Sabtu, 21 April 2012

Mari Bersyukurrr


“Dan jika kamu menghitung-
hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak akan mampu
menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-
Nahl: 18)
Maha Suci Allah yang menciptakan hamparan langit
indah membentang, yang padanya burung-burung
terbang bebas mengelilingi wujud Kemahabesaran-
Nya. Yang padanya menggantung awan-awan yang
berbaris menurut kisaran angin, yang ketika telah
mencapai waktunya turunlah hujan dari celah-
celahnya membasahi bumi yang kering kerontang.
Kemudian air hujan itu menyuburkan bumi dengan
buah dan sayur mayur.
“Allah yang mencipta langit-langit dan bumi, dan
menurunkan air hujan dari langit lalu mengeluarkan
dengan air itu buah-buahan sebagai rezeki bagimu.
Dan Dia menundukkan bagimu perahu sehingga
berjalan di atas lautan dengan perintah-Nya, dan Dia
menundukkan sungai-sungai bagimu. Dan Dia
menundukkan bagimu matahari dan bulan yang tidak
henti-hentinya (beredar), dan Dia menundukkan
bagimu malam dan siang. Dan Dia memberikan
kepadamu semua yang kamu minta. Dan jika kamu
menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak
akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya
manusia itu adalah makhluk yang banyak berbuat
zhalim dan banyak mengkufuri (nikmat).” (QS.
Ibrahim: 32-34)
Segala Puji bagi-Nya yang membuat kita masih
mampu bernafas, masih bisa melihat, masih lapang
ketika sempit, masih mampu bersabar, masih….dan
masih…..
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 13)
Semua itu karena Allah amat mencintai hamba-
hamba-Nya. Karena kasih sayang-Nya lah kita masih
diberi amanah untuk tetap menatap dunia. Kita
masih dipercaya untuk memperbaiki segala kerusakan
yang kita lakukan. Kita masih diberi tenggang waktu
untuk bisa terus maju menegakkan yang hak dan
menjauhi yang batil.
“Sesungguhnya, diri kitalah kesaksian utama bagi-
Nya. Tetapi seperti halnya kelelawar hanya bisa
melihat pada malam hari dan tidak di siang hari
karena kelemahan penglihatannya, yang dibutakan
oleh benderangnya sinar matahari. Begitu pula
pikiran manusia terlalu lemah untuk melihat
keagungan penuh Kebesaran Ilahi.” (Imam Al-
Ghazzali)
Karena kita manusia yang selalu khilaf, selalu lupa
bersyukur ketika sedang makmur. Maka marilah kita
meneladani Nabi Sulaiman yang selalu berdoa agar
bisa mensyukuri nikmat Allah. Yang terabadikan
dalam Al-Qur’an;
“Wahai Rabb-ku, tunjukkanlah aku untuk mensyukuri
nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan
kepada kedua orang tuaku. Dan (tunjukkanlah aku)
untuk melakukan amal shalih yang Engkau ridhai, dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.” (QS. An-
Naml: 19)
Hal itu pula senada dengan apa yang pernah di
wasiatkan Nabi Muhammad SAW kepada Mu’adz agar
memohon pertolongan kepada Allah untuk
mensyukuri nikmat-Nya;
“Wahai Mu’adz, demi Allah aku mencintaimu.
Kemudian aku wasiatkan kepadamu wahai Mu’adz,
janganlah kamu tinggalkan di akhir setiap shalat,
kamu ucapkan (doa yang artinya) wahai Allah,
tolonglah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur
kepada-Mu dan memperbagus ibadah kepada-
Mu.” (Riwayat Abu Daud dan an-Nasa’i dengan sanad
yang Shahih)
Oleh karenanya, marilah kita biasakan diri untuk
mensyukuri segala apa yang telah kita capai. Karena
semua itu merupakan salah satu tanda orang
beriman.
Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar