Minggu, 02 Desember 2012
kisah uang pensiun yg tidak habis
erita ini saya adopsi dari pengalaman salah satu nasabah
Gerai Dinar. Tahun 2008 ketika dia berusia 65 tahun
sudah merasa sangat lelah dengan pekerjaannya, dia
ingin istirahat tidak lagi bekerja namun juga tidak ingin
menjadi beban orang lain. Pada saat yang bersamaan dia
ingin tabungannya mampu melawan inflasi sehingga dapat
menopang kebutuhan hidupnya sampai akhir hayat. Yang
dia lakukan ini bisa menjadi contoh bagi para pensiunan
lainnya.
Pada pertengahan Oktober 2008 ketika harga Dinar berada
di Rp 1,197,000 dia mengkonversi sebagian tabungan dan
dana pensiunnya menjadi 1,000 Dinar atau setara Rp
1,197,000,000 saat itu. Sebagian yang lain dia pertahankan
dalam Rupiah dan Dollar karena akan dipakai untuk
kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan jangka pendek
lainnya.
Uang tabungan dan dana pensiun yang tidak dikonversikan
ke Dinar habis untuk mencukupi kebutuhannya selama tiga
tahun kemudian yaitu sampai September 2011. Selama tiga
tahun tersebut Dinar belum digunakan tetapi juga hanya
bertambah sedikit saja yaitu menjadi 1,010 Dinar, bila
dikonversikan menjadi Rupiah pada September 2011 Dinar
tersebut telah menjadi Rp 2,248,000,000,- atau mengalami
kenaikan sekitar 88% dalam tiga tahun.
Untuk mempertahankan standar kehidupannya, beliau ini
kemudian sejak Oktober 2011 menjual 10 Dinar per bulan
untuk membiayai kehidupan sehari-harinya. Berikut adalah
analisa pembandingnya seandainya pada Oktober 2008
tersebut beliau memutuskan untuk semua uangnya di
deposito-kan (tidak membeli 1000 Dinar).
Dengan tingkat bagi hasil rata-rata deposito 6 % per tahun,
bila dibelanjakan dengan standar kwalitas kehidupan yang
tetap – setara 10 Dinar per bulan, maka tabungan beliau bila
ditaruh di deposito akan habis pada bulan April 2016 atau
ketika beliau baru berusia sekitar 73 tahun.
Dengan Dinar yang mampu melawan inflasi, tabungan Dinar
beliau insyaallah akan cukup mempertahankan kwalitas
kehidupan dengan 10 Dinar per bulan sampai bulan Februari
2020 atau sampai usia beliau 77 tahun. Dengan dana
pensiun berbasis Dinar ini beliau tidak perlu mencemaskan
efek inflasi karena hasil penjualan 10 Dinar tersebut akan
menyesuaikan atau bahkan mengungguli angka inflasi.
Bila trend kenaikan harga Dinar tahun-tahun mendatang
mengikuti trend kenaikan yang sama di kisaran 1.5 % per
bulan selama 4 tahun terakhir, nilai 10 Dinar per bulan yang
sekarang sekitar Rp 22,000,000 akan menjadi skitar Rp
85,000,000 pada saat dana pensiun tersebut habis di bulan
Februari 2020.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah dana pensiun
yang tidak segera habis tersebut. Pertama dengan
pengelolaan berbasis Dinar yang kebal inflasi bahkan mampu
mengunggulinya, para pensiunan akan mampu menjaga
kwalitas kehidupannya untuk waktu yang lebih lama –
ketimbang dana pensiun yang hanya di depositokan.
Kedua, meskipun dalam Dinarnya tetap - para pensiunan
bisa menaikkan uang pensiunnya (dalam Rupiah) secara
otomatis melawan inflasi. Pensiun dengan 10 Dinar per
bulan (Rp 22,000,000) sekarang cukup – delapan tahun lagi
10 Dinar per bulan (Rp 85,000,000) insyaAllah juga tetap
cukup. Itulah yang saya sebut uang pensiun yang tidak
segera habis itu ! InsyaAllah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar