Jumat, 19 April 2013
Kostipasi
Konstipasi: Penyebab dan Cara Penanganan
yang Tepat
Frekuensi buang air besar pada masing-masing individu
sehat mungkin bervariasi, normalnya berkisar tiga kali sehari
sampai dengan tiga kali seminggu. Adanya penurunan
abnormal pada frekuensi buang air besar dengan disertai/
tanpa rasa nyeri selama mengejan disebut sebagai konstipasi
atau sembelit. Feses dengan konsistensi keras dapat
menimbulkan kesulitan defekasi (buang air besar).
Penyebab terjadinya konstipasi
Ketika makanan masuk ke dalam saluran pencernaan, tubuh
akan mengambil nutrisi atau zat-zat gizi dan air dari
makanan tersebut. Sisa atau ampas dari makanan tersebut
selanjutnya dikeluarkan melalui usus halus lewat kontraksi
usus.
Kurangnya mengkonsumsi cairan, kurangnya beraktivitas,
tidak cukupnya makan makanan berserat, konsumsi obat-
obatan tertentu, tidak menyegerakan ke kamar mandi saat
ingin buang air besar dan secara teratur menggunakan
laksatif atau obat pencahar akan dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan pencernaan yang pada akhirnya
menyebabkan timbulnya konstipasi.
Cara penanganan konstipasi
Makan makanan dengan cukup kandungan serat dan minum
cukup banyak cairan adalah kunci dalam penanganan
konstipasi. Dengan minum cukup air dan makanan berserat
akan membantu pergerakan feses dan membuat feses
menjadi lebih lunak. Peningkatan aktifitas fisik juga akan
membantu dalam mengatasi konstipasi.
Beberapa tips pencegahan konstipasi
Jangan mengabaikan atau menahan keinginan anda untuk
buang air besar.
Makanlah lebih banyak makanan berserat seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan.
Minumlah cukup banyak air, kira-kira 8 gelas setiap hari.
Jangan mengkonsumsi obat pencahar (laksatif) terlalu sering.
Penggunaan laksatif secara berlebihan bisa merusak tinja
dan bisa membuat konstipasi yang terjadi bertambah parah.
Sering berolahraga atau beraktifitas.
Batasi makanan yang tinggi lemak dan gula (seperti makanan
yang manis-manis, keju, dan makanan olahan). Makanan-
makanan tersebut dapat menimbulkan konstipasi.
Hindari obat pencahar
Laksatif (obat pencahar) seringkali dianggap sebagai solusi
termudah untuk mengatasi konstipasi, tetapi jika tidak
digunakan secara benar, obat ini sebenarnya dapat
menimbulkan masalah lain yang lebih banyak.
Laksatif bekerja melalui banyak cara dan masing-masing
jenis menimbulkan masalah tersendiri. Beberapa
diantaranya bersifat sebagai lubrikan (pelumas), sedangkan
lainnya dapat melunakkan konsistensi feses, menyerap air
lebih banyak pada usus besar, dan ada juga yang
membentuk massa. Salah satu bahaya dari laksatif yaitu
dapat menimbulkan ketergantungan pada penggunanya.
Bahkan beberapa jenis laksatif diketahui dapat merusak sel-
sel saraf pada kolon (usus besar) sampai akhirnya membuat
individu tersebut tidak dapat buang air besar lagi. Laksatif
dapat menghambat absorpsi atau menghilangkan efikasi
obat. Laksatif berbahan dasar minyak mineral dapat
mencegah absorpsi vitamin A, D, E, dan K. Jenis laksatif
lainnya dapat merusak dinding usus. Karena itu penggunaan
laksatif sebaiknya dihindari dan hanya digunakan atas
anjuran dokter. Untuk mengatasi konstipasi, individu lebih
dianjurkan untuk secara rutin berolahraga, cukup minum,
dan mengonsumsi makanan yang tinggi serat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar