Minggu, 15 April 2012

Dengan agama manusia menjadi Mulia

Sudah seharus dan selayaknya kita
untuk selalu bersyukur, bersyukur dan bersyukur atas
segala nikmat yang telah Allah limpahkan, terutama
sekali nikmat Agama yang mulia ini yaitu Islam.
Agama yang telah menghantarkan kita kepada
gerbang kebaikan dunia dan akhirat. Agama yang
mengajarkan arti hidup yang sesungguhnya sebagai
makhluk Allah di muka bumi ini, karena memang
pada hakikat nya perjalanan yang singkat ini bukan
untuk pelampiasan hawa nafsu saja, akan tetapi ada
dinding pembatas yang berupa aturan dan tuntunan
untuk mengarahkan manusia ke jalan yang benar.
Itulah sebabnya sebagai insan yang berakal kita
butuh terhadap “Agama” untuk mengatur dan
mengarahkan kita kepada hal-hal yang baik yang telah
ditetapkan Allah melalui Al-Quran dan As-Sunah.
Tak bisa kita bayangkan andaikata manusia hidup
tanpa agama, akal dan nafsu menjadi raja, menguasai
hati, membelenggu jiwa sudah barang tentu hidup
tidak akan terarah. Manusia akan melakukan apa saja
yang ia inginkan dengan menghalalkan segala cara
tidak lagi menimbang baik dan buruk, halal dan
haram. Nah jika sudah demikian, tak ubahnya
manusia sama seperti binatang yang hidup sesukanya
tanpa menggunakan akal dan pikiran.
Maka sangat pantas bila banyak orang mengatakan
“Tanpa agama manusia akan menjadi hina, dengan
agama manusia akan mulia, semakin tinggi agama
seseorang, semakin menjadikan ia lebih berbudaya
dan berakhlaq”. Sungguh indah Islam mengatur
paradigma kehidupan kita, selalu memberikan solusi
terhadap segala masalah, memperhatikan kebutuhan
manusia secara baik dan benar, tidak sekedar
mengatur hal-hal yang bersifat global saja, namun
juga memaparkan hal yang sekecil-kecilnya.
Sempurna, “Ya, kata-kata itu sangat pantas untuk
sebuah agama yang agung, yaitu “ISLAM”.
Kesempurnaan Islam terletak pada 2 pusaka besar
yang Rasulullah tinggalkan untuk umatnya, Al-Quran
dan As-Sunah yang menjadi dustur dalam perjalanan
yang sementara ini. Semua kita tau bahwa di dalam
Al-Quran terdapat ratusan surat dan ribuan ayat,
yang kesemuanya itu mengatur dan mengarahkan
kita menuju “Sabilul huda” (jalan kebenaran), yang
sebenarnya sudah lebih dari cukup 2 pusaka itu
untuk menata kehidupan manusia.
Tapi kenyataan, sebagian dari kita justru tidak
memahaminya dan bahkan menganggap semua itu
hanyalah kitab biasa yang berisi rangkaian huruf-
huruf Arab yang menghiasi lembaran-lembaran yang
ada, atau bahkan sekedar menjadi pajangan, lambang
atau kebanggaan saja. Tak heran lagi jika minimnya
pemahaman terhadap Al-Quran dapat menimbulkan
permasalahan dalam kehidupan.
Fenomena itu kini terjadi di sekitar kita, apa yang kita
saksikan sekarang adalah wujud dari kurangnya
perhatian dan pemahaman manusia terhadap Islam.
Sehingga muncul lah isu Islam agama teroris,
berkembanglah berita bahwa Islam agama aroganis,
materialis, dan macam-macam hujatan ditujukan
kepada Islam, padahal semua itu adalah kesalahan
dan kekeliruan terhadap Islam dan kesalahan kita
sebagai muslim yang barangkali kurang memahami
Islam itu sendiri.
Sungguh tidak akan pernah cukup jika kita ingin
mengupas Islam dalam beberapa paragraph saja,
butuh banyak pembelajaran yang seharusnya kita gali
lagi selagi kesempatan itu masih ada. Yang terpenting
sekarang adalah menyadari sedalam-dalamnya
kekurangan dan kesalahan kita, kemudian introspeksi
dan beranjak menuju semangat baru untuk
mengenali Islam lebih dalam dan luas agar kita
benar-benar menjadi manusia yang secara totalitas
berada dalam naungan Islam. Dan yakinlah bahwa
manusia yang tinggi keislamannya, maka semakin
tinggi budi dan budayanya.
Dan sungguh ilmu Allah sangatlah luas, tidak akan
pernah habis seperti lautan yang tidak akan pernah
kering, sudah seberapa banyak pengetahuan kita
tentang Islam? Dan sudah berapa baik kita
mengamalkannya dalam kehidupan?
Pertanyaan sederhana ini sudah mewakili isi hati kita
untuk segera mencari tau dan mengkaji lebih dalam
lagi Islam secara tammah sampai kita benar-benar
merasakan bahwa Islam itu solusi terbaik untuk hidup
kita.
Di akhir catatan saya yang singkat ini, mari kita
pahami firman Allah:
Al yauma akmaltu lakum dinakum… (QS.
Al-Maidah: 3)
(QS. Al-Baqarah: 208)
Taraktu fikum amraini fa in tamasaktum
bihima lan tadhillu abada
Dua perkara yang jika kita berpegang
kepadanya kita tidak akan tersesat itulah
Al-Quran dan Sunnah).
Mudah-mudahan bermanfaat untuk kita bersama,
Amin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar