Minggu, 02 Desember 2012
kisah Imam masjid London
Seorang imam masjid di London, setiap hari pergi
pulang dari rumahnya ke masjid dengan mengendarai
bus umum. Ongkos bus tersebut dibayar pakai kartu
(card), atau langsung ke sopir karena bus tidak
memiliki kondektur. Setelah bayar, baru kemudian cari
tempat duduk kosong.
Sang imampun bayar ongkos pada sopir lalu menerima
kembalian, sebab hari itu ia tidak punya uang pas, baru
kemudian duduk di bangku belakang yang kosong.
Di tempat duduknya dia menghitung uang kembalian
dari sopir yang ternyata lebih 20 sen. Sejenak iapun
terpikir, uang ini dikembalikan atau tidak yah? Ah cuma
20 sen ini, ah dia (sopir) orang kafir ini atau aku
masukin saja ke kotak amal di masjid?
Setelah sampai di tempat tujuan, ia pun hendak turun
bus dengan berjalan melewati sopir bus tersebut.
Dalam hatinya masih bergejolak atas uang 20 sen itu,
antara dikembalikan atau tidak. Namun ketika sampai
di dekat sopir, spontan iapun mengulurkan 20 sen
sambil berkata: “Maaf, Uang kembaliannya tadi berlebih
20 sen.”
Tanpa disangka tanpa dinyana, sopir itu mengacungkan
jempol seraya berkata:
“Anda berhasil!”
“Apa maksud anda?” Tanya imam masjid.
“Bukankah anda imam masjid yang di sana tadi?” Tanya
sopir.
“Betul” jawabnya.
Lantas sopir itu berkata…
“Sebenarnya sejak beberapa hari ini saya ingin datang
ke masjid anda untuk belajar dan memeluk Islam, tapi
timbul keinginan di hati saya untuk menguji anda
sebagai imam masjid, apa benar Islam itu seperti yang
saya dengar: jujur, amanah dan sebagainya. Saya
sengaja memberikan kembalian berlebih dan anda
berhasil. Saya akan masuk Islam”. Kata sopir tersebut.
Alangkah tercengangnya imam masjid tersebut, sambil
beristighfar berkali-kali menyesali apa yang
dipikirkannya tadi. Hampir saja ia kehilangan
kepercayaan hanya dengan uang 20 sen itu.
Astaghfirullah …
****
Allah SWT berfirman :
“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan
janganlah kamu mengurangi neraca itu” (QS. Ar-
Rahman [55]: 9).
Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk selalu jujur
karena kejujuran merupakan mukadimah akhlak mulia
yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak
tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi SAW:
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.”
Sifat jujur merupakan alamat ke-Islaman, timbangan
keimanan, dasar agama, dan juga tanda kesempurnaan
bagi si pemilik sifat tersebut. Baginya kedudukan yang
tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya,
seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang
yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Sahabat fillah, Semoga kisah diatas menjadikan
pelajaran bagi kita untuk senantiasa bersikap jujur,
amanah dan berakhlak mulia sebagai seorang muslim
sejati dimana pun dan kapan pun kita berada.
Berhiaslah dengan akhlak yang mulia. (sen)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar