Selasa, 17 April 2012

jeritan orang miskin yg menguat

Sahabat Hikmah...
Saya merinding, dan tak terasa air mata ini menetes...
Setelah merengukan jumlah penduduk miskin
Indonesia sebanyak 31,2 juta jiwa atau 13,33 persen
dari total penduduk Indonesia. Atau tiga kali lipat lebih
jumlah penduduk DKI Jakarta (10.187.595 jiwa).
Mungkin selama ini sudah tahu, tapi hanya sekedar
tahu.
Bisa kebayang 31,2 juta hidup dalam kesusahan...
Apalagi nanti tanggal 1 April 2012 pemerintah
berencana menaikkan harga BBM sebesar 33,33%.
Mungkin buat kita angka Rp1.500,- sangat kecil, tapi
buat 31,2 juta jiwa penduduk miskin tersebut akan
semakin miskin.
Dan logikanya akan bertambah banyak penduduk
miskin baru di Indonesia tercinta, karena yang akan
naik bukan hanya harga BBM, tetapi juga harga
sembako dll.
Di sisi lain...
Kita mendengar korupsi masih meraja lela di
pemerintahan dan anggota dewan. Kalau Nazaruddin
mengatakan proyek 2,2 Trilyun bisa memberikan fee 80
Milyar kepada salah satu petinggi partai, berapa yang
buat pejabat? Berapa yang buat aparat? Berapa yang
disunat oleh pemegang proyek?
Mengapa tidak berfokus kepada pemberantasan korupsi,
penghematan anggaran belanja pemerintah,
meningkatkan pendapatan negara, mempercepat
konversi BBM ke bahan bakar gas, mengurangi
ketergantungan pada minyak dunia, dan langkah
lainnya selain menaikkan harga BBM?
Apakah begitu mengguritanya korupsi sehingga begitu
sulitnya diberantas. Sehingga sudah 14 tahun reformasi
bergulir...
Tapi tidak dapat membersihkan negeri ini dari
koruptor..
Bahkan berdatangan koruptor-koruptor baru yang
mereka semakin kuat dalam lingkaran kekuasaan dan
parlemen.
Bagi para koruptor buat apa penghematan dalam
anggaran belanja pemerintah? Bukankah berarti akan
mengurangi jumlah yang dikorupsi?
Bagi para koruptor buat apa meningkatkan pendapatan
negara lewat kekayaan alam Indonesia? Bukankah nanti
jatah dari perusahaan asing buat dirinya akan
berkurang?
Lalu kita sebagai saudara 31,2 juta masyarakat miskin
dan sebagai bagian dari negara Repuplik Indonesia yang
tercinta, apa yang harus kita lakukan untuk ?
Jangan putus asa dari RAHMAT Allah...
Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri
yang mengubah 'apa apa yang ada pada jiwa mereka
sendiri ” QS 13:11
Bagaimana memahami ayat ini?
Untuk mendapatkan perubahan bangsa ini adalah
merubah 'apa yang ada di dalam jiwa' bangsa ini (maa
fii anfusihim).
Persisi seperti dalam bait lagu Kebangsaan kita
karangan Wage Rudolf Supratman, dalam bait lagu
Indonesia Raya tersebut dikatakan: "BANGUNLAH
JIWANYA...BANGUNLAH BADANNYA...UNTUK
INDONESIA RAYA..."
Apa yang harus dirubah dari jiwa-jiwa bangsa ini?
Yang pertama adalah pikiran dan sikapnya.
Salah satunya adalah SIKAP dan PIKIRAN terhadap diri
sendiri, yang mempunyai cita-cita bersama untuk maju,
adil dan sejahtera, sebagaimana keinginan untuk
merdeka dari penjajah. Adakah cita-cita bersama ini
dipunyai oleh seluruh rakyat Indonesia?
Mungkin hanya sebagian kecil, sebagian besar hanya
berpikir dan bersikap secara individu, yaitu makan lauk
apa? baju merek apa? kendaraannya apa? anak sekolah
dimana? jalan-jalan nanti kemana? dsb.
Inilah yang terjadi akhirnya yang kaya semakin kaya
dan yang miskin akan semakin miskin. Karena
Kesejahteraan masyarakat, keadilan dan kemakmuran
rakyat Indonesia harus disikapi dan dipikirkan oleh
seluruh rakyat Indonesia.
Mengapa para koruptor begitu leluasa bergerak di
negeri ini?
Karena masyarakatnya mendukungnya. Masyarakat
memilih pemimpin dan anggota legislatif yang mau
membayarnya (money politic). Karena masyarakat
miskin pun seperti koruptor yang beripikir secara
individualis, yang penting saya dapat apa dengan
memilih kamu? Coba sebagian masyarakat mempunyai
sikap dan pikiran yang sama untuk kemajuan dan
kesejahteraan bersama, otomatis, mereka akan
memusuhi dan memberantas unsur-unsur yang
menghalangi suatu kemajuan bangsa, diantaranya
adalah budaya suap danb korupsi.
Dengan mengawali sikap dan pikiran baik yang sama
untuk tujuan bersama, maka akan ada chemistry .
Berikutnya akan muncul gagasan. Dengan menanam
gagasan akan memetik tindakan. Dengan menanam
tindakan, akan memetik kebiasaan. Dengan menanam
kebiasaan, akan memetik watak. Dengan menanam
watak, akan memtik nasib.
Dimulai dari sikap yang mewujudkan gagasan,
kemudian diwujudkan dalam tindakan, kemudian
tindakan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi
suatu kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan berkali-kali
akan menjelma menjadi watak, dan watak inilah yang
akhirnya mengantarkan kita kepada nasib. Jadi nasib
kita, kita sendirilah yang menentukan. Nasib kita ada di
tangan kita.
Ayo mulailah PERUBAHAN dari MINDSET dan SIKAP kita
yang tidak INDIVIDUALIS... Yang lebih memikirkan
bukan hanya kesejahteraan rumah tangga kita.... Tetapi
kesejahteraan seluruh masyarakt Indonesia... Kita
bersatu seperti dulu dalam melawan penjajah... Insya
Allah kita akan BERSAMA-SAMA mengakhiri KRISIS yang
tidak kunjung USAI.
Wallaahu a'lam bishshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar