Jumat, 08 Juni 2012

Engkau tulang rusukku

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang
indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan
muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-
masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup
mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang
kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan
cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai
menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir
sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba
di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi
sama aku!"
Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan
secara spontan balik berteriak, "Aku menyesal kita
menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!"
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk
beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka,
seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.
Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan.
Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu
tidak mungkin untuk diambil kembali.
Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan
mengambil barang-barangnya, bertekad untuk
berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan
aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan
sejati masing-masing."
Lima tahun berlalu.
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu
akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri,
menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali
ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi
tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah
diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak
menunggunya.
Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum
kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi
dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan
Dara.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di
airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan
perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah
dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik... ngg.., apakah kamu sudah menemukan
rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan
berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku
kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita,
belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
"Good bye...."
Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara
mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi,
Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di
dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah
karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah
dengan bodohnya dia patahkan.

point of view :
"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada
orang yang paling kita cintai (istri, ibu, ayah, anak). Dan
akibatnya seringkali adalah fatal"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar