Selasa, 01 September 2009

Rumah Masa Depan

Rumah Masa Depan
Siang itu matahari bersinar cukup garang menyirami pekuburan Pondok Kelapa mengiringi jenazah
almarhumah ibunda dari pimpinan perusahaan tempat
saya bekerja. Tanah merah yang kering menjadi berdebu
diterpa angin yang bertiup kencang. Perlahan-lahan
tubuh almarhumah mulai dimasukkan ke dalam liang
lahat. Sanak famili yang datang tertunduk haru bahkan
ada yang tak tertahankan tangisnya.

Setelah jenazah diletakkan di dalam lubang dan tali
pengikat kafan dilepaskan para penggali kubur
menutupinya dengan tanah dan di atasnya ditanamkan
batu nisan. Itulah akhir episode kehidupan seorang anak
manusia yang telah habis masa hidupnya di dunia dan
mulai memasuki kehidupannya yang baru di alam kubur.


Terbayang olehku gelapnya alam kubur, Ya Allah
sanggupkah tubuh yang penuh dengan debu dosa dan
maksiat ini menghadapi kepengapan, kesempitan dan
kesunyiannya? Belum lagi mahluk-mahluk kecil yang
siap menjelajahi tubuh ini hingga perlahan-lahan
menghancurkannya dan menyisakan tulang belulang.


Tak ada lagi gemerlap kehidupan dunia, mobil mewah
yang kita miliki tidak ikut masuk ke dalam lubang
ukuran 2 x 1 m di kedalaman 2 m, deposito dollar, saham
perusahaan, tanah 1000 hektar, istri yang cantik, jabatan
semuanya kita tinggalkan.


Ya Allah jadikanlah kubur sebagai pengingat diri dari
berbuat zhalim dan melanggar perintah-Mu.


Kubur adalah rumah masa depan kita, rumah yang
seharusnya kita persiapkan jauh-jauh hari. Kalau untuk
rumah di dunia saja kita sibuk ambil kredit, mati-matian
menabung bahkan tidak jarang ada yang bela-belain
korupsi hanya untuk mendapatkan rumah. Lantas kenapa
untuk peristirahatan yang abadi kita malah lalai bahkan
lupa?


Ya Allah, jadikanlah sisa umur ini menjadi usia yang
penuh manfaat dan keberkahan sehingga menjadi
penolongku nanti.


Ingatkah waktu hendak membangun rumah kita sibuk
merancang arsitektur, pondasi, bangunan fisik dan
interiornya? Begitu cermatnya kita hingga tidak segan
mengeluarkan biaya besar untuk mewujudkannya. Lalu
bagaimana dengan rumah masa depan kita? Sudahkah
kita merancang arsitektur ibadah kepada Allah, lalu kita
gali diri ini dengan ilmu untuk memperkokoh pondasi
keimanan dan ketakwaan, kemudian kita bangun tiang-
tiangnya dengan shalat khusyu' nan ikhlas disertai
dinding amal sholeh serta kebaikan, dan tak lupa
menutup atap rumah kita dengan infak di jalan Allah.


Ya Allah, seandainya kau cabut nyawaku saat ini juga
jadikanlah sebagai akhir yang baik dan mudahkanlah.

Istriku ....jzk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar