Rabu, 23 November 2011

Karunia Hidayah

Karunia Hidayah, Karunia Terindah
Setiap orang hanya akan menjaga sesuatu yang dianggapnya berharga dan membuang sesuatu yang dianggapnya tidak berharga. Semakin berharga suatu benda, semakin keras pula kita menjaganya. Bagi seorang Muslim, hidayah dari Allah adalah hartapaling berharga.
Ada seorang wanita yang belum lama masuk Islam (mualaf). Ternyata, keluarganya tidak bisa menerima kenyataan ini. Ibunya pun mengusir ia dari rumah. Kejadian itu terjadi menjelang jam lima sore. Telepon berdering, suara di ujung telepon bicara dengan terbata-bata, "Aa, Aa tolong A tolong!". Belum selesai bicara hubungan telepon terputus. Dari nadanya kelihatan darurat, sehingga jelas-jelas si penelpon sedang dalam kondisi membutuhkan bantuan. Sayangnya tidak diketahui di mana menelponnya? Keadaannya bagaimana?
Usai telepon terputus, saya berpikir apa yang bisa dilakukan? Yang terbayang di benak saat itu ia sedang dianiaya, teleponnya direbut atau kabelnya diputuskan. Mungkin pula ia dipaksa kembali masuk agama semula. Tapi sejenak kemudian ingat pula akan Kemahakuasaan Allah bahwa hanya dengan karunia-Nya saja hidayah bisa sampai kepada anak itu.
Bila Allah telah menghunjamkan hidayah di dalam kalbu, maka tak seorang pun mampu mengambilnya kembali. Bilal bin Rabbah contohnya. Ia dijemur diterik matahari, di bawahnya beralas pasir membara, badan pun dihimpit batu yang berat, tapi bibirnya terus mengucap, "Ahad, Ahad, Ahad".
Begitu pun dengan wanita tadi, setelah teleponnya diputus oleh ibunya, ternyata ia dianiaya, dijambak, dan dirobek-robek jilbabnya. Hanya kemudian dengan izin Allah, dia dapat kembali menutup auratnya dan dengan hati pilu ia ikut bersama bibinya. Allah-lah yang berkuasa melepaskan siapa pun dari kesempitan.
Cahaya terang hidayah
Saudaraku, setiap orang hanya akan menjaga sesuatu yang dianggapnya berharga dan membuang sesuatu yang dianggapnya tidak berharga. Semakin berharga sesuatu, semakin keras pula ia menjaganya. Ada yang sibuk menjaga harta karena ia menganggap harta itulah yang paling bernilai. Ada yang sibuk menjaga wajahnya agar tetap awet muda, karena awet muda itulah yang dianggapnya paling bernilai. Ada juga yang mati-matian menjaga kedudukannya, karena kedudukan itulah yang dianggap paling berharga olehnya.
Bagi orang beriman, hidayah dan taufik dari Allah SWT menjadi sesuatu yang harus dijaga mati-matian. Sebab ia yakin bahwa keselamatan hidup tidak akan didapatkan kecuali dengan hidayah dan taufik dari-Nya. Nikmat iman itu nilainya melampaui semua yang berharga di dunia ini. Maka, dalam mencari apapun, kita harus menaati rambu-rambu dari Allah agar tidak sampai memadamkan cahaya hidayah.
Rasulullah SAW mengajarkan kita sebuah doa, ''Ya Tuhan kami, jangan jadikan hati ini condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisimu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia.'' (QS Ali Imran [3]: 8).
Demikianlah, kita dianjurkan agar mohon agar selalu berada dalam cahaya hidayah-Nya. Imam Ibnu Athailah mengatakan, "Nur (cahaya-cahaya) iman, keyakinan, dan zikir adalah kendaraan yang dapat mengantarkan hati manusia ke hadirat Allah serta menerima segala rahasia daripada-Nya. Cahaya terang itu sebagai tentara yang membantu hati, sebagaimana gelap itu tentara yang membantu hawa nafsu. Maka apabila Allah akan menolong seorang hamba-Nya, dibantu dengan tentara nur Ilahi dan dihentikan bantuan kegelapan dan kepalsuan". Wallaahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar