Rabu, 14 Agustus 2013

"Debu"Rumah kita masih yang itu-itu juga. Tapi, sekembalidari mudik dan silaturahmi kita menemukan adayang beda. Ditinggal sebentar saja, rumah kita telahberubah. Bukan bentuk dan struktur bangunannya.Bukan. Perubahan itu mungkin teramat kecil; tapihampir setiap kita sepulang dari bepergian danrumah tiada berpenghuni seorang pun, kita akanmerasakannya. Rumah kita menjadi terasa berebu.Baru saja kaki memasuki teras, debu itu telah terasamenempel tebal. Risih dan tidak nyaman. Begitulahtabiat rumah yang jarang disambangi dan tiadaberpenghuni, debu-debu akan tertimbun danmengotori. Anehnya, rumah juga akan gampangrusak. Padahal, ketika kita tempati, seingat kita takjuga dirawat ekstra ketat. Tapi begitulahkenyataannya.Di samping rumah saya yang sederhana, ada rumahyang lama ditinggalkan penghuninya. Terkunci. Daricelah pagarnya yang rapat saya bisa tahu bahwabelukar rimbun menumbuhi. Kata beberapa jamaahmasjid, "Bagian belakangnya telah ambrol, Mas." Ya,rumah itu jadi terlihat kotor dan rusak.Begitulah tabiat rumah. Jika bangunan fisik sajabutuh disambangi, butuh dibersihkan, dirawat,bahkan dimanfaatkan untuk aktivitas, bagaimanahalnya dengan "rumah jiwa" kita? Tentu ia butuhlebih banyak lagi perawatan. Sayangnya, rumah jiwakita debu-debunya tidak mudah diraba; mungkinkarena wujudnya saja yang beda. Debu-debu itu bisaberupa kegelisahan, 'kemrungsung' menghadapihidup, mudah sakit hati, gampang mendendam,hampa, dan sebagainya.Rumah yang dibersihkan tiap hari, perabotan danbarang-barangnya dirapikan setiap saat, akan terasabersih dan lapang. Demikian pula dengan rumah jiwakita. Jika kita rajin mengunjungi, membersihkan,merawat, dan menatanya, ia akan jernih, tajam, dancemerlang. Rumah jiwa itu akan berkilauan. Denganapa kita melakukannya? Kita merawat rumah jiwa kitadengan ketaatan kepada-Nya; ibadah, dzikir, istighfar,menolong sesama dan sebagainya.Semakin lama rumah ditinggalkan, semakin banyakpula yang harus dibersihkan. Demikian pula halnyaketika kita lama tidak menyambangi rumah jiwa kita,lama tidak berketaatan kepada-Nya, lama bermaksiatkepada-Nya, tak perlu khawatir. Hanya diperlukankerja ekstra untuk benar-benar membersihkannya;jalan itu telah ada, yaitu taubat. Banyak istighfar danmemperbaiki diri.Demikian bincang kita tentang rumah dan debu,semoga bermanfaat. Kini, mari kita jaga dan rawat'rumah' kita.