Minggu, 15 April 2012

Ingin bahagia. ini resepnya!

Siang itu terasa terik sekali. Beberapa
mahasiswa nongkrong di bawah sebuah
pohon kayu yang rindang dekat parkiran.
Tiba-tiba mata mereka tertuju pada sebuah mobil mewah
yang me laju cepat menuju parkiran.
Dengan tergesa-gesa seorang ibu muda keluar dari mobil itu
dan langsung berteriak, “Tolong ... saya ingin bunuh diri,
tapi tidak berani!” Kalau tidak menjaga perasaan ibu muda
tersebut, para mahasiswa sudah pasti tertawa mendengar
teriakan lucu itu.
Dengan cepat beberapa mahasiswa itu berunding. Seorang
di antara mereka meng usulkan, “Ayo kita bawa saja
menemui Pak Ahmad!” Yang mereka sebut Pak Ahmad itu
adalah wakil rektor bidang ke mahasiswaan. Para
mahasiswa sudah akrab dengan Pak Ahmad. Beliau seorang
doktor psikologi dan juga dikenal sebagai ustaz. Mereka pun
segera membawa ibu yang stres itu menemui Pak Ahmad.
Alhamdulillah, Pak Ahmad berada di tempat. Terjadilah
dialog antara Pak Ahmad dan ibu muda tersebut. “Mengapa
ingin bunuh diri, Bu,” tanya Pak Ahmad. “Sudah seminggu
suami tidak mau bertegur sapa dengan saya, Ustaz,” ujar
nya. “Sudah berapa lama Ibu menikah?” selidik Pak Ahmad.
“Tujuh tahun,” jawabnya.
“Selama tujuh tahun menikah itu, apakah suami Ibu sering
tidak menegur Ibu?” tanya Pak Ahmad. Ibu itu menjawab,
“Tidak Pak. Selama ini hubungan kami baik-baik saja. Baru
sekali ini suami tidak mau ber tegur sapa dengan saya.”
Atas hal itu, Pak Ahmad menyampaikan bahwa ibu itu patut
bersyukur karena hubungan antara dia dan suaminya baik-
baik saja dan baru seminggu ini mendapat cobaan. Pak
Ahmad pun mengajak ibu itu untuk membandingkan
nasibnya dengan ibu-ibu lainnya yang kurang beruntung.
Seperti adanya ibu-ibu yang lahir batin menderita, tidak
diberi nafkah yang cukup, dan diperlakukan secara kasar
oleh suaminya. Ibu itu pun akhirnya tersadar dan mampu
menenangkan diri. Ia juga rajin berkonsultasi untuk
meminta nasihat kepada Pak Ahmad.
Pada suatu kesempatan konsultasi, ibu muda itu
menanyakan mengapa materi yang berlimpah tidak
membuat seseorang bahagia. Pak Ahmad bertanya, “Apakah
Ibu sudah berusaha mencari kebahagiaan itu?” Sebelum ibu
itu menjawab, Pak Ahmad bertanya lagi, “Di mana Ibu cari
kebahagiaan itu?”
Lebih lanjut Pak Ahmad menjelaskan, “Ibu tidak akan bisa
mendapatkan kebahagiaan dengan mencari kebahagiaan.
Ibu akan mendapatkan kebahagiaan apabila Ibu membagi
kebahagiaan kepada orang lain.” Mendapat jawaban itu, ibu
tersebut bertanya lagi, “Bagaimana kita bisa membagi
kebahagiaan kepada orang lain kalau kita sendiri tidak
pernah merasa bahagia.”
Pak Ahmad menjelaskan maksudnya. “Pergilah Ibu
berkunjung ke rumah-rumah orang miskin yang lapar. Bawa
makanan yang enak-enak, bagikan kepada mereka secara
langsung. Ibu saksikan betapa bahagianya mereka
menikmati makanan yang ibu bawa. Saat itulah Ibu telah
membagi kebahagiaan kepada orang-orang miskin itu.
Kebahagiaan me reka akan berpindah kepa da Ibu.” Karena
itu, bahagiakanlah orang lain, niscaya kebahagiaan juga akan
menyertai kita semua. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar