Kamis, 29 November 2012
Struktur modal dan leverage
Struktur Modal Sasaran
adalah kombinasi antara utang, saham preferen, dan
saham ekuitas yang digunakan perusahaan untuk
merencanakan mendapatkan modal.
Kebijakan struktur modal melibatkan adany suatu
pertukaran antara resiko dalm pengambilan :
Pengunaan lebih banyak utang akan
meningkatkan resiko yang ditanggung
oleh para pemegang saham
Namun penggunaan utang yang lebih
besar biasanya akan menyebabkan
terjadinya eskpektasi tingkat
pengembalian atas ekuitas yang lebih
tinggi
Resiko yang lebih tinggi akan menurunkan harga
saham, tetapi eskpektasi tingkat pengembalian yang
lebih tinggi akan kenikannya. Karena itu, struktur
modal yang optimal harus mencapai suatu
keseimbangan antara risiko dan pengembalian
sehingga dapat memaksimalkan harga saham
perusahaan.
Empat factor yang dapat mempengaruhi keputusan
struktur modal adalah :
1. Resiko bisnis
2. Posisi perpajakan
3. Fleksibilitas keuangan
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen
Resiko Bisnis dan Keuangan
Resiko bisnis adalah tingkat resiko yang inhern di
dalam operasi sebuah perusahaan jika perusahaan
tidak memiliki utang
ROIC = NOPAT/Modal
=(Laba pemegang saham biasa + pembayaran bunga
setelah pajak) / Modal
NOPAT disini adalah laba operasi bersih setelah pajak
dan modal adalah jumlah dari utang dan ekuitas
biasa saham.
Jika perusahaan tidak memiliki utang maka
pembayaran bunganya akan nol, modalnya akan
sama dengan ekuitas dan nilai ROICnya akan sama
dengan pengambilan atas ekuitasnya, ROE :
ROIC (utang nol) = ROE = Laba bersih pemegang
saham biasa/ekuitas biasa
Jadi, risiko bisnis perusahaan yang bebas
pengungkitan (leverage free) dapat diukur oleh
deviasi standar nilai ROEnya.
Resiko bisnis tergantung pada sejumlah factor,
dimana factor-faktor yang penting adalah :
1. Variabilitas perusahaan. Semakin stabil
permintaan akan produk, jk hal ini dianggap
konstan maka semakin rendah risiko bisnisnya.
2. Variabilitas harga jual. Perusahaan yang menjual
produknya di pasar yang tidak stabil terkena resiko
bisnis yang lebih tinggi.
3. Variabilitas biaya input. Perusahaan yang inputnya
tidak pasti akan terkena resiko bisnis yang lebih
tinggi.
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output
untuk perubahan-perubahan pada biaya input.
Semakin besar kemampuan menyesuaikan harga
output untuk mencerminkan kondisi biaya,
semakin randah resiko bisnisnya.
5. Kemampuan untukmengembangkan produk-
produk baru pada waktu yang tepat dan efektif
dalam hal biaya. Semakin cepat produknya
menjadi usang maka semakin besar resiko
bisnisnya.
6. Ekspour resiko asing. Perusahaan yang
menghasilkan sebagian besar labanya dari operasi
luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat
fluktuasi nilai tukar.
7. Komposisi biaya tetap. Jika sebagian besar
biayanya adalah biaya tetap sehingga akibat tidak
mengalami penurunan ketika permintaan turun,
maka tekena resiko bisnis yang relative tinggi.
Leverage Operasi
adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap
digunakan didalam operasi sebuah perusahaan.
Titik impas adalah jumlah output saat EBIT = 0
Kita dapat menghitung titik impas dengan
mengetahui bahwa titik impas operasi terjadi ketika
ROE = 0 atau ketika laba sebelum pajak (EBIT) = 0.3
EBIT = PQ - VQ – F = 0
Disini P adalah harga jual rata-rata per unit output,
Q adalah unit output, V adalah biaya variable per unit
dan F adalah biaya tetap per unit. Maka jika mencari
titik impas QBE = F / (P-V)
Resiko Keuangan
adalah tambahan resiko yang dibebankan kepada
para pemegang saham biasa sebagai hasil dari
keputusan untuk mendapatkan pendanaan melalui
utang.
Leverage Keuangan
adalah tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan
laba tetap (utang dan saham preferen) digunakan
dalam struktur modal sebuah perusahaan.
Menentukan Struktur Modal Yang Optimal
Struktur modal optimal adalah struktur yang
memaksimalkan harga dari saham perusahaan,
dalam hal ini biasanya meminta rasio utang lebih
rendah dari pada rasio yang memaksimalkan EPS
yang diharapkan.
WACC dan Perubahan Struktur Modal
Para manajer hendaknya memilih struktur modal
yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan.
Suatu perusahaan dalm struktur modal akan
mempengaruhi harga saham adalah suatu hal yang
sulit. Namun ternyata diketahui bahwa struktur
modal yang dapat memaksimalkan harga saham
adalah struktur yang dapat meminimalkan WACC.
Nilai WACC akan diperhitungkan sebagai berikut :
WACC = Wd (Kd) (1-T) + Wc (Ks)
= (D/A) (Kd) (1-T) + (E/A) (Ks)
Dalam perhitungan ini, D/A dan E/A adalah rasio
utang dan ekuitas, dan jumlah keduanya adalah 1,0.
Teori Pertukaran
Eori pertukaran leverage dimana perusahaan
menukarkan keuntungan-keuntungan pendanaan
mellui utang (perlakuan pajak perusahaan yang
menguntungkan)
Teori Persinyalan
Sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh
manajeen perusahaan yang memberikan petunjuk
kepada para investor mengenai bagaimana cara
pandang manajemen terhadap prospek perusahaan.
Investor memiliki informasi yang sama tentang
prospek sebuah perusahaan seperti para manajernya
hal ini disebut informasi simetris Namun
kenyataannya, para manajer sering kali memiliki
informasi yang lebih baik daripada investor pihak
luar. Hal ini disebut informasi asimetris, namun
memiliki pengaruh yang penting terhadap struktur
modal yang optimal.
Menggunakan Pendanaan Utang Untuk Membatasi
Manajer
Telah dinyatakan bahwa masalah keageman apat
terjadi jika manajer dan pemegang saham memiliki
tujuan yang berbeda. Konflik seperti ini khususnya
memungkunkan besar terjadi ketika para manajer
sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak uang
yang dapat mereka gunakan.
Daftar Periksa Untuk Keputusan Struktur Modal
Perusahaan umumnya memperhitungkan factor-
faktor berikut ketika membuat keputusan pasar
modal :
1. Stabilitas Penjualan. Sebuah perusahaan yang
penjualannya relative stabil dapat dengan aman
mengambil lebih banyak utang dan menanggung
beban tetap yang lebih tinggi dari pada
perusahaan dengan penjuala yang tidak stabil.
2. Struktur Aktiva. Perusahaan cocok sebagai
jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak
menggunakan utang.
3. Leverage Operasi. Perusahaan dengan leverage
operasi lebih sedikit memiliki kemampuan yang
lebih baik dalam menerapkan leverage keuangan
kerena tersebut akan memiliki resiko bisnis yang
lebih kecil
4. Tingkat Pertumbuhan. Perusahaan yang tumbuh
dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan
diri pada modal eksternal.
5. Profitabilitas. Perusahaan-perusahaan yang
memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang
sangat tinggi menggunakan utang yang relative
sedikit.
6. Pajak. Bunga adalah beban yang dapat menjadi
pengurang pajak, dan pengurang pajak adalah hal
yang sangat berharga bagi perusahaan dengan
tarif pajak yang tinggi.
7. Pengendalian. Dampak utang versus saham pada
posisi pengendalian manajemen dapat
mempengaruhi struktur modal .
8. Sikap manajemen. Karena tidak ada yang dapat
membuktikan bahwa satu struktur modal akan
mengarah pada harga saham yang lebih tinggi
dari pada struktur modal yang lainnya,
manajemen dapt menerapkan pertimbangan
mereka sendiri atas struktur modal yang tepat.
9. Sikap Pemberi pinjaman dan agen pemberi
pengikat. Tanpa melihat analisis para manajer
atas factor-faktor leverage yang tepat bagi
perusahaan mereka sendiri perilaku pemberi
pinjaman dan agen pemberi pengikat sering kali
mempengaruhi keputusan struktur keuangan.
10. Kondisi pasar. Kondisi pasar dan obligasi yang
mengalami perubahan dlam baik jangka p anjang
maupun jangka pendek dapat memberikan arti
yang penting pada truktur modal sebuh
perusahaan yang optimal
11. Kondisi internal perusahaan. Kondisi internal
perusahaan sangat berpengaruh ada struktur
modalnya sebagai contoh misalkan sebuah
perusahaan baru saja melakukan sebuah
penelitian dan pengembangan dengan sukse dan
perusahaan tersebut meramalkan keuntungan
yang tinggi dalam waktu yang tidak lama lagi
Melihat semua pemikiran diatas memberikan arti
penting pada tujuan manjaga fleksibilitas keuangan,
yang dilihat dari sudut panjang operasional, artinya
menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang
memadai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar