Senin, 23 April 2012

Melawan janji setan dg kerja keras n istighfar

Intergovernmental Panel on Climate Control (IPCC) lima
tahun lalu (2007) memprediksi bahwa suhu permukaan
bumi akan naik minimal 1.1 dan maksimal 6.4 derajat
Celcius pada abad ini. Masih menurut institusi ini global
warming akan berdampak pada semakin banyaknya banjir
karena permukaan air laut yang naik, berkurangnya supply
air bersih, meningkatnya malnutrition, memburuknya
tingkat kesehatan sampai juga meurunkan kemampuan
berproduksi dari bangsa-bangsa di dunia.
Institusi lain World Bank (Bank Dunia) mengabarkan bahwa
saat ini ada sekitar 1.1 Milyar orang di seluruh dunia yang
hidup dibawah garis kemiskinan absolut dengan daya beli
kurang dari US$ 1 per hari. Institusi yang sama juga
mengungkapkan bahwa saat ini ada sekitar 923 juta orang
dari seluruh dunia kekurangan gizi.
Saat ini juga diperkirakan tidak kurang dari 1 Milyar
penduduk dunia tidak memiliki akses kesehatan. Karenanya
dari 56 juta kematian per tahun di dunia - 2/3
diantaranya oleh sebab penyakit yang tidak tertangani.
Masih banyak krisis-krisis lain seperti energy, finansial,
keamanan, kemanusiaan dlsb. yang semua mengarah pada
kehidupan yang semakin sulit dan bumi terasa semakin
sempit untuk ditinggali. Kondisi ini seolah terwakili dalam
judul buku Hot, Flat and Crowded (2008) yang ditulis oleh
penulis kondang Thomas L. Friedmen .
Gambaran tentang kesulitan dan kesempitan hidup di dunia
ini memang benar adanya, penyebabnya-pun jelas yaitu
dari kerusakan-kerusakan yang diciptakan oleh tangan-
tangan manusia itu sendiri. Bahkan kondisi ini juga telah
diberitahukan ke kita sejak 1,400 tahun lebih dalam
firmanNya :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar) .” (QS 30 :41)
Fakta bisa sama tetapi sikap bisa berbeda. Bagi orang-
orang yang tidak beriman, fakta krisis pangan , krisis energy
dlsb. menjadikannya jalan menghalalkan segala cara untuk
mengamankan pasokan pangan dan energy untuk
kepentingannya sendiri. Mereka bisa mencurangi, mengadu
domba, memerangi sampai juga menjajah negeri-negeri
yang berpotensi untuk dijadikan penyuply kebutuhan
pangan dan energy-nya.
Orang-orang beriman juga melihat fakta yang sama, tetapi
langkah yang dilakukannya yang akan berbeda.
Sebagaimana ayat di atas, mereka akan ‘ kembali ke jalan
yang benar’. Mereka akan bekerja keras untuk memperbaiki
kerusakan yang ada, menyuburkan kembali lahan-lahan
yang rusak, menghijaukan kembali hutan-hutan yang
gundul, membersihkan kembali air-air yang tercemar dst.
Bila pada umumnya orang melihat dunia menuju satu arah
yaitu semakin rusak, semakin sempit, semakin kompetitif,
semakin miskin dan seterusnya, maka memang inilah yang
dikehendaki setan – supaya manusia menghalalkan segala
cara untuk menghindari kemiskinan ini.
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir);
sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-
Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahui .” (QS 2 :268).
Janji-janji setan inilah yang antara lain juga membuat
kampanye program Keluarga Berencana sukses, karena
orang mudah untuk dibuat takut miskin – takut tidak bisa
menyekolahkan anak, dlsb.
Lantas dengan demikian apakah pemerintahan suatu
negeri seharusnya membiarkan saja jumlah penduduk
meledak tanpa kendali ?. Fokus programnya yang harus
dirubah, bukan jumlah penduduknya yang ditekan – karena
setelah ditekan selama sperempat abad lebih-pun
penduduk miskin kita juga terus bertambah.
Tetapi sumber-sumber kemakmurannya yang harus terus
digali. Bila Allah berjanji “…dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada
mereka… ” (QS 6 : 151), maka Dia pasti penuhi janjiNya,
sumber-sumber rezeki itu akan tersedia cukup untuk kita,
anak-anak kita bahkan sampai cucu cucu kita kelak sampai
akhir jaman.
Syaratnya adalah kita tidak terus berbuat “…kerusakan di
darat dan di laut…” dan kita mulai menjalankan fungsi kita
diciptakan di muka bumi, yaitu “…menjadi
pemakmurnya… ”. Jadi jalan untuk memakmurkan bumi
ini yang harus menjadi fokus utama – karena itulah kita
diciptakan, bukan sebaliknya untuk mengerem
pertumbuhan penghuninya.
Bapak saya adalah Kyai di pesantren kecil di desa, beliau
juga petani kecil yang nyaris tanpa lahan yang berarti.
Tetapi beliau memiliki anak 11 ( 12 meninggal 1 sewaktu
bayi), kok cukup ya untuk membesarkan ke 11 anaknya ?.
Kebanyakan orang akan berfikir, oh itu dahulu, ketika dunia
belum se kompetitif sekarang, ketika produksi lahan-lahan
pertanian masih tinggi, ketika anak-anak cepat bisa mandiri
bahkan sejak mereka di bangku kuliah. Sekarang masanya
lain, kompetisi untuk sekolah, lapangan kerja dlsb menjadi
semakin berat, beban biaya hidup semakin mahal dlsb
sehingga tidak terbayang bisa punya anak 11 ?.
Allah punya cara tersendiri untuk mengendalikan jumlah
penduduk di muka bumi ini, ada yang diberi satu anak, dua
anak dan ada yang diberi 11, 13 dan bahkan konon ada
yang 16. Tetapi semuanya di cukupiNya, bila kita mengikuti
perintahNya untuk memakmurkan bumi.
Persaingan untuk memperoleh sekolah yang baik ?, siapa
bilang konsep sekolah harus berebut bangku di sekolah-
sekolah yang baik nan mahal ?. Sekolah bisa kita buat
sendiri dengan cara yang lebih murah dan insyaallah
lebih baik membekali anak-anak dengan keimanan dan
kemandiriannya.
Siapa bilang anak-anak harus berkompetisi mencari
lapangan pekerjaan ?. Dengan teknologi yang ada di jaman
ini, mestinya akan lebih mudah mencari atau bahkan
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri .
Siapa bilang juga produksi lahan-lahan pertanian akan terus
menyusut ?, bila dengan karuniaNya dan petunjukNya kita
bisa melipat gandakan hasil dari setiap jengkal lahan
yang ada !.
Bila setelah bekerja keras untuk memakmurkan bumi ini
kemiskinan masih juga membayang di depan mata kita,
Allah-pun memberikan solusinya…yaitu banyak-banyaklah
kita beristigfar. Solusi istigfar ini setidaknya saya temukan
di dua surat yang berbeda, dengan redaksi yang berbeda –
tetapi pesan yang disampaikannya mirip satu sama lain :
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu
dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang
demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang
telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap
orang yang mempunyai keutamaan (balasan)
keutamaannya…” (QS 11:3)
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun
kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun
dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-
sungai. ’” (QS 71 : 10-12)
Jadi agar kita tidak terjebak dengan kampanye dan janji-
janji setan yang memiskinkan, nampaknya memang kita
harus bekerja keras dan terus beristigfar…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar