Selasa, 20 Maret 2012

GALAU (God Always Listening Always Understanding)

Sahabat, ada yang pernah mendengar
kata “galau”? Seringkali kita mendengar kata galau di
lingkungan kita, coba sahabat ingat-ingat. Atau sahabat
sekarang bisa buka Facebook, kemungkinan kata galau akan
muncul menghiasi beranda Facebook kita. Siapa yang
mempopulerkan kata ini, saya kurang tahu. Tetapi hampir
semua kalangan rasa-rasanya pernah menggunakan kata ini,
paling tidak akhir-akhir ini.
Selanjutnya saya ingin bertanya kepada sahabat, adakah di
antara sahabat yang sering merasa galau? Sepertinya tak
usah bertanya pun saya tahu bahwa sahabat semua pernah
merasakannya, bahkan sampai mengungkapkan
kegalauannya di status Facebook, entah langsung
memamerkan kata galau atau dengan kalimat yang
menyatakan kegalauan sahabat.
Memang sebenarnya arti kata galau itu apa ya? Saya
mengajak sahabat memahami kata ini dengan melihat kisah
orang-orang yang katanya galau yang pernah saya temukan.
Ada seorang mahasiswa terlihat sedang duduk di lobi
kampus, tak jelas sedang apa, kerjanya garuk-garuk kepala,
kelihatannya ia sedang menunggu jam kuliah kedua. Kadang
ia duduk lalu berdiri kemudian duduk lagi. Atau ia mondar-
mandir ke ruang kuliah dan balik lagi ke lobi. Sesaat saya
mendengar salah seorang temannya bertanya, “Kenapa sih
loe?” si mahasiswa pun menjawab, “Galau gw.”
Di lain waktu saya mengamati dari kejauhan seorang wanita
melamun saja di taman, dari pagi sampai dzuhur saya lihat
dia masih diam sendirian, ketika ia pergi, saya pun
menyambangi tempat duduknya dan melihat secarik kertas
yang sudah penuh coretan wanita tadi, terseliplah di situ kata
galau.
Setelah mahasiswa dan seorang wanita, ternyata saya
kembali melihat hal yang menarik dan membuat saya
semakin penasaran dengan kata galau. Saat mengadakan
rapat organisasi, masing-masing peserta rapat harus
memberikan usul dan pendapat, namun ketika salah seorang
teman saya diberi kesempatan akan hal itu, ia menolak
bicara dan diam seribu bahasa, hanya satu kalimat yang ia
katakan, “Maaf saya lagi galau,” Seketika itu juga seluruh
peserta rapat ingin mengetahui apa gerangan yang
menyebabkan hal itu terjadi. Akhirnya ia pun menjelaskan
masalah yang sedang ia hadapi. Ia bingung harus bagaimana
menceritakan kepada orang tuanya tentang nilai ujian
semesternya yang terbilang rendah.
Sahabat, dari tiga peristiwa tadi kita dapat menyimpulkan
makna galau yang beken di masyarakat. Galau bermakna
perasaan yang tidak jelas, kebingungan, putus asa, atau tidak
mood. Tetapi apa benar itu maknanya? Ketika saya googling,
ternyata makna galau lebih mengarah kepada suatu
perasaan yang tidak jelas dikarenakan oleh orang lain.
Namun ternyata di masyarakat kata galau sering digunakan
pada perasaan-perasaan negatif, seperti tidak mood, putus
asa, bingung, bimbang, dan banyak lagi.
Terlepas dari semua pemaknaan tentang kata galau dan
terlepas dari bagaimana sahabat semua mendefinisikan kata
galau, intinya galau menyatakan perasaan negatif terjadi
pada diri sahabat. Iya negatif thinking sedang menyelimuti
seluruh tubuh sahabat.
Sahabat, mari mengubah pandangan hidup kita terhadap
suatu kejadian yang menimpa kita, terlebih kejadian yang
tidak mengenakkan. Saya yakin sahabat pernah mengalami
hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup ini bahkan
efek dari kejadian tersebut membuat sahabat putus asa,
lebih jauh lagi banyak sahabat kita yang meninggalkan Sang
Pencipta karena berpikir bahwa ia tidak mendapatkan
keadilan hidup di bumi ini.
Benarkah seperti itu? Jawabannya tidak. GALAU, God Always
Listening Always Understanding.
Be positif thinking friends…. Allah mengetahui apa yang
hambanya butuhkan, cobalah ingat apa yang pernah kita
inginkan dulu. Cobalah ingat apa yang pernah kita minta
dalam doa, tak pernahkah terkabul?
Ayo buang prasangka negatif dalam diri kita, bagaimanapun
keadaan kita. Karena perasaan negatiflah yang membawa
lesunya tubuh kita untuk bergerak, malasnya otak kita
berpikir, sampai putus asa tak mencari ide, atau bisa-bisa
bunuh diri. Lihatlah orang-orang yang menyatakan dirinya
galau, mereka lesu, tak semangat, tak jelas apa yang
dikerjakan. Sebegitu tak produktif dan hanya membuang
waktu.
Sekarang cobalah memaknai galau dalam bingkai positif
thinking, God Always Listening Always Understanding. Saya
yakin sahabat akan bersemangat menjalani hidup ini,
sahabat akan menjadi manusia luar biasa yang tak pernah
putus asa walaupun dalam keadaan susah, walaupun dalam
keadaan terjepit. Entah karena ekonomi sulit atau
permasalahan lainnya. Dan yang terpenting sahabat akan
menjadi lebih dekat dengan Allah karena sahabat
berprasangka baik terhadap-Nya.
Seperti sebuah kisah seorang tukang ojek yang mampu
menyekolahkan anaknya sampai menjadi Sarjana. Ia
membeberkan rahasianya, kenapa ia bisa seperti itu.
Jawabannya, “Biasa aja mas, saya hanya ngojek tiap hari dan
berapa pun penghasilannya saya selalu bersyukur karena
masih dapat uang. Malam hari saya berdoa agar besok
diberi rezeki, seperti itu setiap hari. Dan ketika saya memang
sedang butuh uang, pasti tarikan banyak mas, tapi ketika
kebutuhan biasa saja, ya tarikan ga rame juga, emang Allah
maha tau.”
Semua telah ada yang mengatur, tak perlu lagi kesedihan
menghiasi kegagalan kita, tak perlu lagi kebimbangan
mewarnai langkah kita. Yang perlu kita lakukan adalah
berusaha dan berdoa, gantikan galau negatif dengan galau
positif. Jikalau dalam film 3 Idiot kata-kata “All Is Well”
menjadi penenang seseorang dalam posisi sulitnya maka
perasaan Galau Positif akan jadi penenang kita. Keep Positif
thinking cause God Always Listening Always Understanding.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar