Kamis, 20 Juni 2013
Kisah tsa la bah, benarkah?
Kisah Tsa’labah bin Haathib Al Anshari
Radhiallahu ‘Anhu, Shahihkah?
Sewaktu kami kecil, sering para penceramah
mengkisahkan sahabat nabi bernama Tsa’labah.
Mereka menceritakan bahwa Tsa’labah dulunya
seorang yang miskin dan taat ibadah, tapi ketika
Allah Ta’ala memberikannya kekayaaan dengan
banyaknya ternak peliharaannya akhirnya dia
durhaka kepada Allah Ta’ala hingga wafatnya.
Banyak orang menceritakan dari mulut ke mulut,
juga disebarkan dalam buku-buku, dan situs-
situs Islam. Tetapi, benarkah kisah ini?
Berikut ini selengkapnya kisah Tsa’labah bin
Haathib:
ﺎﻨﺛﺩ ﻮﺑﺃ ﺪﻳﺰﻳ ﻲﺴﻴﻃﺍﺮﻘﻟﺍ ﺎﻨﺛ ﺪﺳﺃ ﻦﺑ ﻰﺳﻮﻣ ﺎﻨﺛ ﺪﻴﻟﻮﻟﺍ ﻦﺑ
ﺎﻨﺛ ﻢﻠﺴﻣ ﻥﺎﻌﻣ ﻦﺑ ﺔﻋﺎﻓﺭ ﻦﻋ ﻲﻠﻋ ﻦﺑ ﺪﻳﺰﻳ ﻦﻋ ﻢﺳﺎﻘﻟﺍ ﻦﻋ
ﻲﺑﺃ ﺔﻣﺎﻣﺃ ﻥﺃ ﺔﺒﻠﻌﺛ ﻦﺑ ﺐﻃﺎﺣ ﻱﺭﺎﺼﻧﻷﺍ : ﻰﺗﺃ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ
ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ ﻝﺎﻘﻓ ﺎﻳ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻉﺩﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﻥﺃ
ﻲﻨﻗﺯﺮﻳ ﻪﻠﻟﺍ ﻝﺎﻗ : ﻚﺤﻳﻭ ﺎﻳ ﺔﺒﻠﻌﺛ ﻞﻴﻠﻗ ﻱﺩﺆﺗ ﻩﺮﻜﺷ ﺮﻴﺧ ﻦﻣ
ﺮﻴﺜﻛ ﻻ ﻪﻘﻴﻄﺗ ﻢﺛ ﻊﺟﺭ ﻪﻴﻟﺇ ﻝﺎﻘﻓ : ﺎﻳ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻉﺩﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﻥﺃ
ﻲﻨﻗﺯﺮﻳ ﻻﺎﻣ ﻝﺎﻗ ﻚﺤﻳﻭ ﺎﻳ ﺔﺒﻠﻌﺛ ﺎﻣﺃ ﺪﻳﺮﺗ ﻥﺃ ﻥﻮﻜﺗ ﻞﺜﻣ ﻝﻮﺳﺭ
ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ ؟ ﻪﻠﻟﺍﻭ ﺖﻟﺄﺳ ﻮﻟ ﻥﺃ ﻞﻴﺴﻳ ﻲﻟ
ﻝﺎﺒﺠﻟﺍ ﺎﺒﻫﺫ ﺔﻀﻓﻭ ﺖﻟﺎﺴﻟ ﻢﺛ ﻊﺟﺭ ﻪﻴﻟﺇ ﻝﺎﻘﻓ : ﺎﻳ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ
ﻉﺩﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﻥﺃ ﻲﻨﻗﺯﺮﻳ ﻻﺎﻣ ﻪﻠﻟﺍﻭ ﻦﺌﻟ ﻲﻧﺎﺗﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺎﻣ ﻦﻴﺗﻭﻷ ﻞﻛ
ﻱﺫ ﻖﺣ ﻪﻘﺣ ﻝﺎﻘﻓ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ :
ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻕﺯﺭﺍ ﺔﺒﻠﻌﺛ ﻻﺎﻣ ﺬﺨﺗﺎﻓ ﺎﻤﻨﻏ ﺖﻤﻨﻓ ﺎﻤﻛ ﻮﻤﻨﻳ ﺩﻭﺪﻟﺍ
ﻰﺘﺣ ﺖﻗﺎﺿ ﺎﻬﻨﻋ ﺔﻗﺯﺃ ﺔﻨﻳﺪﻤﻟﺍ ﻰﺤﻨﺘﻓ ﺎﻬﺑ ﻥﺎﻛﻭ ﺪﻬﺸﻳ
ﺓﻼﺼﻟﺍ ﻊﻣ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ ﻢﺛ ﺝﺮﺨﻳ ﺎﻬﻴﻟﺇ
ﻢﺛ ﺖﻤﻧ ﻰﺘﺣ ﺕﺭﺬﻌﺗ ﻪﻴﻠﻋ ﻲﻋﺍﺮﻣ ﺔﻨﻳﺪﻤﻟﺍ ﻰﺤﻨﺘﻓ ﺎﻬﺑ ﻥﺎﻜﻓ
ﺪﻬﺸﻳ ﺔﻌﻤﺠﻟﺍ ﻊﻣ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ ﻢﺛ
ﺝﺮﺨﻳ ﺎﻬﻴﻟﺇ ﻢﺛ ﺖﻤﻧ ﻰﺤﻨﺘﻓ ﺎﻬﺑ ﻙﺮﺘﻓ ﺔﻌﻤﺠﻟﺍ ﺕﺎﻋﺎﻤﺠﻟﺍﻭ
ﻰﻘﻠﺘﻴﻓ ﻥﺎﺒﻛﺮﻟﺍ ﻝﻮﻘﻳﻭ ﺍﺫﺎﻣ ﻢﻛﺪﻨﻋ ﻦﻣ ﺮﺒﺨﻟﺍ ؟ ﺎﻣﻭ ﻥﺎﻛ ﻦﻣ
ﺮﻣﺃ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻝﺰﻧﺄﻓ ؟ ﻪﻠﻟﺍ ﺰﻋ ﻭ ﻞﺟ ﻰﻠﻋ ﻪﻟﻮﺳﺭ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ
ﻭ ﻢﻠﺳ } ﺬﺧ ﻦﻣ ﻢﻬﻟﺍﻮﻣﺃ ﺔﻗﺪﺻ ﻢﻫﺮﻬﻄﺗ ﻢﻬﻴﻛﺰﺗﻭ ﺎﻬﺑ {
ﻝﺎﻗ : ﻞﻤﻌﺘﺳﺎﻓ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ ﻰﻠﻋ
ﺕﺎﻗﺪﺼﻟﺍ ﻦﻴﻠﺟﺭ ﻞﺟﺭ ﻦﻣ ﺭﺎﺼﻧﻷﺍ ﻞﺟﺭﻭ ﻦﻣ ﻲﻨﺑ ﻢﻴﻠﺳ ﺐﺘﻛﻭ
ﺎﻤﻬﻟ ﺔﻨﺳ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﺎﻬﻧﺎﻨﺳﺃﻭ ﺎﻤﻫﺮﻣﺃﻭ ﻥﺃ ﺎﻗﺪﺼﻳ ﻥﺇﻭ ﺱﺎﻨﻟﺍ
ﺍﺮﻤﻳ ﺔﺒﻠﻌﺜﺑ ﺍﺬﺧﺄﻴﻓ ﻦﻣ ﺔﻗﺪﺻ ﻪﻟﺎﻣ ﻼﻌﻔﻓ ﻰﺘﺣ ﺎﺒﻫﺫ ﻰﻟﺇ
ﺔﺒﻠﻌﺛ ﻩﺁﺮﻗﺄﻓ ﺏﺎﺘﻛ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ
ﻝﺎﻘﻓ : ﺎﻗﺪﺻ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺍﺫﺈﻓ ﺎﻤﺘﻏﺮﻓ ﺍﺮﻤﻓ ﻲﺑ ﻼﻌﻔﻓ ﻝﺎﻘﻓ :
ﻪﻠﻟﺍﻭ ﺎﻣ ﻩﺬﻫ ﻻﺇ ﺔﻴﺧﺃ ﺔﻳﺰﺠﻟﺍ ﺎﻘﻠﻄﻧﺎﻓ ﻰﺘﺣ ﺎﻘﺤﻟ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ
ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ ﻝﺰﻧﺃﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﺰﻋ ﻭ ﻞﺟ ﻰﻠﻋ ﻪﻟﻮﺳﺭ
ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ } ﻢﻬﻨﻣﻭ ﻦﻣ ﺪﻫﺎﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﺌﻟ ﺎﻧﺎﺗﺁ ﻦﻣ
ﻪﻠﻀﻓ { ﻰﻟﺇ ﻪﻟﻮﻗ } ﻥﻮﺑﺬﻜﻳ { ﻝﺎﻗ : ﺐﻛﺮﻓ ﻞﺟﺭ ﻦﻣ ﺭﺎﺼﻧﻷﺍ
ﺐﻳﺮﻗ ﺔﺒﻠﻌﺜﻟ ﺔﻠﺣﺍﺭ ﻰﺘﺣ ﻰﺗﺃ ﺔﺒﻠﻌﺛ ﻝﺎﻘﻓ ﻚﺤﻳﻭ ﺔﺒﻠﻌﺛ ﺎﻳ
ﺖﻜﻠﻫ ﻝﺰﻧﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﺰﻋ ﻭ ﻞﺟ ﻚﻴﻓ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﺍﺬﻛ ﻞﺒﻗﺄﻓ ﻊﺿﻭﻭ ﺔﺒﻠﻌﺛ
ﺏﺍﺮﺘﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﻪﺳﺃﺭ ﻮﻫﻭ ﻲﻜﺒﻳ ﻝﻮﻘﻳﻭ : ﺎﻳ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﺎﻳ ﻝﻮﺳﺭ
ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻠﻓ ﻞﺒﻘﻳ ﻪﻨﻣ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ
ﻪﺘﻗﺪﺻ ﻰﺘﺣ ﺾﺒﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ
ﻢﺛ ﻰﺗﺃ ﺎﺑﺃ ﺮﻜﺑ ﻲﺿﺭ ﻪﻨﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﺪﻌﺑ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ
ﻭ ﻢﻠﺳ ﻝﺎﻘﻓ : ﺎﻳ ﺎﺑﺃ ﺮﻜﺑ ﺪﻗ ﺖﻓﺮﻋ ﻲﻌﻗﻮﻣ ﻦﻣ ﻲﻣﻮﻗ
ﻲﻧﺎﻜﻣﻭ ﻦﻣ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ ﻞﺒﻗﺎﻓ ﻲﻨﻣ
ﻰﺑﺄﻓ ﻥﺃ ﻪﻠﺒﻘﻳ ﻢﺛ ﻰﺗﺃ ﺮﻤﻋ ﻲﺿﺭ ﻪﻨﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﺑﺄﻓ ﻥﺃ ﻞﺒﻘﻳ
ﻪﻨﻣ ﻢﺛ ﻰﺗﺃ ﻥﺎﻤﺜﻋ ﻲﺿﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻨﻋ ﻰﺑﺄﻓ ﻥﺃ ﻞﺒﻘﻳ ﻪﻨﻣ ﻢﺛ
ﺕﺎﻣ ﺔﺒﻠﻌﺛ ﻲﻓ ﺔﻓﻼﺧ ﻥﺎﻤﺜﻋ ﻲﺿﺭ ﻪﻨﻋ ﻪﻠﻟﺍ
Telah bercerita kepada kami Abu Yazid Al
Qarathisy, bercerita kepada kami Asad bin Musa,
bercerita kepada kami Al Walid bin Muslim,
bercerita kepada kami Mu’aan bin Rifa’ah, dari Ali
bin Yazid, dari Al Qasim, dari Abu Umamah,
bahwa Tsa’labah bin Hathib Al Anshari mendatangi
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan berkata:
“Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar aku
diberikan harta.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alahi
wa Sallam bersabda: “Celaka engkau wahai
Tsa’labah! Sedikit yang engkau syukuri itu lebih
baik dari harta banyak yang engkau tidak sanggup
mensyukurinya.” Kemudian Tsa’labah kembali
kepadanya, dan berkata: “Wahai Rasulullah,
berdoalah kepada Allah agar saya diberikan harta.”
Nabi bersabda: “Apakah engkau tidak suka menjadi
seperti Nabi Allah? Demi yang diriku di tangan-
Nya, seandainya aku mau gunung-gunung
mengalirkan perak dan emas, niscaya akan
mengalir untukku. ” Kemudian ia (Tsa’labah)
berkata: “Demi Dzat yang mengutusmu dengan
benar, seandainya engkau meminta kepada Allah
agar aku dikaruniai harta (yang banyak) sungguh
aku akan memberikan haknya kepada yang berhak
menerimanya.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam berdo’a: “Ya Allah, berikankanlah harta
kepada Tsa’labah.” Kemudian ia mendapatkan
seekor kambing, lalu kambing itu tumbuh beranak,
sebagaimana tumbuhnya ulat. Kota Madinah
terasa sempit baginya. Sesudah itu, Tsa’labah
menjauh dari Madinah dan tinggal di satu lembah.
Karena kesibukannya, ia hanya berjama’ah pada
shalat zhuhur dan ‘ashar saja, dan tidak pada
shalat-shalat lainnya. Kemudian kambing itu
semakin banyak, maka mulailah ia meninggalkan
shalat berjama’ah sampai shalat Jum’at juga ia
tinggalkan. Suatu saat Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada para Shahabat:
“Apa yang dilakukan Tsa’labah?” Mereka
menjawab: “Ia mendapatkan seekor kambing, lalu
kambingnya bertambah banyak sehingga kota
Madinah terasa sempit baginya.” Maka Rasulullah
Shallallahu ‘Alahi wa Sallam mengutus dua orang
untuk mengambil zakatnya seraya bersabda:
“Pergilah kalian ke tempat Tsa’labah dan tempat
fulan dari Bani Sulaiman, ambillah zakat mereka
berdua.” Lalu keduanya pergi mendatangi
Tsa’labah untuk meminta zakatnya. Sesampainya
disana dibacakan surat dari Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam. Dengan serta merta Tsa’labah
berkata: “Apakah yang kalian minta dari saya ini,
pajak atau semisalnya? Aku mengerti apa
sebenarnya yang kalian minta ini!” Lalu keduanya
pulang dan menghadap Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam. Tatkala beliau melihat kedua-
nya (pulang tidak membawa hasil), sebelum
mereka berbicara, beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Celaka engkau, wahai Tsa’labah!
Lalu turun ayat: “Dan di antara mereka ada yang
telah berikrar kepada Allah: ‘Sesungguhnya jika
Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada
kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah
kami termasuk orang-orang yang shalih.’ Maka,
setelah Allah mem-berikan kepada mereka
sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan
karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah
orang-orang yang selalu membelakangi
(kebenaran).” (QS. At Taubah (9): 75-76) Setelah
ayat ini turun, Tsa’labah datang kepada Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia mohon agar
diterima zakatnya. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam langsung menjawab: “Allah telah
melarangku menerima zakatmu.” Hingga Rasul
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat, beliau tidak
mau menerima sedikit pun dari zakatnya. Dan Abu
Bakar, ‘Umar, serta ‘Utsman pun tidak menerima
zakatnya di masa kekhilafahan mereka. Tsa’labah
wafat pada masa kekhilafahan Utsman bin ‘Affan.
* * * * *
Kisah ini diriwayatkan oleh:
- Imam Abu Nu’aim dalam Ma’rifatush Shahabah
No. 1310
- Imam Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 4357
- Imam Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir
No. 7873
- Imam Abu Bakar Asy Syaibani dalam Al Aahad
wal Matsani No. 687
- Imam Ibnu Jarir Ath Thabari dalam Jami’ul
Bayan, No. 16987
- Imam Ibnu Abi Hatim Ar Razi dalam Tafsirnya
No. 10638
- Imam Al Qurthubi dalam Al Jami’ Li Ahkam Al
Quran, 8/208
- Imam Al Baghawi dalam Ma’alim At Tanzil, 4/76
- Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Quran Al
‘Azhim, 4/183-184
- Imam Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 11/207-208
- Imam Abul Husein Abdul Baqi bin Qani’,
Mu’jam Ash Shahabah, No. 127
- Dan lainnya.
Kisah ini tidak sah dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam. Sebab diriwayatkan oleh beberapa
rawi yang dhaif, yakni:
1. Mu’aan bin Rifa’ah As Sulami
Mayoritas imam jarh wa ta’dil mendhaifkannya.
Yahya mengatakan: dhaif. Ar Razi dan As Sa’di
mengatakan: laisa bihujjah (bukan hujjah). Ibnu
Hibban mengatakan: “haditsnya tidak serupa
dengan hadits-hadits yang kuat maka mesti
ditinggalkan.” Al Azdi mengatakan: “haditsnya
tidak bisa dijadikan hujjah.” (Imam Ibnul Jauzi,
Adh Dhu’afa wal Matrukin, No. 3353. Lihat juga
Imam Ibnu Hibban, Al Majruhin, 3/36)
Al Jauzajaani mengatakan: bukan hujjah. Ya’qub
bin Sufyan mengatakan: layyinul hadits – lemah
haditsnya. Imam Ibnu Hibban mengatakan:
munkarul hadits. Ibnu ‘Adi mengatakan:
“kebanyakan hadits darinya tidak bisa
diikuti.” (Imam Ibnu Hajar, Tahdzibut Tahdzib,
10/182)
Imam Ibnu Hajar mengatakan: “Saya telah
membaca tulisan Adz Dzahabi, bahwa Mu’aan
wafat sekitar bersamaan dengan Al Auza’i, dan
dia (Mu’aan) adalah pemilik hadits yang tidak
teliti (mutqin).” (Ibid. Lihat juga Imam Adz
Dzahabi, Mizanul I’tidal, No. 8619)
Abu Hatim mengatakan: haditsnya boleh ditulis
tapi tidak bisa dijadikan hujjah. Yahya
mengatakan: dhaif. (Imam Adz Dzahabi, Al
Kasyif No. 5513)
Hanya sedikit yang mentsiqahkan, Duhaim
mengatakan: tsiqah. (Ibid), begitu pula Ali bin Al
Madini. (Imam Adz Dzahabi, Al Mughni fi Adh
Dhuafa, No. 6309), Imam Ahmad mengatakan:
laa ba’sa bihi – tidak apa-apa. (Imam Ibnu Al
Mubarrad, Bahr Ad Dam, Hal. 152), Muhammad
bin ‘Auf dan Abu Daud mengatakan: tidak apa-
apa. (Imam Ibnu Hajar, Tahdzibut Tahzib,
10/182)
Lalu bagaimana menilai Mu’aan bin Rifa’ah ini?
Di tengah badai kritikan baginya namun ada pula
yang memujinya. Kaidahnya adalah: jarh
mufassar muqaddamun ‘ala ta’dilil ‘aam –
kritikan yang terperinci lebih diutamakan
dibanding pujian yang masih umum. Maka, dia
tetap seorang perawi yang dhaif, sebab kritikan
(jarh) yang diterimanya telah dirinci
sebagaimana rincian Ibnu Hibban,ada pun
pujiannya (ta’dil) masih bersifat umum. Wallahu
A’lam
2. Ali bin Yazid Abu Abdul Malik
Imam An Nasa’i mengatakan: matrul hadits –
haditsnya ditinggalkan. Imam Bukhari
mengatakan: munkarul hadits – haditsnya
munkar. (Imam Al Muqrizi, Al Mukhtashar Al
Kamil fi Adh Dhuafa, No. 1338, Lihat juga Al
‘Uqaili dalam Adh Dhuafa, No. 1259)
Imam Ad Daruquthni memasukannya dalam
kitabnya Adh Dhuafa wa Matrukin. (No. 408),
selain itu beliau juga didhaifkan oleh Imam
Ahmad, Imam Abu Hatim, dan Imam Abu
Zur’ah. (Imam Abdurrahman bin Abi Hatim, Al
Jarh wa At Ta’dil, No. 1142)
Imam Ibnu Hazm mengatakan: “Mu’aan bin
Rifa’ah, Al Qasim bin Abdurrahman, dan Ali bin
Yazid, semuanya adalah dhaif.” (Al Muhalla,
11/208)
Oleh karena itu, segenap para ulama pun telah
mendhaifkan hadits ini.
Imam Ibnu Hazm mengatakan: “Hadza Baathil, li
anna tsa’labah badriy ma’ruuf- hadits ini batil,
karena Tsa’labah adalah dikenal sebagai Ahli
Badar. ” (Lihat Al Muhalla, 11/208)
Imam Ibnu Hajar mengatakan: “Dhaif jiddan –
lemah sekali.” (Takhrij Ahadits Al Kasyaaf, Hal.
77), juga didhaifkan oleh Imam As Suyuthi.
(Asbabun Nuzul, Hal. 121), Imam Al ‘Iraqi.
(Takhrij Ahadits Al Ihya’, 3/338), Imam Al
Qurthubi. (Al Jami’ Li Ahkamil Quran, 8/210)
Syaikh Ali Hasyisy mengatakan dhaif jiddan.
(Lihat Silsilah Al Ahadits Al Wahiyah, Hal. 248,
No. 158), Syaikh Al Albani juga mengatakan:
dhaif jiddan. (As Silsilah Adh Dhaifah No. 1607)
Catatan:
Hadits ini selain dhaif riwayatnya, tapi juga
buruk secara makna, yakni telah menjadikan
salah satu sahabat nabi yang mulia, bernama
Tsa’labah bin Haathib seorang Ahli Badar dan
golongan Anshar, sebagai sosok yang durhaka.
Hal ini merupakan tuduhan yang berat
kepadanya, dan dusta terhadapnya. Padahal Ahli
Badar telah Allah Ta’ala maafkan dan diampuni
dosa-dosanya, dan dijamin masuk surga,
sebagaimana diriwayatkan oleh hadits-hadits
shahih.
Dari Jabir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ْﻦَﻟ َﻞُﺧْﺪَﻳ َﺭﺎَّﻨﻟﺍ ٌﻞُﺟَﺭ َﺪِﻬَﺷ ﺍًﺭْﺪَﺑ َﺔَﻴِﺒْﻳَﺪُﺤْﻟﺍَﻭ
Tidak akan pernah masuk ke neraka seorang
yang ikut perang Badar dan Hudaibiyah. (HR.
Ahmad No. 15297, Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan: hasan. Lihat Tahqiq Musnad
Ahmad No. 15297. Alauddin Al Muttaqi Al Hindi
dalam Kanzul ‘Ummal No. 33894, Syaikh Al
Albani mengatakan: shahih. Lihat As Silsilah Ash
Shahihah No. 2160)
Dahulu ada sahabat nabi, Hatib bin Abi Baltha’ah
Radhiallahu ‘Anhu dan dia seorang Ahli Badar,
yang telah membocorkan rahasia negara ketika
menjelang penaklukan kota Mekkah (Fathul
Makkah). Beliau mengirim utusan seorang
wanita untuk membawa surat ke Mekkah kepada
sanak familinya perihal penaklukan itu. Namun
Rasulullah mengetahui rencana Hatib ini, Beliau
mengutus Ali, Az Zubeir, dan Miqdad untuk
mengejar utusan tersebut, dan akhirnya terkejar.
Para sahabat pun marah kepada Hatib bin Abi
Baltha’ah, bahkan Umar mengatakan: “Ya
Rasulullah, Da’ni adhribu ‘unuqa haadzal
munaafiq – Ya Rasulullah, biarkan saya
memenggal leher si munafiq ini.”
Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
ُﻪَّﻧِﺇ ْﺪَﻗ ﺍًﺭْﺪَﺑ َﺪِﻬَﺷ ﺎَﻣَﻭ َﻚﻳِﺭْﺪُﻳ َّﻞَﻌَﻟ َﻪَّﻠﻟﺍ ْﻥَﺃ َﻥﻮُﻜَﻳ ْﺪَﻗ َﻊَﻠَّﻃﺍ
ﻰَﻠَﻋ ِﻞْﻫَﺃ ٍﺭْﺪَﺑ َﻝﺎَﻘَﻓ ﺍﻮُﻠَﻤْﻋﺍ ﺎَﻣ ْﻢُﺘْﺌِﺷ ْﺪَﻘَﻓ ُﺕْﺮَﻔَﻏ
Dia telah ikut perang Badar, apakah engkau tidak
tahu bahwa barang kali Allah Ta’ala telah
memandang Ahli Badar, lalu Dia berkata:
lakukan apa yang kalian mau, kalian telah Aku
ampuni. (HR. Bukhari No. 3007 dan Muslim No.
2494)
Demikian mulia kedudukan Ahli Badar, dan
Tsa’labah bin Haathib juga termasuk Ahli Badar.
Selain itu, kisah dalam riwayat ini menunjukkan
bahwa Allah Ta’ala menolak amal shalih dan
maaf hambaNya. Ini juga bertentangan dengan
sifat Allah Ta’ala sebagai Al Ghafur (Maha
Pengampun) dan Ar Rahim (Maha Penyayang).
Kemudian riwayat ini juga mengandung makna
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
tidak memaafkan Tsa’labah sampai dirinya
wafat. Ini jelas bertentangan dengan akhlak
Beliau yang asyidda’u ‘alal kuffar wa ruhama’u
bainahum – keras terhadap orang kafir dan
berkasih sayang terhadap mereka (orang-orang
mukmin/para sahabatnya).
Maka, hendaknya kita –khususnya para
penceramah- hati-hati menyebarkan kisah ini,
sebab akan membawa dampak pembunuhan
karakter terhadap sahabat Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, dan itu pun menjadi dusta
atas nama sahabat nabi dan merupakan celaan
terhadap mereka. Dan, mencela sahabat nabi
tidaklah sama dengan mencela manusia
kebanyakan. Wal ‘Iyadzu billah.
Wallahu A’lam
Kisah anak Durhaka Alqomah, benarkah?
Kisah ini sering kita dengar disampaikan oleh
guru-guru agama di surau dan di sekolah, untuk
mendidik anak-anak agar mereka tidak
berdurhaka kepada kedua orang tua.
Demikian ini bunyi haditsnya:
ﻦﻋﻭ ﺪﺒﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﺑ ﻲﺑﺃ ﻰﻓﻭﺃ ، ﻲﺿﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻨﻋ ، ﻝﺎﻗ : ﺎﻨﻛ
ﺪﻨﻋ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﻰﻠَﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴَﻠَﻋ ﻢَّﻠَﺳﻭ ﻩﺎﺗﺄﻓ ﺕﺁ ، ﻝﺎﻘﻓ : ﺏﺎﺷ
ﺩﻮﺠﻳ ﻪﺴﻔﻨﺑ ، ﻞﻴﻗ ﻪﻟ : ﻞﻗ : ﻻ ﻪﻟﺇ ﻻﺇ .ﻪّﻠﻟﺍ ﻢﻠﻓ .ﻊﻄﺘﺴﻳ
ﻝﺎﻘﻓ : ﻥﺎﻛ ﻲﻠﺼﻳ ؟ ﻝﺎﻗ : .ﻢﻌﻧ ﺾﻬﻨﻓ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠَﺻ
ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴَﻠَﻋ ﻢَّﻠَﺳﻭ ﺎﻨﻀﻬﻧﻭ ﻞﺧﺪﻓ ﻪﻌﻣ ﻰﻠﻋ ﺏﺎﺸﻟﺍ ، ﻝﺎﻘﻓ
ﻪﻟ : ﻞﻗ : ﻻ ﻪﻟﺇ ﻻﺇ ﻪّﻠﻟﺍ , ﻝﺎﻘﻓ : ﻻ ﻊﻴﻄﺘﺳﺃ ، ﻝﺎﻗ : ﻢﻟ ؟
ﻝﺎﻗ : ﻥﺎﻛ ﻖﻌﻳ .ﻪﺗﺪﻟﺍﻭ ﻝﺎﻘﻓ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﻰﻠَﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴَﻠَﻋ ﻢَّﻠَﺳﻭ :
ﺔﻴﺣﺃ ﻪﺗﺪﻟﺍﻭ ؟ ﺍﻮﻟﺎﻗ : ﻢﻌﻧ ، ﻝﺎﻗ : ﺎﻫﻮﻋﺩﺍ , ﺕﺀﺎﺠﻓ ، ﻝﺎﻘﻓ :
ﺍﺬﻫ ﻚﻨﺑﺍ ؟ ﻝﺎﻘﻓ : ﻢﻌﻧ , ﻝﺎﻘﻓ ﺎﻬﻟ : ﺖﻳﺃﺭﺃ ﻮﻟ ﺭﺎﻧ ﺖﺠﺟﺃ
ﺔﻤﺨﺿ ، ﻞﻴﻘﻓ ﻚﻟ : ﻥﺇ ﺖﻌﻔﺷ ﻪﻟ ﺎﻨﻴﻠﺧ ﻪﻨﻋ ﻻﺇﻭ ﻩﺎﻨﻗﺮﺣ
ﻩﺬﻬﺑ ﺭﺎﻨﻟﺍ ﺖﻨﻛﺃ ﻦﻴﻌﻔﺸﺗ ﻪﻟ ؟ ﻝﺎﻗ : ﺎﻳ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠَﺻ ﻪﻠﻟﺍ
ﻪﻴَﻠَﻋ ﻢَّﻠَﺳﻭ ، ﺍًﺫﺇ ﻊﻔﺷﺃ ، ﻝﺎﻗ : ﻱﺪﻬﺷﺄﻓ ﻪﻠﻟﺍ ﻲﻨﻳﺪﻬﺷﺃﻭ
ﻚﻧﺃ ﺪﻗ ﺖﻴﺿﺭ ﻪﻨﻋ ، ﻝﺎﻗ : ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻲﻧﺇ ﻙﺪﻬﺷﺃ ﺪﻬﺷﺃﻭ
ﻚﻟﻮﺳﺭ ﻲﻧﺃ ﺪﻗ ﺖﻴﺿﺭ ﻦﻋ ﻲﻨﺑﺍ , ﻝﺎﻘﻓ ﻪﻟ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠَﺻ
ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴَﻠَﻋ ﻢَّﻠَﺳﻭ : ﺎﻳ ﻡﻼﻏ ، ﻞﻗ : ﻻ ﻪﻟﺇ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ﻩﺪﺣﻭ ﻻ
ﻚﻳﺮﺷ ﻪﻟ ، ﺪﻬﺷﺃﻭ ﻥﺃ ﺍًﺪﻤﺤﻣ ﻩﺪﺒﻋ ﻪﻟﻮﺳﺭﻭ , ﺎﻬﻟﺎﻘﻓ ، ﻝﺎﻘﻓ
ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠَﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻢَّﻠَﺳﻭ ﻪﻴَﻠَﻋ : ﺪﻤﺤﻟﺍ ﻪّﻠﻟ ﺎﻤﻳﺬﻟﺍ ﻩﺬﻘﻧﺃ
ﻲﺑ ﻦﻣ ﺭﺎﻨﻟﺍ .
Dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata: Kami
pernah berada bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam lalu datanglah seseorang, ia berkata,
"Ada seorang pemuda yang nafasnya hampir
putus, lalu dikatakan kepadanya, ucapkanlah
Laa ilaaha illallah,akan tetapi ia tidak sanggup
mengucapkannya." Beliau bertanya kepada
orang itu," Apakah anak muda itu masih
menjalankan shalat?" Jawab orang itu,"Ya." Lalu
Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam bangkit
berdiri dan kami pun berdiri besama beliau,
kemudian beliau masuk menemui anak muda
itu, beliau bersabda kepadanya,"Ucapkan Laa
ilaaha illallah." Anak muda itu menjawab, "Saya
tidak sanggup." Beliau bertanya, "Kenapa?"
Dijawab oleh orang lain, "Dia telah durhaka
kepada ibunya." Lalu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam bertanya, "Apakah ibunya masih hidup?"
Mereka menjawab, "Ya". Beliau bersabda,
"Panggillah ibunya kemari," Lalu datanglah
ibunya, maka belaiu bersabda, "Ini anakmu?"
Jawabnya, "Ya." Beliau bersabda lagi kepadanya,
"Bagaimana pandanganmu kalau sekiranya
dibuat api unggun yang besar lalu dikatakan
kepadamu: Jika engkau memberikan syafa'atmu
(yaitu memaafkannya, pen) kepadanya niscaya
akan kami lepaskan dia, dan jika tidak pasti kami
akan membakarnya dengan api, apakah engkau
mau memberikan syafa'at kepadanya?"
Perempuan itu menjawab, "Kalau begitu, aku
akan memberikan syafa'at kepadanya." Beliau
bersabda," Maka Jadikanlah Allah sebagai
saksinya dan jadikanlah aku sebagai saksinya
sesungguhnya engkau telah meridhai anakmu."
Perempuan itu berkata, "Ya Allah sesungguhnya
aku menjadikan Engkau sebagai saksi dan aku
menjadikan RasulMu sebagai saksi sesungguhnya
aku telah meridhai anakku". Kemudia Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepada
anak muda itu, "Wahai anak muda ucapkanlah
Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa
asyhadu anna muhammada 'abduhu wa
rasuluhu." Lalu anak muda itupun dapat
mengucapkannya. Maka bersabda Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Segala puji bagi
Allah yang telah menyelamatkan dirinya dari api
neraka, lantaran diriku.”
Imam Al Bushiri Rahimahullah mengomentari
hadits ini:
ﻩﺍﻭﺭ ﺪﻤﺣﺃ ﻦﺑ ﻊﻴﻨﻣ ، ﻲﻧﺍﺮﺒﻄﻟﺍﻭ ﻆﻔﻠﻟﺍﻭ ﻪﻟ ، ﺪﺒﻋﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﺑ
ﺪﻤﺣﺃ ﻦﺑ ﻞﺒﻨﺣ ، ﻝﺎﻗﻭ : ﻢﻟ ﺙﺪﺤﻳ ﻲﺑﺃ ﺍﺬﻬﺑ ﺚﻳﺪﺤﻟﺍ ، ﺏﺮﺿ
ﻪﻴﻠﻋ ﻦﻣ ﻪﺑﺎﺘﻛ ﻪﻧﻷ ﻢﻟ ﺽﺮﻳ ﺚﻳﺪﺣ ﺪﺋﺎﻓ ﻦﺑ ﺪﺒﻋ ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ،
ﻥﺎﻛﻭ ﻩﺪﻨﻋ ﻙﻭﺮﺘﻣ .ﺚﻳﺪﺤﻟﺍ
ُﺖﻠﻗ : ﻪﻔﻌﺿﻭ ﻦﺑﺍ ﻦﻴﻌﻣ ﻮﺑﺃﻭ ﻢﺗﺎﺣ ، ﻮﺑﺃﻭ ﺔﻋﺭﺯ ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍﻭ ،
ﻮﺑﺃﻭ ﺩﻭﺍﺩ ﻲﺋﺎﺴﻨﻟﺍﻭ ، ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍﻭ ﻢﻫﺮﻴﻏﻭ ، ﻝﺎﻗﻭ ﻢﻛﺎﺤﻟﺍ :
ﻯﻭﺭ ﻦﻋ ﻦﺑﺍ ﻲﺑﺃ ﻰﻓﻭﺃ ﺚﻳﺩﺎﺣﺃ ﺔﻋﻮﺿﻮﻣ .
Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, Ath
Thabarani –dan ini adalah lafaz miliknya-, dan
Abdullah bin Ahmad bin Hambal, dia berkata:
“Ayahku (Imam Ahmad) belum pernah
membicarakan hadits ini, Beliau
menghilangkannya dari kitabnya, karena beliau
tidak ridha dengan hadits Faaid bin
Abdurrahman. Menurutnya (Imam Ahmad),
Faaid adalah matrukul hadits – haditsnya
ditinggalkan.
Aku (Al Bushiri) berkata: “Dia didhaifkan oleh
Ibnu Ma’in, Abu Hatim, Abu Zur’ah, Al Bukhari,
Abu Daud, An Nasa’i, At Tirmidzi, dan selain
mereka. Al Hakim berkata: diriwayatkan dari
Ibnu Abi ‘Aufa hadits-hadits palsu.” (Imam Al
Bushiri, Az Zawaid, No. 5039)
Imam Al Haitsami juga mengatakan demikian:
ﻩﺍﻭﺭ ﻲﻧﺍﺮﺒﻄﻟﺍ ﺪﻤﺣﺃﻭ ﺭﺎﺼﺘﺧﺄﺑ ﺮﻴﺜﻛ ﻪﻴﻓﻭ ﺪﺋﺎﻓ ﻮﺑﺃ ﺀﺎﻗﺭﻮﻟﺍ
ﻮﻫﻭ ﻙﻭﺮﺘﻣ
Diriwayatkan oleh Ath Thabarani dan Ahmad
dengan banyak diringkas, dan di dalam sanadnya
terdapat Faaid bin Abdurrahman Abu Al
Waraqa’, dan dia adalah matruk. (Majma’ Az
Zawaid, 8/148)
Syaikh Al Albani mengatakan tentang hadits ini:
dhaif jiddan. (Dhaif Targhib wat Tarhib, No.
1487)
Imam Ibnul Jauzi menjelaskan bahwa hadits ini
tidak sah dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam. Dalam sanadnya terdapat Faaid. Imam
Ahmad bin Hambal mengatakan: matrukul
hadits. Yahya mengatakan: “Bukan apa-apa.”
Ibnu Hibban mengatakan: “tidak boleh berhujjah
dengannya.” Al ‘Uqaili mengatakan: “Tidak ada
yang menjadi mutaba’ah (penguat) hadits ini,
kecuali dari orang yang seperti dia juga.”
Dalam sanadnya juga terdapat Daud bin
Ibrahim. Imam Abu Hatim mengatakan: Dia
berdusta. (Lihat Al Maudhu’at, 3/87)
Maka jelaslah bahwa hadits ini tidak sah
disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana yang diterangkan
para imam muhadditsin.
Catatan:
Al Qamah adalah sahabat Nabi, dan belum
pernah ada riwayat shahih yang menunjukkan
bahwa sahabat nabi durhaka kepada orang
tuanya, apalagi terhadap ibu mereka. Hadits ini
pun juga menjadi pembunuhan karakter
terhadap kepribadian sahabat nabi.
Selain itu, masih banyak cara untuk mendidik
manusia untuk berbakti kepada orang tua
mereka, yaitu dengan ayat-ayat Al Quran dan
hadits-hadits yang shahih. Maka, cukupkanlah
diri kita dengan keduanya, bukan kisah-kisah
yang tidak jelas kebenarannya.
Sekian. Wallahu A’lam
Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa
‘Ala Aalihi wa Shahbihi ajmain
Farid Numan Hasan
Menghadapi Para Pendengki
Menghadapi Para Pendengki
Oleh: Farid Nu’man Hasan
Menyeru manusia kepada jalan Allah Subhanahu
wa Ta’ala, ibarat perdagangan. Seorang yang
berdagang pasti memiliki pesaing. Ada pesaing
yang sehat dan ada pula yang hasud (dengki). Si
pendengki akan melakukan upaya apa saja untuk
menggembosi pedagang lain yang lebih laku. Ia
katakan kepada manusia: hati-hati dengan
pedagang itu, barang dagangannya syubhat, tidak
berkualitas, tidak orisinil, dan lain-lain, dengan
tujuan pelanggan beralih kepadanya.
Begitu pula segala macam bentuk fitnah, tuhmah
(tuduhan), tha’nah (tikaman), yang dialami
jamaah da’wah dan tokoh-tokohnya. Sayangnya
semua itu bukan hanya datang dari kaum
sekuler yang anti agama, tetapi juga sesama
pejuang Islam yang memiliki bendera dan seruan
yang sama. Lalu bagaimana para da’i
menyikapinya?
Berikut akan kami kutip nasihat Syaikh Dr. ’Aidh
Abdullah Al Qarny hafizhahullah dari buku
Silakan Terpesona, hal. 187. Cet.3, Penerbit
Sahara Publishers. Jakarta, Juni 2005. Beliau
menulis:
Bagaimanapun Anda berbuat baik kepada orang
yang hasud, misalnya membawakan makanan
dan minuman kepadanya, memakaikan
pakaiannya, membawakan air wudhunya,
menyikatkan permadaninya, membersihkan
rumahnya, dan lain-lain, Anda akan tetap
dianggapnya sebagai musuh. Mengapa
demikian? Sebab, hal-hal yang menjadi pemicu
permusuhan dengannya itu masih melekat pada
diri Anda, yaitu keutamaan, ilmu pengetahuan,
tata krama, harta, atau jabatan Anda. Bagaimana
pun Anda tidak akan dapat berdamai dengannya
selama Anda belum menanggalkan karunia-
karunia tersebut dari diri Anda. Orang yang iri
hati akan selalu menunggu-nunggu saat Anda
terpeleset, menanti-nanti kapan Anda terjatuh,
dan berangan-angan suatu saat Anda tergelincir.
Hari terbaik baginya adalah hari Anda jatuh
sakit, malam terindah baginya adalah malam
Anda jatuh miskin, dan saat-saat paling
membahagiakan baginya adalah hari Anda
tertimpa bencana, dan waktu yang paling
disukainya adalah hari Dia melihat Anda gelisah,
resah, sedih, dan rapuh.
Momen yang paling menyiksanya adalah ketika
ia melihat Anda menjadi kaya raya. Berita paling
menyedihkannya adalah ketika Anda meraih
keberuntungan dan menjadi orang terhormat.
Dan bencana paling besar baginya adalah ketika
Anda mendapat promosi.
Tawa Anda adalah tangisnya, pesta Anda adalah
upacara kematiannya, dan keberhasilan Anda
adalah kegagalannya.
Dia akan melupakan segala-galanya tentang diri
Anda, kecuali kesalahan-kesalahan Anda. Dia
tidak memandang apa pun kepada diri Anda,
kecuali pada kekurangan-kekurangan Anda.
Kesalahan Anda yang kecil, baginya lebih besar
daripada gunung Uhud. Dosa Anda yang sepele,
menurutnya lebih berat daripada gunung
Tsahlan. Meskipun Anda lebih fasih daripada
Sahban, baginya Anda lebih gagap daripada
Baqil. Meskipun Anda lebih dermawan daripada
Hatim, baginya Anda lebih kikir darpada Madir.
Meskipun Anda lebih cerdas daripada Asy Syafi’i,
dia memandang Anda lebih bodoh dari pada
Habnaqah.
Orang yang memuji Anda di hadapannya
dianggapnya pendusta. Orang yang menyanjung
Anda di dekatnya dianggapnya orang munafik.
Orang yang memuji Anda di majelisnya
dianggapnya orang rendah yang tak tahu etika.
Sebaliknya, dia mempercayai orang yang
mencela Anda, menyukai orang yang membenci
Anda, mendekati orang yang memusuhi Anda,
menolong orang yang tidak menyukai dan tidak
akrab dengan Anda.
Warna putih menurut pandangan mata Anda,
terlihat hitam baginya. Siang dalam penglihatan
Anda, malam dalam pandangannya.
Maka dari itu, janganlah Anda menjadikannya
sebagai hakim dalam perkara Anda dengan
orang lain, karena dia telah memvonis Anda
bersalah sebelum mendengar tuntutan dan
melihat bukti-bukti. Janganlah Anda
membocorkan rahasia kepadanya, karena dia
sangat bersemangat menyebarkan dan
menyiarkannya. Ia menyimpan kekeliruan Anda
sampai hari ia membutuhkannya dan mencatat
kesalahan Anda sampai hari ia memerlukannya.
Cara menghadapinya hanyalah menghindari dan
meninggalkannya, menghilang dari
pandangannya, menjauhi rumahnya, dan
menyingkir dari tempatnya. Sebab, dia
sebenarnya adalah sang penindas yang
berpenampilan orang yang tertindas. Tak usah
Anda membalasnya, sudah cukup baginya
kepahitan di kerongkongannya, duka nestapa
yang dialaminya, kesedihan yang
merundungnya, dan kecelakaan yang
dirasakannya.
Andalah yang membuatnya sakit dan menderita;
andalah yang membuatnya tidak bisa tidur dan
gundah gulana; andalah yang mendatangkan
kegelisahan, kesedihan, kelelahan, dan keletihan
padanya.
Aku berhasil, maka sujudlah orang yang dulu
mencela diriku
Dia tidak kucela, itulah pemaafan dan
penghinaanku baginya
Itu juga yang kualami di antara keluarga dan
orang sebangsaku
Sebab, barang yang berharga memang aneh di
mana saja berada
Orang yang iri pada kebaikanku, berdusta di
belakangku
Berghibah sembunyi-sembunyi, memuji-muji di
depan mata
Demikian nasihat dari Syaikh Dr. ’Aidh al Qarny
hafizhahullah
Sungguh, kedengkian adalah penyakit mematikan
bagi pengidapnya. Hatinya sempit, jiwanya
bergoncang, pikiran pun buram, karena semua
telah diliputi rasa khawatir terhadap kemuliaan
dan kemajuan orang lain, lalu sedih terhadap
kebahagian orang lain, dan marah terhadap
pujian yang diterima mereka.
Ia menolak dan membantah ketika ada ulama
atau tokoh yang memberi kesaksian positif
terhadap aktivis da’wah lain. Ia cari-cari alasan
agar kesaksian itu menjadi mentah dan tidak
berharga. Sungguh betapa lelah dan payahnya
orang seperti itu. Orang-orang yang disebutnya
ahli bid’ah, ternyata disebut Ahlus Sunnah oleh
para ulama, tokoh yang disebutnya sebagai
teroris dan khawarij, ternyata disebut mujahid
yang syahid oleh para ulama. Akhirnya, ia hidup
hingga matinya diliputi kebencian, angkara
murka, dan tanpa kasih sayang sesama muslim,
kecuali yang dirahmati oleh Allah ’Azza wa Jalla
untuk berubah.
Di mana saja berada, orang-orang seperti ini
menjadi kerikil dalam sepatu bagi saudaranya
sesama muslim. Kecil tetapi mengganggu, atau
seperti kutil, kecil tetapi merusak pemandangan.
Kritik yang dilakukan bukan didasari cinta dan
ilmu, tetapi amarah, dendam, dan pelampiasan
hawa nafsu. Semua akan dilakukan, semua
menjadi sarana, semua yang menjadi musuh
pada masa lalu menjadi kawan masa kini, ....
karena satu tujuan, satu target dan sasaran,
kehancuran da’wah dan tokoh-tokohnya.
Dengki tidaklah memandang usia dan tempat, ia
bisa diidap siapa saja dan hidup di mana saja.
Orang yang menjadi korban juga tidak
memandang usia dan posisi, siapa saja pernah
menjadi sasaran kedengkian. Baik itu jamaah,
ulama, da’i, politisi, tokoh negara, guru,
pedagang, dan sebagainya. Maka carilah ridha
Allah ’Azza wa Jalla dalam berda’wah, jangan
hiraukan ucapan yang melemahkan, tuduhan
yang menggoncangkan, dan fitnah yang
membingungkan, karena ketika Anda
menjadikan Allah ’Azza wa Jalla sebagai satu-
satunya tujuan dan tempat bersandar, maka
musuh-musuhmu akan tidak bisa berbuat apa-
apa kecuali celaka bagi dirinya sendiri.
Wallahu A’lam wa Lillahil ’Izzah
(Farid Nu’man, April 2007, dengan beberapa
editan. Pernah dimuat majalah Tatsqif 2007)
Senin, 17 Juni 2013
Pengaruh orangtua terhadap perkwmbangan anak
diekspresikan sehingga
menciptakan suasana emosional . Santrock dalam
bukunya Educational Psychology (2011)
menyinggung 4 macam parenting styles, yaitu
authoritative, authoritarian, neglectful , dan
indulgent .
1 . Authoritative Parenting
Orang tua yang authoritative berperilku hangat
namun tegas . Mereka mendorong anaknya
menjadi mandiri dan memiliki kebebasan namun
tetap meberi batas dan kontrol pada anaknya.
Mereka memiliki standard namun juga memberi
harapan yang disesuaikan dengan
perkembangan anak . Mereka menunjukkan kasih
sayang , sabar mendengarkan anaknya,
mendukung keterlibatan anak dalam membuat
keputusan keluarga , dan menanamkan kebiasaan
saling menghargai hak - hak orang tua dan anak .
Hal ini mampu memberi kesempatan kedua
pihak ( orang tua dan anak ) untuk dapat saling
memahami satu sama lain dan menghasilkan
keputusan yang dapat diterima kedua pihak.
Kualitas pengasuhan ini diyakini dapat lebih
memicu keberanian, motivasi , dan kemandirian .
Pola asuh ini juga dapat mendorong tumbuhnya
kemampuan sosial, meningkatkan rasa percaya
diri, dan tanggung jawab sosial. Mereka juga
tumbuh dengan baik , bahagia, penuh semangat ,
dan memiliki kemampuan pengendalian diri
sehingga mereka memiliki kematangan sosial dan
moral , lincah bersosial , adaptif, kreatif , tekun
belajar di sekolah , serta mencapai prestasi
belajar yang tinggi . Pada intinya , orang tua yang
menggunakan pola authoritative dapat
meningkatkan perasaan positif anak , memiliki
kapabilitas untuk bertanggung jawab, dan
mandiri .
2 . Authoritarian Parenting
Orang tua authoritarian menuntut kepatuhan
dan konformitas yang tinggi dari anak -anak .
Mereka lebih banyak menggunakan hukuman,
batasan, kediktatoran , dan kaku. Mereka memiliki
standard yang dibuat sendiri baik dalam aturan ,
keputusan, dan tuntutan yang harus ditaati
anaknya. Bila dibandingkan dengan pola asuh
lainnya , orang tua authoritarian cenderung
kurang hangat , tidak ramah, kurang menerima ,
dan kurang mendukung kemauan anak , bahkan
lebih suka melarang anaknya mendapat otonomi
ataupun terlibat dalam pembuatan keputusan.
Pengasuhan dengan pola ini berpotensi
memunculkan pemberontakan pada saat remaja ,
ketergantungan anak apada orang tua , merasa
cemas dalam pembandingan sosial, gagal dalam
aktivitas kreatif , dan tidak efektif dalam interaksi
sosial. Ia juga cenderung kehilangan
kemampuan bereksplorasi , mengucilkan diri ,
frustasi , tidak berani menghadapi tantangan ,
kurang berkeinginan mengetahi secara
intelektual, kurang percaya diri, serta tidak
bahagia.
3 . Neglect Parenting
Pola pengasuhan ini disebut juga indifferent
parenting. Dalam pola pengasuhan ini, orang
tua hanya menunjukkan sedikit komitmen dalam
mengasuh anak , mereka hanya memiliki sedikit
waktu dan perhatian untuk anaknya. Akibatnya ,
mereka menanggulangi tuntutan anak dengan
memberikan apapun yang barang yang
diinginkan selama dapat diperoleh. Padahal hal
tersebut tidak baik untuk jangka panjang
anaknya, misalnya terkait peran dalam pekerjaan
rumah dan perilaku sosial yang dapat diterima
secara umum . Orang tua pola ini cenderung
tidak tahu banyak tentang aktivitas anaknya .
Mereka jarang berbicang- bincang dan hampir
tidak mempedulikan pendapat anaknya dalam
membuat keputusan.
Orang tua neglect atau indifferent bisa saja
menganiaya anaknya , menerlantarkan anaknya,
dan mengabaikan kebutuhan maupun kesulitan
anaknya. Minimnya kehangatan dan pengawasan
orang tua membuatnya terpisah secara
emosional dengan anaknya sehingga membuat
anak minimal dalam segala aspek , baik kognisi ,
bermain , kemampuan emosional dan sosial
termasuk kedekatan / kelekatan pada orang lain.
Jika terus menerus terjadi , akan membuat anak
berkemampuan rendah dalam menolerir frustasi ,
pengendalian emosi, perilaku, dan prestasi
sekolahnya pun amat buruk . Ia sering kurang
matang , kurang bertanggung jawab, lebih
mudah dihasut dan dibujuk teman sebayanya,
serta kurang mampu menimbang posisinya.
4 . Indulgent Parenting
Orang tua indulgent atu permissive berperilaku
highly involved pada anaknya . Mereka
cenderung menerima , lunak, dan lebih pasif
dalam kedisiplinan . Mereka mengumbar cinta
kasih tetapi menempatkan sangat sedikit
tuntutan terhadap perilaku anak dan memberi
kebebasan tinggi pada anak untuk bertindak
sesuai keinginannya . Terkadang orang tuanya
mengizinkan ia mengambil keputusn meski
belum mampu melakukannya . Orang tua
semacam ini cenderung memanjakan anak , ia
membiarkan anaknya mengganggu orang lain,
melindungi anak secara berlebihan , membiarkan
kesalahan diperbuat anaknya , menjauhkan anak
dari paksaan , keharusan, hukuman, dan enggan
meluruskan penyimpangan perilaku anak .
Baumrind ( dalam Barus , 2003) menemukan
bahwa anak yang menerima pola pengasuhan
ini sangat tidak matang dalam berbagai aspek
psikososial. Mereka impulsive , tidak patuh,
menentang jika diminta sesuatu yang
bertentangan dengan keinginan sesaatnya ,
kurang tenggang rasa , dan kurang toleran dalam
bersosialisasi. Pemanjaan terhadap anak dapat
menyuburkan keinginan ketergantungan dan
melemahkan dorongan untuk berprestasi .
Thornburg (dalam Barus , 2003) mengemukakan
dua alasan mengapa anak yang diasuh dengan
pola seperti ini tidak dapat ditingkatkan perilaku
tanggung jawabnya . Yaitu , (1 ) parents who are
permissive give little guidance or direction to
their adolescents and (2 ) adolescents do not
tend to model the behavior of a parent in the
permissive home .
Berdasarkan penjelasan di atas , dapat dipahami
bahwa pola asuh orang tua begitu berpengaruh
terhadap kondisi perkembangan anak termasuk
dalam prestasinya. Bila anak berada dalam
pengasuhan yang kondusif , maka anak akan
terbantu dalam proses kematangan
perkembangan kognitif , afeksi , dan konasinya .
Anak yang dibesarkan dari keluarga authoritative
lebih mapan secara psikososial dan lebih
berprestasi dibandingkan anak -anak yang
dibesarkan dari keluarga authoritarian, neglect ,
dan indulgent .
Panduan amal dibulan sya ban
Kita tengah berada di bulan
Sya ’ ban setelah melepaskan bulan Rajab yang
penuh dengan kenangan - kenangan heroisme
sejarah kaum Muslimin . Bulan Sya ’ ban termasuk
bulan- bulan tahun Hijriyah. Secara bahasa bisa
berarti menyebar dan berpencar . Konon ,
dinamakan bulan itu karena orang -orang Arab
kuno di bulan ini berpencaran untuk mencari
air . Atau mereka berpencar dalam serangan
kepada musuh. Ada pula yang mengatakan
sya ’ aba berarti muncul, sebab ia muncul
diantara bulan Rajab dan Ramadhan .
Dengan kasih sayang - Nya Allah memberi
kesempatakan kepada kita untuk beramal di
bulan ini, sebagai persiapan memasuki bulan
Ramadhan yang sarat dengan kebaikan yang
memicu seorang muslim untuk mengerahkan
segenap potensinya demi kesuksesan
mendapatkan kasih sayang , ampunan, dan
dijauhkan dari jilatan api neraka . Maka , bulan
Ramdhan layak untuk ditunggu kehadirannya
bahkan layak untuk disambut dengan gegap
gempita, dengan kesiapan mental dan spiritual.
Sya ’ ban adalah bulan pemanasan dan bulan
penyiapan. Dan hanya orang yang memiliki
kesiapan yang akan sukses meraih kebaikan
bulan Ramadhan . Rasul dan para Salafus -Shalih
pun menjadikannya sebagai landasan pacu
untuk terbangkan diri ke angkasa ampunan dan
keberkahan bulan yang padanya terdapat satu
malam senilai seribu bulan kebaikan .
Kendatipun terdapat fakta lain tentang bulan ini
seperti yang diungkapkan oleh Nabi yang tidak
pernah berbicara dengan hawa nafsunya, bahwa
ia adalah bulan yang terlupakan , karena diapit
oleh dua bulan ‘ besar ’ . Yakni bulan Haram
(Ashurul Hurum ), Rajab dan bulan Ramadhan .
Usamah bin Zaid menuturkan kisahnya bersama
Rasulullah,
ُﺖْﻠُﻗ ﺎَﻳ َﻝْﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ْﻢَﻟ ِﻙَﺭَﺃ ُﻡْﻮُﺼَﺗ ْﻦِﻣ ٍﺮْﻬَﺷ َﻦِﻣ ِﺭْﻮُﻬُّﺸﻟﺍ
ﺎَﻣ ُﻡْﻮُﺼَﺗ ْﻦِﻣ َﻥﺎَﺒْﻌَﺷ ، َﻝﺎَﻘَﻓ : “َﻙﺍَﺫ ٌﺮْﻬَﺷ َﻞَّﻔَﻐَﺗ ﺱُﺎَّﻨﻟﺍ
ِﻪْﻴِﻓ ُﻪْﻨَﻋ ، َﻦْﻴَﺑ ٍﺐَﺟَﺭ َﻥﺎَﻀَﻣَﺭَﻭ ، َﻮُﻫَﻭ ُﺮْﻬَﺷ ُﻊَﻓْﺮُﺗ ِﻪْﻴِﻓ
ُﻝﺎَﻤْﻋَﻷﺍ ﻰَﻟِﺇ ِّﺏَﺭ َﻦْﻴِﻤَﻟﺎَﻌْﻟﺍ ، ُّﺐِﺣُﺃَﻭ ْﻥَﺃ َﻊَﻓْﺮُﻳ ﻲِﻠَﻤَﻋ ﺎَﻧَﺃَﻭ
ٌﻢِﺋﺎَﺻ
“ Aku bertanya , ‘ Ya Rasulullah , aku tidak
melihatmu berpuasa diantara bulan- bulan
sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya ’ ban . ’
Beliau menjawab , ‘ Dia adalah bulan dimana
manusia melupakannya , ( karena berada )
diantara Rajab dan Ramadhan . Dan dia adalah
bulan dimana segala amal diangkat kepada
Tuhan semesta alam. Aku ingin agar amalku
diangkat sementara aku dalam keadaan
berpuasa. ” ( Nasa ’ i dan Abu Dawud )
Berikut ini merupakan contoh aktifitas ibadah
dan amal yang bisa dijadikan sarana persiapan
muslim menyiapkan dirinya memasuki bulan suci
Ramadhan . Dan dengan kebersihan niat
mengharap ridha Allah seseorang mendapatkan
taufiq Allah hingga memiliki kesiapan maksimal:
1. Puasa
Nabi Muhammad saw . sendiri menjadikan
ibadah puasa ini sebagai pembeda antara bulan
Sya ’ ban dengan bulan -bulan lain selain
Ramadhan dengan seringnya beliau berpuasa.
Diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Aisyah ,
Ummul Mukminin , ra. bahwa ia menuturkan ,
َﻥﺎَﻛ ُﻝْﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ ُﻡْﻮُﺼَﻳ ﻰَّﺘَﺣ َﻝْﻮُﻘَﻧ َﻻ ُﺮِﻄْﻔُﻳ ُﺮِﻄْﻔُﻳَﻭ ﻰَّﺘَﺣ
َﻝْﻮُﻘَﻧ َﻻ ُﻡْﻮُﺼَﻳ ﺎَﻣَﻭ ُﺖْﻳَﺃَﺭ َﻝْﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ َﻞَﻤْﻜَﺘْﺳﺍ َﻡﺎَﻴِﺻ
ٍﺮْﻬَﺷ َّﻻِﺇ َﻥﺎَﻀَﻣَﺭ ﺎَﻣَﻭ ُﻪُﺘْﻳَﺃَﺭ َﺮَﺜْﻛَﺃ ﺎﻣﺎَﻴِﺻ ُﻪْﻨِﻣ ﻲِﻓ َﻥﺎَﺒْﻌَﺷ
“
“ Adalah Rasulullah saw . saat berpuasa sampai
kami mengira beliau tidak akan berbuka dan
saat beliau berbuka kami mengatakan beliau
tidak akan berpuasa . Aku tidak pernah melihat
Rasulullah menuntaskan puasa sebulan penuh
kecuali Ramadhan dan aku tidak pernah melihat
beliau banyak berpuasa selain di bulan
Sya ’ ban . ” ( Bukhari Muslim )
Para ulama , diantara mereka Abdullah bin
Mubarak seapakat bahwa beliau memang tidak
puasa penuh di bulan Sya ’ ban , namun paling
sering berpuasa di bulan ini. Riwayat lain dari
Aisyah menguatkan hal ini.
ﺎَﻣ ُﻪُﺘْﻳَﺃَﺭ َﻡﺎَﺻ ﺍًﺮْﻬَﺷ ًﻼِﻣﺎَﻛ ُﺬْﻨُﻣ َﻡِﺪَﻗ َﺔَﻨْﻳِﺪَﻤْﻟﺍ َّﻻِﺇ ْﻥَﺃ
َﻥْﻮُﻜَﻳ َﻥَﺎﻀَﻣَﺭ
“ Aku tidak pernah melihat beliau - sejak pertama
kali datang ke Madinah - berpuasa sebulan
penuh selain Ramadhan . ” (Bukhari dan Muslim )
ibnu Rajab berkata , “ Puasa di bulan Sya ’ ban
lebih biak daripada puasa di bulan -bulan yang
diharamkan ( Asyhurul - hurum ) dan sebaik -baik
perbuatan sunnah adalah yang dekat dengan
Ramadhan , sebelum atau sesudahnya . ” Ini bisa
kita terjemahkan dengan melakukan puasa - puasa
sunnah semisal puasa Senin dan Kamis , puasa
Ayyamul-bidh (tanggal 13 , 14, dan 15 kalender
Hijriyah) dan puasa Dawud , yakni sehari
berpuasa dan sehari berbuka. Atau bahkan
puasa wajib seperti puasa nazar dan puasa
qadha. Apabila sudah sampai menjelang akhir
bulan. Rasulullah melarang berpuasa sehari atau
dua hari sebelum Ramadhan . Itu yang dikenal
dengan Yaumus Syakk ( hari yang meragukan )
1. Evaluasi , Qadha Puasa, dan bekal Ilmu
Yakni seorang mengevaluasi perjalannya pada
bulan- bulan sebelumnnya dan di bulan ini,
seperti yang diberitakan Rasulullah sebagai bulan
dimana amal perbuatan diangkat lalu beliau
ingin mempersembahkan amal terbaik saat itu .
Para Salafus -Shalih pun melakukan hal sama di
saat seperti ini, mereka mengevaluasi amal
mereka. Sebagaimana yang dilakukan Ibrahim
An- Nakha’ i , ia menangisi istrinya di hari Kamis
dan sebaliknya , istrinya pun menangisinya . Dia
berkata , “ Hari ini amal perbuatan kita diangkat. ”
Demikian pula Adh - Dhahhak, ia menangis di
sore hari seraya berkata , “ Aku tidak tahu amal
perbuatanku yang mana yang diangkat . ”
Bagi yang memiliki tanggungan puasa bulan
Ramdhan tahun kemarin, ini saatnya melakukan
qadha atas puasa yang ditinggalkan itu . Sebab
setelah bulan ini tidak ada lagi kesempatan
untuk meng -qadhanya . Ummul Mukminin ,
Aisyah suka meng - qadha puasa Ramadhan di
bulan Sya ’ ban ini.
Termasuk yang dievaluasi adalah yang terkait
dengan pemahaman seputar Ramadhan , hukum
berupuasa atau seputar fiqih Ramadhan .
1. Shalat Berjamaah
Terutama bagi kaum laki- laki. Menyiapkan diri
dengan shalat berjamaah di awal waktu dan di
masjid adalah sebagik- baik amal ketaatan dan
taqarrub kepada Allah . Ia juga merupakan
sebaik -baik bekal seseorang dalam hidupnya
bahkan bukti keimanannya kepada Allah .
Ramadhan nanti merupakan momen dimana
kaum Muslimin memakmurkan rumah - rumah
Allah dengan ibadah .
1. Interaksi dengan Al -Qur’ an
Sebagai bulan dimana Al - Qur’ an diturunkan,
maka Ramadhan menjadi saat yang tepat untuk
memperbaiki kualitas dan kuantitas interaksi
seorang Muslim dengan Al -Qur’ an . Orang -orang
shalih menjadikan bulan Ramadhan sebagai
ajang berdekatan dengan Al -Qur ’ an . Dan tentu
akan lebih optimal manakala seseorang telah
terlebih dahulu menyiapkan dirinya berinteraksi
secara baik dengannya; membacanya ,
menghapalnya , mengamalkannya , dan
mengajarkannya. Menyibukkan diri dengan
kalamullah akan membimbing seseorang untuk
menngendalikan lisannya mengatakan yang haq
dan menjauhi perkataan yang tidak terpuji
bahkan yang terlarang dalam agama . Jika
seseorang bisa berjam - jam berkomunikasi
dengan manusia, mengapa tidak bisa
meluangkan waktunya untuk berkomunikasi
dengan Tuhan- nya manusia melalui firman -Nya ,
yang tidak ada kebohongan dan kebatilan
padanya?
1. Qiyamul- Lail dan Shalat Sunnah
Meningkatkan frekuensi shalat malam dan shalat-
shalat Sunnah lainnya adalah bekal utama
memasuki bulan Ramadhan , sebab bulan
Ramadhan nanti tidak hanya sebagai bulan
shiyam, namun juga bulan qiyam (qiyamul - lail ).
Melakukan shiyam di siang hari dan qiyam di
malam hari, yang dengan demikian seseorang
telah mempersembahkan seluruh watunya untuk
taat kepada Allah . Selain sebagai bekal muslim ,
Rasul menjanjikan surga bagi yang senantiasa
melakukannya, beliau bersabda,
ﺎَﻳ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍ : ﺍْﻮُﺸْﻓَﺃ َﻡَﻼَّﺴﻟﺍ ، ﺍْﻮُﻤِﻌْﻃَﺃَﻭ َﻡﺎَﻌَّﻄﻟﺍ، ﺍﻮُﻠِﺻَﻭ
َﻡﺎَﺣْﺭَﻷﺍ ، ﺍْﻮُّﻠَﺻَﻭ ِﻞْﻴﻠَّﻟﺎِﺑ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍَﻭ ٌﻡﺎَﻴِﻧ، ﺍْﻮُﻠُﺧْﺪَﺗ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ
ٍﻡَﻼَﺴِﺑ
“ Hai sekalian manusia, ucapkanlah salam , beri
makan (kepada orang lain ), silatur- rahim, dan
qiyamul -laillah kalian dikala orang -orang tidur ,
niscaya kalian masuk sruga dengan selamat. ”
(Ahmad , Tirmidzi , dan Hakim)
1. Infaq dan Shadaqah
Tidak diragukan lagi bahwa pada Ramadhan
terdapat anjuran untuk melakukan ibadatul -mal
(ibadah dengan harta ). Diantaranya anjuran dan
motivasi untuk memberi makanan berbuka
kepada orang puasa , dimana pahalanya seperti
orang yang mengerjakan puasa itu sendiri,
kewajiban mengeluarkan shadaqatul- fithri (zakat
fitrah ), juga semangat kaum Muslimin untuk
mengeluarkan zakat dan infak di bulan
Ramadhan . Mengeluarkan harta untuk zakat dan
infak sangatlah berat dirasakan jiwa kecuali yang
diringankan Allah . Sebab dia merasakan
beratnya bekerja mengais rezki .
Untuk itu perlu melatih jiwa untuk berinfak agar
ia tidak terikat kepada harta dan dunia , lalu
terasa ringan olehnya saat mengeluarkan
sebagiannya yang nobene bukan miliknya , ia
hanya titipan sementara dari Si Empunya yang
sejati, Pemiliki semua khazanah langit dan bumi ,
Allah Arrazzaq .
1. Muamalah
Terciptanya suasana yang kondusif untuk
beribadah sangat dipengaruhi oleh lingkungan ,
baik keluarga maupun lingkungan tempat
tinggal. Jika seseorang sedang dirundung
berbagai persoalan terkait dengan keluarga,
masyarakat, teman , dan kolega, sedikit banyak
akan mempengaruhi konsentrasi dalam
beribadah. Menyiapkan lingkungan keluarga dan
masyarakat dengan cara memperbaiki pola
hubungan dan komunikasi dengan mereka
menjadi sebuah keniscayaan demi menciptakan
suasana yang kondusip dan jauh dari hal- hal
yang mengganggu knsentrasi serta pikiran dalam
melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan .
Di lingkungan keluarga , anak - anak bisa
dikondisikan agar mendukung aktifitas ibadah
keluarga di bulan Ramadhan . Perlu
disosialisasikan kepada mereka seputar
Ramadhan . Bahkan mereka perlu dilibatkan
dalam penyambutannya , misalnya agar mereka
membuat kata - kata sambutan atas kedatangan
Ramadhan lalu menempelnya di dinding atau
pintu rumah . Juga terkait target - target ibadah di
bulan Ramadhan nanti. Tidak ada salahnya
manakala orang tua menjanjikan reward bagi
siapa yang memenuhi targetnya . Pola hubungan
suami -istri juga perlu diperbaiki agar keduanya
lebih optimal dalam bekerja sama menciptakan
suasana ibadah yang kondusif .
Terhadap tetangga perlu ditingkatkan
hubunguannya agar tercipta suasana saling
menghormati dan menjaga hingga tercipta
suasana harmoni bahkan bisa bekerja sama
dalam kebaikan . Dan terhadap kerabat serta
handai tolan bisa dilakukan dengan saling
mengunjungi dan saling memaafkan ,
menyelesaikan masalah diantara mereka jika ada .
1. Mengurangi Hal- hal yang Tidak Bermanfaat
Tentu tidak sempurna persiapan dan bekal
kebaikan tanpa diiringi dengan upaya
meninggalkan perbuatan yang tidak berguna ,
baik untuk dunia maupun akhirat , apatah lagi
perbuatan yang diharamkan oleh Islam . Sebab
keshalihan itu adalah melakukan kebaikan dan
meninggalkan keburukan . Bebagai kebiasaan
negatif dan tidak produktif hendaknya mulai
dikurangi bahkan dijauhi di bulan ini. Sebab jika
tidak, sia -sia di bulan Ramadhan nanti saat
orang melakukan kebikan namun keburukan
tidak ditinggalkan . Ia membaca Al - Qur’ an dan
berzikir, namun ia juga menggunjing dan
membicarakan keburukan orang .
Termasuk kebiasaan yang mesti dikurangi adalah
nonton TV yang tidak bermanfaat , apatah lagi
dengan acara yang penuh maksiat, membuka
aurat, atau membuka aib orang , berselancar di
dunia maya yang sudah menjadi kebiasaan yang
menyibukkan orang -orang modern , hingga
menghabiskan waktu berjam -jam untuk berada
di depan TV, komputer , dan sarana komunikasi
lain untuk hal-hal yang kurang manfaatnya .
Segala kegiatan yang dapat mengganggu
kekhusyukan ibadah bulan Ramadhan bisa
dilakukan di bulan ini, seperti membeli pakaian
untuk keperluan lebaran, memperbaiki dan
merapikan rumah , menyiapkan segala keperluan
Ramadhan , serta berbagai kegiatan pribadi ,
keluarga, tugas , jika bisa dilakukan bulan ini,
sebaiknya dilakukan.
Tentu masih banyak amal perbuatan yang bisa
dilakukan seseorang di bulan ini, masing - masing
melakukan sesuai dengan kemudahan yang
diberikan Allah kepadanya . Jika niat dan tekad
telah ditancapkan , Allah akan memudahkan
seseorang untuk melakukannya, semoa Allah
memberkahi kita di bulan ini dan menyampaikan
kita di bulan Ramadhan nanti . Wallahu A’ lam .
Presiden PKS ajak berbaur dg masyarakat
dakwatuna. com – Banda Aceh. Presiden Partai
Keadilan Sejahtera ( PKS ) , H . Muhammad Anis
Matta, Lc tampil membius ribuan kader PKS
dengan orasi politiknya di Anjong Mon Mata,
Banda Aceh (16 / 6 / 2013). Kata -katanya yang
membakar dan meneduhkan sanggup membuat
kader PKS yang tidak kebagaian tempat duduk
terus berdiri sampai pidatonya usai .
Dalam pidatonya yang berapi - api tersebut , Anis
Matta mengupas panjang lebar tentang sejarah
Nabi Yusuf As dan Nabi Musa As yang
diabadikan dalam Al - quran dan korelasi nya
dengan prahara yang dihadapi oleh partai
dakwah tersebut .
Dikatakan Anis Matta, sejarah Nabi Yusuf As saat
para saudaranya berkonspirasi membunuhnya
harus menjadi pelajaran berharga bagi para
kader PKS . Bahwa Nabi Yusuf tidak dendam
kepada para saudaranya yang membuangnya ke
sumur meskipun Nabi Yusuf telah menjadi Raja
di Mesir , mereka semua dimaafkan atas dasar
cinta.
“ Yang harus Antum ketahui adalah , bahwa setiap
cobaan pasti ada hikmah dibaliknya , sebagai
peristiwa Nabi Yusuf As . Apa yang dihadapi PKS
saat ini juga mengandung hikmah yang sangat
besar di sisi Allah . Saat kita telah berada di
istana, kita akan menceritakan kembali kepada
mereka yang berkonspirasi menghancurkan kita
mengenai peristiwa yang menimpa PKS hari ini
dengan penuh cinta” , papar Anis Matta .
Dalam pidatonya ini, Anis Matta juga mengutip
kata - kata Umar bin Khatab, bahwa liqaaul
ikhwan jalaul hazan , berjumpa ikhwah akan
menghilangkan kesedihan , terang Anis Matta
yang disambut tepukan penuh keharuan ribuan
kader PKS .
Anis Matta juga memompa semangat kadernya ,
kegembiraan jangan hilang dari hati kita apapun
peristiwa yang terjadi. Karena menurut Anis
Matta, kegembiraan dan senyum adalah
pertanda energi kita masih menyala .
“ Benteng terakhir pertahanan hidup kita adalah
saat kita masih tetap bisa tersenyum. Menurut
Anis Matta, semua orang punya masalah, kalau
akar dari hati kita penuh dengan kegalauan dan
kegundahan, maka pertahanan jiwa kita akan
lumpuh. Kita bisa mati saat masih hidup” , jelas
Anis Matta.
Dikatakan Anis Matta, rombongannya dari DPP
PKS datang ke Aceh untuk menggembirakan
kader .
“ Kalau hari ini setiap kali Antum nonton Tv, baca
berita , dengar radio yang Antum dengar adalah
hujatan-hujatan dan fitnah -fitnah kepada PKS ,
maka itulah tabiat jalan dakwah ” , kata Anis
Matta lagi .
Tapi tegas Anis Matta lagi , semua yang Anda
lakukan terhadap kami maka itu tidak akan
menghilangkan senyum kami , kebahagiaan kami .
Menurut Anis Matta, tantangan besar pada
faktanya tapi kecil dalam pikiran kita maka
tantangan itu akan jadi kecil , begitu juga
sebaliknya , kalau tantangan kecil namun besar
dalam pikiran kita , maka tantangan itu akan
besar.
Anis Matta juga mengatakan bahwa PKS didirikan
atas dasar iman. Maka , pekerjaan dengan iman
akan tumbuh tanpa henti , maka tidak akan ada
yang bisa menghentikan kiprah dakwah
PKS . Anis Matta juga mengajak para kader PKS
untuk tawakkal kepada Allah Swt . menurutnya ,
PKS akan bisa terus berjalan kalau kita
bertawakal kepada Allah Swt .
Ajak kader PKS ke warkop
Di akhir pidatonya , Anis Matta mengajak para
kader PKS agar membaur dengan masyarakat.
Bergaul lah dengan mereka maka Antum akan
melihat hasilnya yang luar biasa , terang Anis
Matta.
Anis Matta menganjurkan agar kader PKS rajin -
rajin duduk di warung kopi dan pusat- pusat
keramaian masyarakat lainnya , karena menurut
Anis Matta, hari ini masyarakat mengenal kader -
kader PKS sebagai orang - orang yang shalih-
shalihah , tapi jarang bergaul dengan masyarakat.
“ Nah , ini yang haru Antum benahi ” , desak Anis
Matta. Antum harus bergaul dengan masyarakat ,
tataplah mata mereka agar mereka mengenal
Antum sebagai orang - orang yang baik . Dengan
cara seperti ini masyarakat akan mengenal partai
ini, terangnya.
Pada sesi jumpa pers, Anis Matta mengatakan
bahwa partainya akan konsisten menolak
kenaikan harga BBM dan menyerahkan
sepenuhnya urusan menteri dari PKS kepada
Presiden SBY. Saat ditanyai seorang wartawan
apakah Anis Matta siap dipilih menjadi Presiden
Republik Indonesia, Anis Matta menjawab bahwa
fokus nya saat ini adalah membawa PKS berada
di posisi 3 besar . (safnegari)
Sabtu, 15 Juni 2013
Pengorbanan
Seseorang disebut pahlawan karena timbangan
kebaikannya jauh mengalahkan timbangan
keburukannya, karena kekuatannya
mengalahkan sisi kelemahannya.
Jika engkau mencoba menghitung kesalahan dan
kelemahannya, niscaya engkau menemui bahwa
kesalahan dan kelemahan itu "tertelan" oleh
kebaikan dan kekuatannya.
Tapi kebaikan dan kekuatan itu bukanlah untuk
dirinya sendiri, melainkan merupakan rangkaian amal
yang menjadi jasanya bagi kehidupan masyarakat
manusia. ltulah sebabnya tidak semua orang baik
dan kuat menjadi pahlawan yang dikenang dalam
ingatan kolektif masyarakat atau apa yang kita sebut
sejarah. Hanya apabila kebaikan dan kekuatan
menjelma jadi matahari yang menerangi kehidupan,
atau purnama yang merubah malam jadi indah, atau
mata air yang menghilangkan dahaga.
Nilai sosial setiap kita terletak pada apa yang kita
berikan kepada masyarakat atau pada kadar manfaat
yang dirasakan masyarakat dari keseluruhan
perfomance kepribadian kita. Maka Rasulullah saw
berkata: "Sebaik-baik manusia adalah manusia yang
paling bermanfaat bagi manusia yang lain."
Demikian kita menobatkan seseorang menjadi
pahlawan karena ada begitu banyak hal yang telah ia
berikan kepada masyarakat. Maka takdir seorang
pahlawan adalah bahwa ia tidak pemah hidup dan
berpikir dalam lingkup dirinya sendiri. la telah
melampui batas-batas kebutuhan psikologis dan
biologisnya. Batas-batas kebutuhan itu bahkan telah
hilang dan lebur dalam batas kebutuhan kolektif
masyarakatnya dimana segenap pikiran dan jiwanya
tercurahkan.
Dalam makna inilah pengorbanan menemukan
dirinya sebagai kata kunci kepahlawan seseorang.
Disini ia bertemu dengan pertanggungjawaban,
keberanian, dan kesabaran. Tiga hal terakhir ini
adalah wadah-wadah kepribadian yang hanya akan
menemukan makna dan fungsi pahlawanannya
apabila pengorbanan yang mengisi dan
menggerakkannya. Pengorbananlah yang memberi
arti dan fungsi kepahlawanan bagi sifat-sifat
pertanggunjawaban, keberanian, dan kesabaran.
Maka keempat makna dan sifat ini - rasa tanggung
jawab keagamaan, semangat pengorbanan,
keberanian jiwa, dan kesabaran - adalah rangkaian
dasar yang seluruhnya terkandung dalam ayat-ayat
jihad. Dorongannya adalah tanggung jawab
keagamaan (semacam semangat penyebaran dan
pembelaan). Hakikat dan tabiatnya adalah
pengorbanan. Perisainya keberanian jiwa. Tapi nafas
panjangnya adalah kesabaran.
Begitulah kemudian menjadi benar apa yang
dikatakan oleh Sayyid Quthb: "Orang yang hidup
bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang
kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Tapi orang
yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai
orang besar dan mati sebagai orang besar."
Kaidah itu tidak saja berlaku bagi kehidupan individu,
tapi juga merupakan kaidah universal yang berlaku
bagi komunitas manusia. Syakib Arselan, pemikir
Muslim asal Syiria, yang menulis buku Mengapa
Kaum Muslimin Mundur dan Orang Barat Maju,
menjelaskan jawabannya dalam kalimat yang
sederhana, "Karena," kata Syakib Arselan, "orang-
orang Barat lebih banyak berkorban daripada kaum
Muslimin. Mereka memberi lebih banyak demi agama
mereka ketimbang apa yang diberikan kaum
Muslimin bagi agamanya.”
Sekarang mengertilah kita, "Apakah yang dibutuhkan
untuk menegakkan agama ini dalam realitas
kehidupan?" Yaitu, hadirnya para pahlawan sejati
yang tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri, tapi hidup
bagi orang lain dan agamanya serta mau
mengorbankan semua yang ia miliki bagi agamanya
itu. []Presiden PKS Anis mata
Jumat, 14 Juni 2013
Renungan keluarga dari negeri Surga
"Renungan Keluarga dari Negeri Surga"
Kita berharap merealisasikan Indonesia sebagai
Sepenggal Firdaus bagi Dunia...
Sudahkah kita berupaya menjadikan Rumah kita
sebagai Surga Dunia?
Seorang Istri yang shalihah akan menjadikan
Rumah tentram dan menyenangkan...
Seorang Suami yang shalih akan menjadikan
Rumah aman dan nyaman...
Anak-anak yang shalih-shalihah akan menjadi
permata penghias nan menyejukkan...
Bagaimana dengan Rumah Kita?
Bagaimana dengan Suami Kita?
Bagaimana dengan Istri Kita?
Bagaimana dengan Anak-anak kita?
Sudahkah kita hadirkan Surga yang
menentramkan di "Rumah" kita?
Ataukah kita lebih nyaman menghiasinya dengan
gemerincing harta tanpa makna?
Jadikan momentum pagi ini...
...sebagai tonggak baru menghidupkan rumah
kita...
...sebagai tonggak baru menyinari rumah kita...
Saling hidupkan Tarbiyah Dzatiyah dan Ruhiyah
dalam Usrah Muslimah...
Saling menjaga tilawah dan mengingatkan untuk
Shalat berjama'ah...
Saling menguatkan hafalan dan membiasakan
shadaqah...
Saling mendukung aktifitas dakwah dan
menghidupkan nuansa harakiyyah...
Kita berharap merealisasikan Indonesia sebagai
Sepenggal Firdaus bagi Dunia...
Sadarlah bahwa semua berawal dari Rumah
setiap kader dakwah yang ada...
Sudahkah Rumah kita menjadi syurga bagi jiwa-
jiwa fana?
Semoga Allah Azza wa Jalla memberkahi ikhtiar
kita...
Menjadikan Indonesia sepenggal Firdaus bagi
masyarakat dunia...
Diawali dengan menjadikan Rumah kita sebagai
Surga bagi penghuninya...
Rumah yang berfungsi sebagai Busur Panah
yang kokoh dan perkasa...
Ladang Penyemaian yang kelak menghasilkan
anak-anak panah peradaban...
Anak panah yang berjiwa ksatria...
Penghulu Gerak dan Kerja Dakwah...
Yang siap dilepaskan mengoyak sendi-sendi
kemungkaran dunia...
Rumah kita...Keluarga kita...Inspirasi Keluarga
Penghulu Surga...
Wallahua'lam
Barakallahu fiik...
Senin, 10 Juni 2013
KENDARI - Presiden Partai Keadilan Sejahtera H.M.
Anis Matta menginstrusikan pengurus dan kader
partainya mengubah paradigma berpolitik. Salah
satunya yakni menemui rakyat agar mencintai PKS.
"Pendekatan kepada rakyat Indonesia tidak samata-
mata dengan memberi bantuan. Temui mereka,
mengenal mereka sehingga timbul rasa cinta dan
sehati dengan PKS," kata Anis Matta pada acara temu
relawan dan kader di Kendari, Sabtu (8/6)
Anis menjelaskan PKS mengusung target tiga besar
pada pemilihan umum 2014. Untuk itu semua
pengurus dan kader partai dituntut membangun
komunikasi dengan segenap lapisan masyarakat
tanpa pilih merk.
"Saya baru saja menerima laporan pelantikan
pengurus partai yang dipimpin oleh figur non
muslim. Tidak ada masalah karena memang di
daerah tersebut 97 persen pemeluk agamanya non
muslim," tegasnya.
Anis menyadari upaya mencapai tiga besar pada
pemilihan umum 2014 menghadapi tantangan. Tapi
Anis optimis pengurus dan kadernya mampu keluar
dari cengkraman masalah tersebut.
“Tantangan yang dihadapi PKS hari ini adalah
serangan bertubi-tubi dari luar dan merosotnya
kepercayaan rakyat kepada partai politik. Badai pasti
berlalu. Kesampingkan masalah. Mari kita bertawakal
karena sesungguhnya semua skenario yang dialami
menjadi rahasia Allah," pungkasnya.
*http://www.berita99.com/berita/8139/anis-matta-
pks-harus-ubah-paradigma-berpolitik
Langganan:
Postingan (Atom)