Senin, 04 Juni 2012

manusia sampah

Sangat tidak adil jika kita menyebut istilah “Sampah
Masyarakat” kepada gelandangan, pengemis,
pemulung dan sebagainya. Karena boleh jadi keadaan
mereka akibat system Negara yang bobrok, sehingga
merekalah diantaranya yang menjadi korban. Tulisan
ini bukan ingin membahas opini umum seperti itu.
Tetapi ingin menunjukkan bahwa ada manusia yang
suka dengan sampah, yang hobi makan sampah, hobi
nonton sampah, mendengar sampah, ada yang
berteman dengan sampah, maka sangat layak disebut
manusia sampah. Loh..? memang ada..? huu…
buanyak…!
Sampah adalah sisa buangan manusia yang dianggap
sudah tidak berguna. Kalaupun bisa berguna harus di
daur ulang atau direkayasa sedemikian rupa baru bisa
berguna lagi. Sampah itu kotoran, bau, busuk, jijik,
suber penyakit, sebisanya dijauhkan dari kehidupan
manusia. Bisa kita bayangkan kondisi kejiwaan manusia
yang sangat menyukai sampah..
Makanan sampah adalah makanan yang mengandung
bahan-bahan yang tidak dibutuhkan tubuh, bahkan ada
bahan yang membayakan tubuh, seperti zat pengawet,
pewarna, perasa, pemutih, penyedap rasa, pengenyal
dan sebagainya. Bahan-bahan seperti ini banyak
digunakan di rumah rumah makan siap saji. Bahkan
boleh dikatakan menjadi resep wajib bagi tiap-tiap
resotran harus menggunakan penyedap rasa. Lidah
masyarakat kita pun sudah tidak bisa lagi dipisahkan,
sehingga menjadi kunci laku tidak lakunya sebuah
tempat makan. Pemiliki warung nasi atau rumah
makan tentunya tidak mau ambil resiko, dan agak
susah membangun kreatifitas resep yang aman tapi
punya rasa yang enak. Maka jalan pintasnya adalah
harus memakai penyedap rasa….
Diantara kasus yang pernah terjadi adalah seseorang
anak remaja tidak mampu mengendalikan libidonya
terhadap lawan jenis, meskipun ditempat umum atau
keramaian. Setelah ditanya makanan hari harinya
adalah fast food berupa fried chiken, dan tidak pernah
makan sayur dan buah-buhan. Padahal makanan di
Indoneisa yang masih dianggap bergengsi ini, adalah
makanan sampah di Negara-negara maju. Hormon
yang terus menerus di suntik, atau makanan yang
mengandung konsentrat tinggi agar ayam cepat besar
dan berat tidak alami. Bayangkan kalau itu terus
menerus di konsumsi oleh anak-anak tanpa diimbangi
buah dan sayur akibatnya anak anakpun akan cepat
pertumbuhan biologisnya tetapi jauh meninggalkan
pertubuhan mental dan intelktualnya. Terjadilah ketidak
seimbangan.
Belum lagi kita bicara rokok, narkoba, miras dan
sebagainya. Kehebatan syaitan dalam menghias dan
menipu bersinergi keinginan nafsu kotor, semakin
banyak orang yang mengkonsumsi sampah. Hukuman
berat bagi si pengedar tidak membuat orang menjadi
jera. Ketika keimanan kekpada Allah SWT tidak ada lagi,
maka orang tidak lagi berfikir dan berupaya bagaimana
cara menghentikan atau mengobati, tetapi
berbagaimana caranya bisa lolos dari intaiaan polisi
atau bebas dari jeratan hukum. Sebagaimana zina
orang tidak lagi berfikir takut dengan pengawasan
Allah, siksa neraka, tetapi yang difikirkan bagaimana
zina dengan aman dari HIV, AIDS, dan resiko duniawi
lainnya.
Ada lagi manusia Pemakai bangkai manusia, itulah
julukan yang Allah SWT berikan kepada orang yang suka
menggunjing orang lain, dalam surah Al-Hujuraat (49)
ayat : 12 ). Tayangan gossip-gosip selebritis menjadi
acara yang paling laris, terbukti stiap stasiun TV punya
banyak acara ghibah yang hukumnya sama dengan
memakan bangkai manusia ini. Tak kalah larisnya juga
Koran dan majalah-majalah gossip. Menjadi santapan
nikmat berita berita gossip itu sambil minum kopi
dipagi hari.
Masih berkisar mulut, ada yang suka celetukan tanpa
bobot, bahkan menyebut istilah-istilah kotor, nama-
nama binatang untuk menjust orang lain, sumpah
serapah, lawakan tak bermutu, celetukan porno, isilah
yang artinya berupa penghinaan / bulliying namun
karena keseringan diucpakan jadi hal biasa.Teriakan
yang tanpa tujuan, komentar hanya sekedar mencari
sensasi, provokasi negative dan sebagainya.
Dari mulut , beralih ke mata sampah, berarti mata
yang suka melihat sampah. Gambar-bambar sampah,
tayangan-tayangan sampah, film-film sampah,
pertunjukan sampah, acara-acara sampah. Diantara
tayangan sampah adalah berbagai bentuk kemusyrikan
dengan segala promosinya, tayangan kekerasan
kebuasan serta keberingasan, tayangan kehidupan
glamor, hedonism, kenikmatan, kemewahan dan
sebagainya, tayangan seks, ekploitasi tubuh, serta nafsu
birahi, tayangan horor, syithan, hantu, kuntilanak yang
meracuni otak manusia. Berbagai bentuk hiburan,
nyanyian, tarian, lawakan atau pertunjukan apapun
yang tidak punya nilai edukatif, murahan, tanpa bobot,
dan sejenisnya.
Kalau kita mau jujur mengamati keadaan, maka kita
akan menyaksikan pemandangan yang sangat
mengerikan, suasana hidup dan gaya hidup masyarakat
kita. Sudah sangat kecanduan dan kehausan dengan
berbagai hiburan, sehingga boleh dibilang sudah sangat
over dosis. Televisi sudah menjadi teman hidup yang
harus 24 jam nonstop menyala. Ceremonial apa saja
harus ada hiburannya, bahkan pernah ada usulan di
Kantor Dewan pun harus ada ruangan karouke.
Semakin lama berbagai tayangan edukatif semakin tidak
diminati, lihat saja berubahnya orientasi TPI. Investor
akan berfikir seribu kali kalau mau membuat televisi
edukasi. Sudah sedemikian membusuk mata sampah,
sehingga enggan menyaksikan acara-acara yang
bermanfaat, punya nilai edukatif serta penambahan
spiritual. Makanya acara yang berbobot seperti
santapan ruhani diletakkan di pagi hari pukul 05.00,
waktu orang mulai sibuk bersiap untuk kerja ke kantor.
Hampir tidak ada yang mau memasang iklan pada jam
jam seperti itu. “Tuhan sangat miskin dan syaithan
sangat kaya kalau dilihat dari tayangan-tayangan
televise”. Celetuk seorang kru televise swasta.
Telinga sampah adalah telinga yang senang dengan
bunyi-bunyian sampah, lagu-lagu sampah, music-
musik sampah, hiburan sampah, banyolan sampah,
cerita sampah dan lain lain. Diantara persoalan serius
lagu-lagu adalah lirik liriknya. Tanpa disadari banyak
sekali uangkapan kemusyrikan, terutama lagu lagu
cinta. Memuja muji kepada selain Allah SWT secara
berlebihan tidak proposional banyak sekali diungkapkan
dalam nyanyian-nyanyian cinta. Seperti “Aku lahir
hanya untukmu..” “lebih baik aku mati ditanganmu” ,
“dihatiku hanya ada kamu..” atau “ Hidup ini terasa
hampa tanpa ada kamu disisiku” dan berbagai
ungkapan gombal lainnya…
Akhirnya kita juga banyak menyaksikan aktifitas
sampah, seperti tongkrongan sampah, pesta sampah,
pertunjukan sampah, ceremoni sampah, dan
sebagainya. Isi acaranya hanya kemaksiatan dan
kesenangan hewaniah. Mata, telinga, kaki dan tangan
penuh kamaksiatan, Akal dan fikiran ngeres dan penuh
kotoran. Jiwa dan Hati keras dan kelam, sulit menerima
masukan, sulit untuk diajak kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar