Minggu, 15 April 2012

Keutamaan membersihkan Masjid


Pada zaman Rasulullah SAW ada seorang wanita hitam bernama Ummu Mahjan. Dia selalu menyempatkan diri membersihkan masjid Rasulullah SAW. Suatu hari ketika Rasul sedang ke pemakaman, beliaumelihat sebuah kuburan baru.

Rasul bertanya, “Kuburan siapa ini, wahai para sahabat?”
Mereka yang hadir di situ menjawab, “Ini kuburan Ummu
Mahjan, ya Rasulullah.”

Rasul SAW langsung menangis begitu mendengar berita
tersebut, lalu beliau menyalahkan para sahabatnya,
“Mengapa kalian tidak memberitahukan kematiannya
kepadaku supaya aku bisa menyalatinya?”
Mereka menjawab, “Ya Rasulullah, pada waktu itu matahari
sedang terik sekali.” Rasulullah diam saja mendengar
jawaban tersebut.

Lalu, beliau berdiri dan shalat untuk mayit yang sudah
ditanam beberapa hari itu dari atas kuburnya. “Bila ada di
antara kalian yang meninggal dunia, beri tahukan kepadaku,
sebab orang yang kushalati di dunia, shalatku itu akan
menjadi syafa‘at di akhirat.”

Sesudah berkata demikian, Rasulullah kemudian memanggil
Ummu Mahjan dari atas kuburnya. “Assalamualaikum ya
Ummu Mahjan! Pekerjaan apa yang paling bernilai dalam
daftar amalmu?” Rasulullah SAW diam sejenak. Tak lama kemudian beliau berkata, “Dia menjawab bahwa pekerjaannya membersihkan masjid Rasulullah adalah pekerjaan yang paling bernilai di sisi Allah. Allah Taala berkenan mendirikan rumah untuknya di surga dan dia kini sedang duduk-duduk di dalamnya.”
Secara fisik, masjid adalah bangunan biasa yang terdiri atas
lantai, tiang, dan atap. Namun, secara spiritual, masjid
adalah poros nadi umat yang sangat fundamental. Selain
menjadi perekat umat di mana mereka bisa menebarkan
kebajikan, masjid juga merupakan media bagi sang Muslim
agar sukses dalam menjalin hubungan vertikal dengan
Allah; melalui masjid, sang Muslim bisa melakukan mi'raj
menuju Ilahi.

Dari masjid, kaum Muslimin bisa belajar-mengajar,
keimanan seseorang tergambar, tingkat keberagamaan
masyarakat terpancar, ketenangan dan kedamaian berbinar-
binar, dan kebangkitan umat mengakar.

Seorang Muslim akan prihatin dan sedih manakala
menjumpai seseorang yang dengan seenaknya mengotori
masjid dan membiarkan kotoran (sampah) berserakan. Juga
tidak etis jika kita membiarkan bau tak sedap bercokol di
tempat wudhu, toilet, atau kamar mandi masjid, sehingga
aromanya menyebar dan dihirup orang-orang yang shalat,
membaca Alquran, iktikaf, atau ibadah lainnya.

Dengan demikian, kebersihan dan keasrian masjid jelas
mendukung kekhusyukan kaum Muslimin dalam beribadah.
Maka, sangat pantas kalau Allah dan Rasul-Nya memberikan
pahala yang besar bagi mereka yang membersihkan masjid
— sebagaimana tersimbul dalam riwayat di atas. Nabi juga
bersabda, “Barang siapa yang mengeluarkan kotoran dari
masjid maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah
rumah di surga,” (HR Ibnu Majah).

Zaman memang sudah berubah dan modern, sehingga
masjid-masjid membutuhkan pengurusnya. Namun,
membersihkan masjid tentu saja bukan monopoli mereka.
Selama mempunyai niat yang mantap, siapa pun punya
peluang yang sama untuk mempersiapkan bangunan di
surga, yakni dengan membersihkan masjid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar