Kamis, 23 Agustus 2012

termometer iman

Kadar keimanan seseorang dapat bertambah dan berkurang bagaikan thermometer.
Setiap pribadi Muslim pada umumnya merasakan kadar keimanannya meningkat pada bulan
Ramadhan. Mereka juga merasakan mudahnya melaksanakan berbagai tindakan kebajikan di bulan suci
tersebut.
Bahkan tidak jarang di antara mereka yang menggunakan momentum Ramadhan untuk berbuat baik
sebanyak-banyaknya karena berbagai rangsangan yang memudahkan terlaksananya amal kebaikan.
Namun, tidak tidak setiap pribadi Muslim menyadari penyebab yang memudahkan terlaksananya
berbagai kebaikan di bulan Ramadhan. Padahal jika direnungkan, peningkatan kadar keimanan di bulan
tersebut dapat dilakukan melalui perenungan dan evaluasi sederhana sesuai dengan kapasitas akalnya.
Iman kata para ulama bagaikan pohon, ia akan tumbuh subur dengan disirami air dan ditaburi pupuk.
Selanjutnya, ia akan berbuah sesuai dengan input yang diterimanya. Demikian pula dengan keimanan, ia
akan tumbuh dengan menu utamanya amal saleh dan minumannya menjauhkan diri dari perbuatan
maksiat.
Dalam kaitan tersebut Sayyidina Ali RA berkata, "Iman bagaikan satu nuktah (titik) putih. Jika seseorang
berbuat kebajikan, maka kadar keimanannya akan tumbuh dan memutihkan seluruh hati. Sedangkan
nifak bagaikan satu nuktah (titik) hitam. Jika seseorang berbuat keburukan, maka kadar keimanannya
akan berkurang sehingga menghitamkan seluruh hati."
Di dalam Alquran dan As-sunnah terdapat berbagai penjelasan yang menegaskan bertambahnya kadar
keimanan dengan sebab perbuatan baik dan berkurangnya kadar keimanan dengan perbuatan buruk.
Di antara penjelasan tersebut, Allah SWT berfirman, "Sungguh orang-orang yang beriman adalah
mereka yang apabila nama Allah disebut maka hati mereka bergetar dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya maka keimanan mereka bertambah." (QS. Al-Anfaal: 2).
Sedangkan di dalam As-Sunnah juga terdapat penjelasan serupa, di antaranya sabda Rasulullah SAW,
"Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah merubahnya dengan
tangan (kekuasaan)nya. Jika tidak mampu, maka hendaklah merubahnya dengan lisannya. Jika tidak
mampu, maka hendaklah merubahnya dengan hatinya. Dan yang terakhir itu adalah iman yang paling
lemah." (HR. Muslim).
Tentu yang dimaksudkan dengan amal saleh yang menjadi menu utama penambahan kadar keimanan
tersebut bukan sekedar ibadah dalam arti khusus seperti shalat, zakat, puasa, dan haji, kendati ibadah
khusus tersebut berkaitan langsung dengan kadar keimanan seseorang.
Melainkan juga semua ibadah dan kebajikan secara umum seperti mengajarkan/mempelajari ilmu
agama; membaca Alquran dengan pendalaman makna serta tafsirnya; merenungkan sirah nabi dan
sirah orang-orang saleh; meneliti/merenungi tanda-tanda kekuasaan Allah; dan semua sarana maupun
prasarana yang menjadi penyebab terlaksananya perbuatan baik.
Disamping menu utama tersebut, peningkatan kadar keimanan seseorang perlu diberi minuman berupa
menjauhkan diri dari perbuatan buruk. Sebab, keburukan dalam segala bentuknya memiliki pengaruh
negatif terhadap tubuh, hati, dan jiwa serta berpengaruh langsung terhadap kadar keimanan seseorang.
Termasuk dalam kategori perbuatan buruk di sini adalah segala bentuk kesamaran (syubhat) yang
meragukan hati, sebab ke-syubhat-an layaknya bara api yang dengan perlahan namun pasti merusak
dan membakar hati.
Semoga Allah SWT memberikan kesadaran kepada kita untuk senantiasa berbuat baik di dalam dan luar
Ramadhan, sehingga kadar keimanan kita senantiasa meningkat yang sekaligus berarti peningkatan
petujuk (hidayah) atas berbagai petunjuk yang telah dianugerahkan kepada kita. Wallahua'lam.
Dr.M.Hariyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar