas penderitaan lainnya yang
ditimbulkan. Guys, setan itu cerdik, tahu sisi lemah kita,
mereka pernah janji ko’, Allah mengabadikannya dalam QS.
Al A’raf:16-17, neh…
“(Iblis) menjawab, karena Engkau telah menyesatkan aku,
pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan Mu
yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka
dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka.
Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur.”
So, Was-Waslah! Was-Waslah!
Guys, Pacaran itu keinginan seks yang tertunda. (Let’s
konsentrasi memikirkan kalimat ini! putar balik memori
kamu selama ini, tarik nafas… tahan… hembuskan… fresh
kan otakmu, tengok lagi ke kalimat tadi, -ribet.com- ^^).
Kalo’ aku analogikan, ada orang niat mau beli Mangga yang
dijajakan di pasar tradisional. Mangganya dihinggapi lalat-
lalat, pembelinya megang-megang Mangganya, setelah itu
ada adegan diciumin tuh Mangga berkali-kali, terus sampe
dikupas untuk dicicipi rasanya. Ada sesi tawar-menawar
abis-abisan ke pedagangnya, setelah ‘Ok deh’ kata si
pedagang, eh malah gak jadi beli tuh pembeli! Katanya
Asemmm rasanya.! Ditinggal pergi aja tuh Mangga yang abis
dijamah. Bisa jadi laku terbeli seh, tapi dengan harga sangat
murahahhah.
Beda kalo’ Mangga yang ada di Etalase, jangan sentuh
sebelum dibeli, harga tanpa tawar karena berlabel, dan
kualitas terjamin. ^^
Sob, masih ingatkah kisah cinta Nabi kita Adam AS dan
Hawa? Ketika diturunkan oleh Allah dari Surga ke dunia.
Mereka awalnya dipisahkan di Bumi yang begitu luas ini
dalam kurun waktu yang lama. Kemudian dengan izin Nya,
mereka pun dipertemukan kembali. Dan akhirnya ada aku,
hmm? Ya, aku termasuk keturunannya… (kecuali Bung
Darwin dan yang meng-amin-i teorinya, dari Monyet. Kamu?
^^)
Hemm, seperti itu pulalah kisah kita dengan nyang bakal jadi
jodoh kita nanti. Saat ini kita sedang dipisahkan beberapa
kurun waktu dengan pendamping hidup yang sebenarnya.
Merasakah kalau ternyata sekarang sedang selingkuh dengan
orang lain? Menggunakan aji mumpung, kita belum bertemu
dengan tulang rusuk/sang pemilik tulang rusuk ini
(maksudnya pendamping hidup! -menikah-)?
Saat ini ibaratnya kita sedang berpuasa. Menahan/
memenjarakan nafsu. So, bersabarlah untuk indah itu…
Akan tiba masanya bedug Maghrib pertanda boleh berbuka
^^. Dia pun (calon suami/istri kita ^^) sedang ditempa,
seperti kita ini. Sampai tiba masanya, Allah mengizinkan kita
siap bertemu dengannya…
Upz, ada yang nyeletuk, “kalo’ aku sudah terlanjur pacaran,
gimana?”. Ada 2 pilihan untukmu: segera Putuskan dengan
Menikah, atau Berpisah! (Demi keamanan dalam
perjalanan).
“Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu
oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah
mengeluarkan ibu bapakmu dari Surga, dengan
menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan
aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat
melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya Kami menjadikan setan-
setan itu pemimpin bagi orang- orang yang tidak
beriman. ” (QS. Al A’raf: 27)
Selamat berjuang menjaga kehormatan diri, wahai
saudaraku seiman. Semoga dijumpakan dengan seseorang
yang punya kualitas terbaik untuk mendampingi hidupmu,
seperti kau menjaga dirimu, karena dia nanti adalah
cerminan mu saat ini…
“Laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik. Pun
juga dengan laki-laki yang tidak baik hanya untuk
perempuan yang tidak baik.”
Hidup adalah pilihan! Akan seperti apa gambaran hidup mu,
bergantung bagaimana kau mengukirnya. Hem?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar