Jumat, 18 Januari 2013
hujan jadi musibah atau barokah
Hari-hari ini mayoritas penduduk Jakarta lagi
berjuang mengatasi masalahnya sendiri-sendiri yang terkait
dengan banjir ini. Tetapi benarkah kita harus melihat banjir
ini hanya sebagai masalah ?, bisakah kita melihat ada
peluang besar sekali yang tersembunyi di belakangnya ?.
Do’a yang diajarkan ke kita ketika melihat hujan adalah
“Allahumma Shayyiban Naafi’an ” atau terjemahan
bebasnya “ Ya Allah jadikanlah hujan ini hujan yang
bermanfaat ”. Seolah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
ingin mengabarkan bahwa ada hujan yang bermanfaat dan
ada hujan yang tidak bermanfaat.
Hujan hari-hari ini di Jakarta nampaknya menjadi hujan
jenis yang kedua, bisa jadi karena kita lalai bahwa hujan ini
sebenarnya bisa menjadi hujan jenis pertama yaitu hujan
yang bermanfaat.
Hujan jenis pertama ini juga kita jumpai dari sejumlah ayat
antara lain : “Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak
manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-
pohon dan biji-biji tanaman yang diketam… ” (QS 50:9) dan
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan
terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu .” (QS 51:22).
Pertanyaannya adalah lantas bagaimana kita bisa
mengambil manfaatnya yang lebih besar dari hujan ini,
ketimbang efek sampingnya berupa mudharat seperti
banjir yang saat ini kita hadapi ?.
Pertama adalah merubah sikap dahulu, bahwa hujan itu
adalah barakah dan melalui hujan inilah antara lain rezeki
kita diturunkan dari langit. Yang kedua adalah kemudian
mengelolanya dengan segala ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada di jaman ini agar yang seharusnya
barakah sumber rezeki tersebut tidak malah menjadi
musibah.
Bayangkan kalau Anda punya lahan yang luas dan subur,
Apa yang Anda akan lakukan dengan lahan ini ? apakah
membiarkannya ditumbuhi ilalang, dijarah orang dlsb
sehingga Anda hanya sibuk mengeluarkan biaya untuk
menjagainya tanpa memperoleh hasil dari lahan tersebut
?.
Atau di lahan negeri ini ada cadangan gas alam yang
sangat besar, apakah kita biarkan menjadi letupan-letupan
kebakaran di sana –sini atau kita mengelolanya sebagi
sumber energi yang melimpah ?.
Makanan (Food), Energy dan Air (Water) atau disingkat FEW
adalah tiga sumber pemenuhan kebutuhan pokok manusia
yang teramat penting yang bahkan menjadi alasan-alasan
perang sepanjang masa. Sumber –sumber FEW itu
melimpah di negeri ini, masa kita persepsikan sebagai
sumber musibah ?.
Bahwa ketiganya harus dikelola bersama, ini juga diajarkan
oleh uswatun hasanah kita melalui sabdanya : “ Orang-
orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal
padang rumput, air dan api ” (Sunan Abu Daud, no 3745).
Maka setelah kita menyikapi air hujan sebagai sumber
rezeki yang penuh barakah, sama dengan sumber-sumber
pangan dan sumber-sumber energy, insyaAllah kita akan
semangat menyongsong dan mengelolanya.
Para ahli kemudian dapat merumuskan bagaimana
mengelola air yang turun berlimpah secara musiman ini,
agar manfaatnya bisa di- spread sepanjang tahun sebagai
sumber air baku untuk minum, untuk pengairan, untuk
perikanan, penunjang berbagai industri dlsb.
Bayangan saya yang perlu dibuat tidak harus waduk yang
sebesar-besarnya seperti yang disampaikan Gubernur DKI
kemarin jawabannya, bisa saja waduk-waduk skala kecil
tetapi menyebar di sejumlah lokasi yang tepat – insyaallah
akan lebih efektif dan doable dengan melibatkan
masyarakat luas. Tetapi ya Wa Allahu A’lam , diserahkan ke
ahlinya untuk merancangnya yang paling efektif.
Untuk menyiapkan waduk-waduk dan sarana pengelolaan
air yang paripurna ini tentu dibutuhkan dana yang tidak
sedikit, untuk inipun saya sudah pernah menulis sarana
pengumpulan dana’nya yang melibatkan masyarakat
DKI melalui dana ta’awun .
Salah satu dari tiga sarana pemenuhan kebutuhan pokok
manusia itu lagi tersedia melimpah ruah di Jakarta hari-
hari ini, akankah kita biarkan terus menjadi musibah
padahal sesungguhnya dia sumber rezeki yang penuh
barakah ? Jawabannya bukan hanya ada pada para
pemimpin kita, tetapi juga ada pada diri-diri kita.
Mulai menyikapinya secara benar, kemudian berikhtiar
secara maksimal dengan ilmu dan petunjukNya –
InsyaAllah air hujan yang melimpah ini akan kembali
menjadi sumber rezeki yang penuh barakah. Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar