Kamis, 17 September 2009

Amal Pembayar

Ketika permasalahan hidup membelit dan
kebingungan serta kegalauan mendera rasa hati.
Ketika gelisah jiwa menghempas-hempas.
Ketika semua pintu solusi terlihat
buntu. Dan kepala serasa hendak meledak:
tak mengerti apalagi yang mesti dilakukan.
Tak tahu lagi jalan mana yang harus ditempuh.
Hingga dunia terasa begitu sempit
dan menyesakkan.

Ketika kepedihan merujit-rujit hati. Ketika
kabut kesedihan meruyak, menelusup ke dalam
sanubari. Atas musibah-musibah yang beruntun
mendera diri. Apalagi yang dapat dilakukan
untuk meringankan beban perasaan? Apalagi
ang dapat dikerjakan untuk melepas kekecewaan?

Ketika kesalahan tak sengaja dilakukan.
Ketika beban dosa terasa menghimpit badan.
Ketika rasa bersalah mengalir ke seluruh
pembuluh darah. Ketika penyesalan
menenggelamkan diri dalam airmata kesedihan.
Apa yangdapat dilakukan untuk meringankan
beban jiwa ini?

Allah berfirman, "Barangsiapa bertakwa kepada-Nya
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar."


Rasulullah bersabda, "Ikutilah kesalahan dengan amal
baik, niscaya ia akan menghapus dosa-dosamu."

Seperti Ibnul Jauzi bilang, "aku pernah dihimpit
permasalahan yang membuatku gelisah dan galau
berlarut-larut. Kupikirkan dan kucari solusi
dengan segala cara dan usaha. Tapi aku tidak
menemukan satu jalan pun untuk keluar darinya,
hingga kutemukan ayat itu. Maka kusadari, bahwa
jalan satu-satunya keluar dari segala kegalauan
adalah ketakwaan. Dan ketika jalan ketakwaan
itu kutempuh, tiba-tiba Allah sudah lebih dulu
menurunkan penyelesaian. Maha suci Allah".

***

Dengan keyakinan, ku coba jalankan titahNya.
Tertatih, kucoba mengikuti sunnah Sang Nabi.
Saat diri berhadapan dengan permasalahan
yang memepatkan rasa, hingga tak terlihat
jalan keluarnya, kucoba lebihkan amal-amal dari
yang biasa. Berinfaq lebih banyak.

Tersenyum lebih banyak. Memaafkan lebih banyak.
Menolong orang lebih banyak. Menambah ibadah harian
lebih banyak. Dengan semua itu akan memberikan energi
positif bagi kondisi fisik dan psikologis, hingga
ketenangan pun tercipta dan pikiran jernih pun terasa.

Pada gilirannya, jalan keluar mulai tampak ujungnya. Dan
Allah menurunkan kemantapan hati dalam memilih
langkah penyelesaian. Saat kesedihan menyelimuti dan
rasa bersalah menyesaki, kucoba ikuti sunnah nabi dengan
disertai doa: Semoga Allah mengampunkan segala dosa.

Silaturahmi. Ya, silaturahmi lah yang saya lakukan.
Sebuah tindakan paling realistis yang saya temukan saat
itu. Saya mengunjungi semua kerabat, kawan dan handai
taulan, saudara-saudara, orang-orang saleh, para guru,
tetangga sekitar dan lain-lain yang selama ini saya
terlupakan oleh kesibukan. Dan ketenangan pun sedikit
demi sedikit tercipta. Meredakan gelisah jiwa.
Membersihkan noda-noda dalam dada. Sesudahnya,
kutemukan jalan menuju taubat dan kutemukan kafarat
pembayar dosa dan duka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar