Senin, 14 Mei 2012

semangkuk susu dan keseimbangan hidup

Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang
tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak
bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa
keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian
yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga
besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak
lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan
membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga,
teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi
dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda
harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan
di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau
saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu
indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada
beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan
rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri
dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa
merawat taman yang begitu indah sambil tetap
bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan
hebat di perusahaan kita?"
Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang
sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak
muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh
kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah
mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu
kembalilah kemari".
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya
perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan
lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun.
Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat
koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung
kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf
Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi
saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi
melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan
nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak
sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa
diminta, dia menceritakan apa saja yang telah
dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum
puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam
mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si
pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati
indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini?
Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang
indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat
indah di matamu, maka susunya tumpah semua.
Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang.
Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus
rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi
waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali
ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya.
Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak,
maka pasti kehidupan kita akan harmonis".
Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima
kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan
jawaban kegelisahan saya selama ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar