Minggu, 29 April 2012

Kisah gadis kecil dihari raya

Kisah ini terjadi di Madinah pada suatu pagi di hari
raya Idul Fitri. Rasulullah saw seperti biasanya
mengunjungi rumah demi rumah untuk mendoakan
para muslimin dan muslimah, mukminin dan
mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu.
Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan
bahagia, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil
berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian
hari rayanya.
Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah
sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih.
Ia memakai pakaian tambal- tambal dan sepatu yang
telah usang. Rasulullah saw lalu bergegas
menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan
wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis
tersedu-sedu.
Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang
putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih
sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu
bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku,
mengapa kamu menangis? Hari ini adalah hari raya
bukan?” Gadis kecil itu terkejut.
Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa
yang bertanya, perlahan- lahan ia menjawab sambil
bercerita : “Pada hari raya yang suci ini semua anak
menginginkan agar dapat merayakannya bersama
orang tuanya
dengan berbahagia. Anak-anak bermain dengan riang
gembira.
Aku lalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku
menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia
membelikanku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu
baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari
ayahku pergi berperang bersama Rasulullah saw. Ia
bertarung bersama Rasulullah saw bahu - membahu
dan kemudian ia meninggal. Sekarang ayahku tidak ada
lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku
tidak menangis untuknya, lalu siapa lagi?”
Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika
hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan
penuh kasih sayang ia membelai
kepala gadis kecil itu sambil berkata:
“Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu
dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu….
Apakah kamu ingin agar aku menjadi ayahmu? …. Dan
apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak
perempuanmu…. dan Aisyah menjadi ibumu….
Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”
Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu
langsung berhenti menangis.
Ia memandang dengan penuh takjub orang yang
berada tepat di hadapannya. Masya Allah! Benar, ia
adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja
mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala
gundah di hatinya.
Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran
Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa
berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat
menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda
persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu
bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju
ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang
sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan
menggenggam tangan Rasulullah saw yang lembut
seperti
sutra itu.
Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis
kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua
memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis
kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan
makanan, juga uang saku untuk hari raya. Lalu ia
diantar keluar, agar dapat bermain bersama anak -
anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil
dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri
itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya : “Gadis
kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat
sangat gembira?” Sambil menunjukkan gaun baru dan
uang sakunya gadis kecil itu menjawab : “Akhirnya aku
memiliki seorang ayah!
Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa
yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti
Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang ibu,
namanya Aisyah, yang hatinya begitu mulia. Juga
seorang kakak perempuan, namanya Fatimah. Ia
menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang
indah ini. Aku merasa sangat bahagia, dan ingin
rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.”
Rasulullah saw bersabda : ”Siapa yang memakaikan
seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya
pada hari raya, maka Allah SWT akan
mendandani/menghias inya pada hari Kiamat. Allah
SWT mencintai terutama setiap rumah, yang di
dalamnya memelihara anak yatim dan banyak
membagi-bagikan hadiah. Barangsiapa yang
memelihara anak yatim dan melindunginya, maka ia
akan bersamaku di surga.” ♥ Semoga bisa diambil
hikmahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar