Rabu, 01 Agustus 2012

The New Depression : BagaimanaKita Bisa Menghindarinya…?

da buku baru menarik yang terbit di Singapore
beberapa waktu lalu, judulnya adalah “The New
Depression : The Breakdown of the Paper Money
Economy” (Jon Wiley & Son, Singapore 2012). Penulisnya
adalah Richard Duncan – Chief Economist di Blackhorse
Asset Management – Singapore. Penulis yang sama 9 tahun
lalu juga telah mengingatkan dunia dengan bukunya “ The
Dollar Crises : Causes, Consequences, Cures ”. Dengan
pengalamannya yang lebih dari seperempat abad di bidang
analisa keuangan modern, pandangannya
yang nyleneh menurut saya merupakan representasi dari
dunia kapitalisme ribawi yang mulai kehilangan harapan.
The New Depression
Apa inti dari isi buku terbaru dari Richard Duncan
tersebut ?, intinya adalah dia menyalahkan dilepaskannya
ikatan uang kertas dari emas sekitar 40 tahun lalu.
Akibatnya kini dunia tenggelam dalam ekonomi yang
dibangun dengan hutang (credit) yang tiada batas. Budaya
ngutang dari masyarakat maupun pemerintah memang
menjadi bahan bakar ekonomi selama empat decade ini,
tetapi apa jadinya ketika akhirnya dunia tersentak bahwa
para pengutang sebenarnya tidak mampu membayar
hutangnya ?. Disitulah ekonomi dunia akan runtuh, bukan
hanya mengalami resesi tetapi akan memasuki depresi
yang lama dan dalam.
Lantas apa solusinya ?, dalam hal solusi ini saya tidak setuju
dengan apa yang diajukan Duncan yang Ironis. Duncan
menguraikan dengan sangat baik ketika memetakan
masalah – bahwa hutanglah yang menyebabkan dunia
terjebak dalam buah simalakama seperti sekarang ini.
Tetapi ketika solusinya dengan hutang juga – pasti ini
seperti memadamkan api dengan minyak.
Solusi yang diajukan Duncan adalah dunia yang masih bisa
meminjam – dianjurkannya meminjam secara besar-
besaran (massive) selagi tingkat bunga rendah seperti
sekarang ini, kemudian menggunakan pinjaman ini untuk
investasi di bidang genetic engineering dan renewable
energy – dua industry yang dipandangnya akan menjadi
industry masa depan.
Langkah ini menurut Duncan akan memperpanjang
peradaban sekarang sampai sekitar sepuluh tahun lagi –
sebelum akhirnya collapse juga. Ini bertentangan dengan
pendapat umumnya para economist yang menganjurkan
negara-negara untuk menurunkan tingkat hutangnya.
Itulah yang saya sebut buah simalakama dari kapitalisme
ribawi itu. Berhenti ngutang bagi negara-negara
penghutang efeknya mereka bisa mati berdiri (mati
mendadak), sementara terus meminjam secara massive
seperti pendapat Duncan – matinya akan pelan-pelan
dalam periode sepuluh tahun mendatang.
Lantas apakah Islam punya solusi untuk masalah ini ?, tentu
punya – tinggal masalah keimanan kita yang akan
membuatnya apakah kita demikian yakin dengan iman itu
sehingga itulah yang akan kita lakukan, atau kita ragu-ragu
dengan solusi Islam ini sehingga kita akan bilang “ ya, itu
teori – tetapi aplikasi di jaman ini sulit…”.
Solusi itu adalah menghentikan hutang – karena ini
tercermin dari contoh agar kita berdoa berlindung dari
hutang setiap pagi dan petang. Bersamaan dengan
penghentian hutang ini, kita bangun budaya bersirkah
secara massive – karena syirkah mendatangkan berkah.
Keberkahan syirkah ini seperti yang terungkap dalam
hadits : “ Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku
adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyirkah, selama
salah seorang dari keduanya tidak mengkhianati yang lain.
Jika salah seorang di antara keduanya mengkhianati yang
lain, maka aku keluar dari persyirkahan tersebut ’” (HR. Abu
Dawud dan Hakim).

Prof. Dr. Wahbah Az-Zuaili menjelaskan makna bahwa
Allah adalah pihak ketiga yang terlibat dalam persyirkahan :
“Aku (Allah) akan menjaga dan melindungi keduanya. Aku
akan menjaga harta keduanya dan memberkahi
perdagangan keduanya. Jika salah satu di antara keduanya
berkhianat, maka Aku akan menghilangkan berkah dan
tidak memberikan pertolongan kepada keduanya .”
Syirkah akan membuat dana masyarakat tidak menumpuk
di institusi-institusi keuangan yang tidak menggerakkan
sector riil. Pemerintah bisa memfasilitasi dengan segala
macam peraturan yang memudahkan terjadinya syirkah
yang aman di masyarakat, kemudian lembaga-lembaga
keuangan seperti bank , koperasi, BMT dlsb ;
mengimplementasikannya dengan menjadi katalisator dan
‘juru tulis’ pada syirkah-syirkah tersebut.
Tidak akan mudah karena setiap perubahan besar pasti
mengalami kesulitan di sana-sini, tetapi setidaknya bila ini
kita lakukan secara serius mulai saat ini – insyaallah kita
akan bisa selamat dari the new depression yang diprediksi
oleh Richard Duncan dalam buku barunya tersebut di atas.
Wa Allahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar