Senin, 05 Maret 2012

Negarawan teladan sepanjang masa. .


"Ia satu-satunya orang yang berhasil meraih
kesuksesan luar biasa, baik dalam hal agama
maupun duniawi," -Michael H Hart-
12 Rabiul Awal merupakan tanggal yang penting
bagi umat Islam di seantero dunia. Pada tanggal
itulah, manusia termulia dan teragung sepanjang
masa terlahir ke muka bumi. Manusia terhebat itu
bernama Muhammad SAW – utusan Allah SWT –
yang membawa ajaran Islam.
Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford,
Muhammad SAW adalah seorang Nabi dan Rasul
Allah yang telah membangkitkan salah satu
peradaban besar di dunia. Tak heran jika Michael H
Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan
Muhammad SAW sebagai tokoh paling berpengaruh
sepanjang sejarah manusia.
‘’Ia satu-satunya orang yang berhasil meraih
kesuksesan luar biasa, baik dalam hal agama maupun
duniawi,’’ ujar Hart. Muhammad SAW tak hanya
dikenal sebagai pemimpin umat Islam, beliau juga
dikenal sebagai seorang negarawan teragung, hakim
teradil, pedagang terjujur, pemimpin militer terhebat
dan pejuang kemanusiaan tergigih.
Rasulullah SAW terbukti telah mampu memimpin
sebuah bangsa yang awalnya terbelakang dan
terpecah belah, menjadi bangsa yang maju yang
bahkan sanggup menggalahkan bangsa-bangsa lain di
dunia pada masa itu. Afzalur Rahman dalam
Ensiklopedi Muhammad Sebagai Negarawan,
mengungkapkan, dalam tempo kurang lebih satu
dekade, Muhammad SAW berhasil meraih berbagai
prestasi yang tak mampu disamai pemimpin negara
mana pun.
***
Sebagai seorang penguasa, Muhammad SAW telah
memberi sumbangan luar biasa terhadap bangunan
filsafat politik dan praktik pemerintahan.
Kontribusinya ini menjadi saksi hidup yang
membuktikan kebesarannya sebagai negarawan yang
jenius dengan kecakapan yang luar biasa.
Kualitas kepemimpinan Muhammad terlihat sejak
belia, sebelum menjadi nabi. Sikap dan perilakunya
yang jujur dan adil dalam berinteraksi membuat
penduduk Makkah menghormatinya. Masyarakat
Makkah pun menyebutnya sebagai Al-Amin (orang
yang terpercaya) dan Shadiq (orang yang benar).
Di usia belia, Muhammad SAW mampu
menyelesaikan perselisihan di antara suku-suku
Quraisy terkait dengan masalah pengembalian Hajar
Aswad ke tempatnya semula. Di tengah perdebatan
yang alot, Muhammad mengambil keputusan yang
sangat cerdik untuk menyelesaikan situasi pelik itu.
Beliau menghamparkan jubah di atas tanah dan
meminta agar Hajar Aswad diletakkan di tengah-
tengah hamparan jubah itu. Beliau kemudian
meminta masing-masing suku memegang ujung
jubah itu dan bersama-sama mengangkat Hajar
Aswad dan meletakkannya kembali ke tempat semula.
Persengketaan pun diselesaikan secara damai.
***
Kepemimpinan Nabi Muhammad sebagai seorang
kepala negara dimulai ketika kaum Muslim hijrah dari
Makkah ke Madinah. Di kota suci kedua bagi umat
Islam itulah, komunitas kecil kaum Muslim di bawah
kepemimpinan Muhammad SAW berhimpun.
Pada masa-masa awal kehidupan di Madinah,
Rasulullah SAW dihadapkan pada situasi sulit. Kaum
muhajirin hidup miskin, tidak berdaya, dan tidak
mempunyai berbagai sarana kehidupan. Sementara
itu, kaum Quraisy Makkah mengancam untuk
menyerang Madinah, menghancurkan komunitas
Muslim yang masih kecil.
Kaum Yahudi-Madinah juga bersekongkol dengan
orang-orang musyrik Makkah untuk memusuhi kaum
Muslim. Tak hanya itu, sejumlah suku Arab di sekitar
Madinah juga menunjukkan sikap permusuhan
terhadap keyakinan baru ini, dan pada saat yang
bersamaan mulai berkembang kelompok munafik di
antara kaum Muslim Madinah sendiri
Siapa pun, yang kuat dan kaya sekalipun, pasti
kewalahan menghadapi tekanan dan beban ini.
Namun, Muhammad dapat menyelesaikan situasi
sulit dan tak terduga ini dengan efektif dan berhasil.
Ini membuktikan kenegarawanan dan kecakapannya
dalam bidang politik.
***
Menghadapi kenyataan yang sangat sulit itu,
Muhammad SAW mengambil serangkaian langkah
untuk mengukuhkan Negara Islam yang baru
didirikan itu secara sosial, politik dan ekonomi. Ia
mampu menegakkan otoritas politik dan memelihara
hukum serta ketertiban di seluruh wilayah suku-suku
di dalam dan di sekitar Madinah.
Lalu, Muhammad membuat berbagai perjanjian
dengan kepala-kepala suku Arab dan suku-suku
Yahudi di sekitar Madinah. Melalui serangkaian
langkah itulah Nabi Muhammad mampu membawa
Negara Islam Madinah sebagai sebuah negara yang
aktif memainkan berbagai peran politik di seluruh
penjuru wilayah.
Marshal G Hodgson dalam tulisannya yang bertajuk
The Venture of Islam, mengungkapkan, "Masyarakat
Muhammad terdiri dari kaum Muslim dan non-
Muslim dalam berbagai ragam derajat keanggotaan."
Sejak saat itu, tulis Hodgson, komunitas itu tak lagi
sekadar sebuah suku baru yang terdiri dari orang-
orang beriman atau bahkan sekedar perkumpulan
revolusioner lokal. ‘’Masyarakatnya terdiri dari
berbagai unsur heterogen yang diorganisasi secara
lebih baik dibandingkan sistem organisasi masyarakat
Makkah, baik secara religius maupun politik,’’ papar
Hodgson.
***
Struktur politik yang dibangun Muhammad, papar
Hodgson, merupakan bangunan yang kini dikenal
dengan sebutan negara, seperti negara-negara lain
yang ada di sekeliling Jazirah Arab, lengkap dengan
otoritas tata pemerintahan yang berdasarkan aturan
hukum.
Untuk menjalankan roda pemerintahannya, ungkap
Hodgson, Muhammad mengirim sejumlah utusan
yang bertugas mengajarkan Alquran dan prinsip-
prinsip Islam, mengumpulkan zakat, dan menengahi
berbagai perselisihan demi menjaga perdamaian dan
mencegah permusuhan.
Sehingga, kaum Muslim Madinah melahirkan dan
menciptakan suatu jalan hidup yang adil dan bernilai
ketuhanan di seluruh wilayah Hijaz, bahkan juga
pada wilayah-wilayah di luarnya.

*)REPUBLIKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar