Jumat, 18 Januari 2013
Bakri diundang ke sekolah anaknya untuk
menghadiri peringatan 'Hari Ayah'.
Sebenarnya, dia sangat enggan untuk datang karena merasa
sudah tua dan memiliki empat anak.
Bahkan, anak tertuanya sudah masuk kuliah. Namun, istri
dan anaknya yang keempat mendesaknya untuk datang ke
sekolah.
Setiba di sekolah, para ayah kemudian dikumpulkan di
sebuah ruangan untuk menyaksikan penampilan anak-anak
mereka menunjukkan kemampuannya. Ada yang menyanyi,
menari, menulis, baca puisi, pidato dalam bahasa asing, dan
lainnya.
Setiap selesai penampilan, para ayah ini bertepuk tangan
sebagai tanda kegembiraan atas kemampuan anaknya. Bakri
hanya membatin bahwa dia juga demikian, saat anak
pertamanya melakukan hal itu.
Karenanya, ketika tiba giliran anaknya yang bernama Umar,
Bakri tampak biasa-biasa saja. Ia menduga, Umar akan
menampilkan hal serupa dengan penampilan kawan-
kawannya. Namun, dugaannya meleset.
Saat ibu guru sekolah menanyakan kepada Umar akan
penampilannya, Umar menjawab bahwa dia ingin tampil
bersama Ustaz Amir, guru ekstrakurikuler membaca Alquran
di sekolah itu.
Umar mengatakan, ia akan membaca Surah al-Kahfi. Sadar
akan jumlahnya banyak (110 ayat), ia meminta Ustaz Amir
memilihkan ayat yang akan dibacanya. Saat diminta
membaca ayat 1-5, dengan lancar Umar membaca. Dan
yang luar biasa lagi, ternyata bacaan Umar sangat indah.
Ia meniru Muhammad Taha al-Junaid, seorang qari cilik
yang terkenal dan sering didengar suaranya oleh Umar.
Bacaannya begitu tenang dan penuh kedamaian. Kemudian,
Ustaz Amir memintanya untuk membaca ayat ke-60. Dan
dengan lancar, Umar membaca dengan suara yang juga
sangat merdu serta menenangkan jiwa.
Kini, semua mata para ayah tertuju pada Umar. Mereka
semua sangat kagum akan kemampuan Umar. Mata para
ayah tampak berkaca-kaca. Seolah mereka penuh harap
anak-anak mereka bisa seperti Umar. Demikian pula dengan
Bakri, ayah Umar. Ia yang tadinya tak sepenuh hati datang
ke sekolah, kini tampak bersemangat.
Belum selesai, Umar lagi-lagi diminta Ustaz Amir untuk
membacakan ayat 107-110 Surah al-Kahfi sebagai penutup
penampilannya. Maka, Umar pun membacanya tanpa
kesalahan. Begitu selesai, Bakri langsung bangkit dan
memeluk Umar. Ia begitu bangga dengan buah hatinya.
Para ayah yang menyaksikan hal itu pun tampak terharu
dengan derai air mata yang membasahi pipi.
Menyudahi suasana haru itu, ibu guru bertanya kepada
Umar tentang alasan dia membaca Alquran untuk ayahnya.
Umar menjawab, "Ustaz Amir pernah mengajarkan
kepadaku agar rajin membaca Alquran. Dan kalau hafal,
orang tuanya akan mulia di akhirat. Aku ingin ayah dan ibuku
mendapat kemuliaan seperti itu," jawabnya. Semua yang
hadir pun memuji kebesaran Allah.
Bakri kemudian meminta izin untuk memberikan sambutan.
"Kita menyekolahkan anak-anak di sekolah terbaik agar bisa
mengejar kemajuan dunia. Aku juga demikian. Dengan
ambisi duniawi, aku menyekolahkan Umar dengan harapan
ia akan memiliki masa depan gemilang. Hari ini aku sadar.
Anakku justru telah membuat masa depanku gemilang
dengan mempelajari dan menghafal Alquran. Terima kasih,
anakku. Maafkan ayah yang lupa mendidikmu untuk
mempelajari Alquran."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar