Selasa, 14 Agustus 2012

Umar Bin Khattab
termenung lama. Lama
sekali. Apakah ini kebaikan
atau musibah? Begitu ia
bertanya pada dirinya
sendiri tentang fenomena
kemenangan–kemenangan
besar yang ia peroleh. Tiba-
tiba ia tersadar bahwa
eranya terlalu jauh berbeda
dengan era kedua
pendahulunya: Rasulullah
SAW dan Abu Bakar As-Siddiq.
Di era Umar teritori Khilafah menjadi lebih dari 18
negara kalau dikonversi dengan era sekarang.
Populasi umat Islam juga bertambah begitu pesat.
Lahirlah sebuah masyarakat yang mulitikultur yang
sangat besar. Lalu ada kemakmuran dan
kesejahteraan serta kekayaan yang melimpah ruah.
Ini semua belum ada di era Nabi dan Khalifah
pertama. Itu meresahkan Umar. Apakah ini kebaikan?
Atau malah musibah? Kalau ini kebaikan, mengapa
ini tidak terjadi pada masa sebelumnya? Kalau ini
musibah, Apakah Allah hendak memisahkan aku dari
kedua pendahulu?
Ini resah seorang pemimpin yang tidak pernah
selesai belajar. Ia bertanya dan terus bertanya. Ia
berpikir dan terus berpikir. Dan hasilnya nyata. Hasil
pembelajaranya sekarang menjadi sumber
pembelajaran nyata. Hasil pembelajarannya sekarang
menjadi sumber pembelajaran kita semua. Beliau
telah mendampingi Rasulullah SAW sekitar 18 tahun
dan mendampingi Abu Bakar selama 2.5 tahun.
Beliau telah belajar banyak. Jadi walaupun zaman
yang beliau lalui terlalu jauh berbeda, tetapi beliau
memiliki sumber pembelajaran lapangan selama 20-
an tahun dan itu memadai untuk membantu beliau
meletakkan dasar-dasar negara baru di Madinah.
Beliau meletakkan dasar-dasar dari konstitusi dan
sistem pemerintahan, menata sistem keuangan
negara, memulai pembentukan dan pengorganisasian
tentara profesional setelah sebelumnya setiap warga
negara diharuskan menjadi mujahid dan prajurit
negara, mengatur strategi ekspansi militer yang
kemudian melahirkan futuhat atau pembebasan-
pembebasan besar yang berpuncak pada pembebasan
Al-Aqsha, mendistribusi para ulama ke berbagai
wilayah, membentuk pemerintahan-pemerintahan
daerah di wilayah-wilayah yang telah dibebaskan.
Itu sebabnya, Rasulullah SAW dan Abu Bakar
bersama Umar Bin Khattab selalu diletakkan sebagai
founding fathers dari Negara Madinah. Suatu saat
sang pendiri negara itu berpesan kepada siapapun
yang akan menjadi pemimpin: “ Ta’allamu Qobla An
Tasuuduu: Belajarlah sebelum kalian memimpin.”
[ Anis Matta, sumber : Serial Pembelajaran, Majalah
Tarbawi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar