Minggu, 15 Juli 2012

11 Qiyamul lail, keutamn pembiasaan

Jama'ah shalat tarawih yang dirahmati Allah,
Puasa yang telah kita lakukan selama sepuluh hari di
bulan Ramadhan ini, tidak lain tujuannya adalah
dalam rangka menjadikan orang-orang beriman
menjadi muttaqin; meraih predikat taqwa.
Sebagaimana firman Allah SWT :
ﺎَﻳ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺍﻮُﻨَﻣَﺁ َﺐِﺘُﻛ ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ُﻡﺎَﻴِّﺼﻟﺍ ﺎَﻤَﻛ
ﻰَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ْﻦِﻣ ْﻢُﻜِﻠْﺒَﻗ ْﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ َﻥﻮُﻘَّﺘَﺗ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-
Baqarah : 183)
Bagaimanakah karakter muttaqin atau orang yang
bertaqwa itu? Salah satunya adalah sedikit tidur di
malam hari.
َّﻥِﺇ َﻦﻴِﻘَّﺘُﻤْﻟﺍ ﻲِﻓ ٍﺕﺎَّﻨَﺟ * ٍﻥﻮُﻴُﻋَﻭ َﻦﻳِﺬِﺧَﺁ ﺎَﻣ
ْﻢُﻫﺎَﺗَﺁ ْﻢُﻬُّﺑَﺭ ْﻢُﻬَّﻧِﺇ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ َﻞْﺒَﻗ َﻚِﻟَﺫ * َﻦﻴِﻨِﺴْﺤُﻣ
ﺍﻮُﻧﺎَﻛ ﺎًﻠﻴِﻠَﻗ َﻦِﻣ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ﺎَﻣ َﻥﻮُﻌَﺠْﻬَﻳ
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada
dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air,
sambil menerima segala pemberian Rabb mereka.
Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah
orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka
sedikit sekali tidur di waktu malam. (QS. Adz-
Dzariyat : 15-17)
Ketika menjelaskan ayat ketujuh belas ini dalam Fii
Zhilaalil Qur'an , Sayyid Qutb berkata: "Mereka itulah
yang bangun di penghujung malam tatkala orang-
orang terlelap. Mereka menghadapkan dirinya kepada
Allah dengan memohon ampunan dan kasih sayang-
Nya. Mereka tidak merasakan nikmatnya terlelap
kecuali sejenak dan tidak tidur pada malam hari
kecuali sebentar. Mereka asyik bersama Rabbnya di
keheningan malam"
Jelaslah, bahwa sedikit tidur di waktu malam itu
bukan untuk begadang, juga tidak sama dengan
orang kerja shif tiga. Tetapi sedikit tidur malam
karena mengerjakan shalat malam, qiyamul lail.
Puasa yang hendak meraih derajat taqwa, juga
berupaya mencapai karakternya. Sehingga kita lihat,
ada pembiasaan qiyamul lail selama bulan
Ramadhan, terutama melalui shalat tarawih.
Karena sangat eratnya qiyamul lail dengan shalat
tarawih, Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin
menyandingkan bab keutamaan shalat malam
dengan bab shalat tarawih, tanpa ada bab lain yang
memisahkan keduanya. Dalam bab shalat tarawih itu,
ada dua hadits yang dicantumkan oleh Imam
Nawawi. Keduanya menggunakan istilah yang sama:
Qiyamu Ramadhan.
ْﻦَﻣ َﻡﺎَﻗ َﻥﺎَﻀَﻣَﺭ ﺎًﺑﺎَﺴِﺘْﺣﺍَﻭ ﺎًﻧﺎَﻤﻳِﺇ َﺮِﻔُﻏ ُﻪَﻟ ﺎَﻣ
َﻡَّﺪَﻘَﺗ ْﻦِﻣ ِﻪِﺒْﻧَﺫ
Barangsiapa yang qiyam Ramadhan, karena iman dan
mengharapkan pahala (dari Allah), niscaya diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu (Muttafaq 'alaih)
Sedangkan hadits kedua, sebelum lafadz itu ada
tambahan dari Abu Hurairah:
ُﺐِّﻏَﺮُﻳ ﻰِﻓ ِﻡﺎَﻴِﻗ َﻥﺎَﻀَﻣَﺭ ِﺮْﻴَﻏ ْﻦِﻣ ْﻥَﺃ ْﻢُﻫَﺮُﻣْﺄَﻳ
ِﻪﻴِﻓ ٍﺔَﻤﻳِﺰَﻌِﺑ
Rasulullah sangat menganjurkan shalat tarawih,
tetapi tidak mewajibkannya. (HR. Muslim)
Ketika menjelaskan hadits ini, Dr. Mushtofa Al-Bugho
bersama empat ulama lainnya dalam kitab Nuzhatul
Muttaqin mengatakan: "Hadits ini menekankan
sunah shalat tarawih... shalat tarawih dilakukan
secara berjamaah oleh Rasulullah hanya pada tiga
hari pertama, lalu dihentikan Rasulullah karena
beliau khawatir akan menjadi wajib. Lalu dilakukan
secara berjamaah lagi pada masa pemerintahan
Umar r.a. dengan mendapat persetujuan para ulama
zaman itu.
Dengan demikian, shalat tarawih juga berfungsi
sebagai upaya pembiasaan. Bukan berarti banyaknya
shalat yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan
begitu saja kita tinggalkan selepas Ramadhan. Tidak
berbekas. Jangan sampai ketika di bulan Ramadhan
kita sudah menunaikan shalat tarawih setelah Isya'
lalu shalat tahajud sebelum atau sesudah sahur, tiba-
tiba di bulan Syawal dan bulan-bulan selanjutnya
nanti kita terlelap dalam tidur panjang tanpa qiyamul
lail sama sekali. Jika begitu halnya, bisa dikatakan
puasa kita gagal. Sebab puasa hendak menjadikan
pelakunya menjadi bertaqwa, dan salah satu karakter
orang yang bertaqwa adalah sedikit tidur di waktu
malam karena menunaikan qiyamul lail.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,
Begitu banyak keutamaan qiyamul lail yang telah
dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadits-hadits
beliau. Bahkan beliau adalah orang yang paling
perhatian terhadap qiyamul lail. Semakin besar beban
dakwah, semakin meningkat qiyamul lail. Semakin
besar tantangan hidup, semakin meningkat qiyamul
lail. Semakin tinggi derajat, semakin giat qiyamul lail.
Itu yang hendak beliau sampaikan kepada umatnya,
sehingga meskipun sudah diampuni dosa-dosanya,
beliau tetap luar biasa dalam melaksanakan qiyamul
lail sampai kaki beliau bengkak karenanya. Ketika
Aisyah menanyakan itu, beliau menjawab:
ُﺐِّﻏَﺮُﻳ ﻰِﻓ ِﻡﺎَﻴِﻗ َﻥﺎَﻀَﻣَﺭ ِﺮْﻴَﻏ ْﻦِﻣ ْﻥَﺃ ْﻢُﻫَﺮُﻣْﺄَﻳ
ِﻪﻴِﻓ ٍﺔَﻤﻳِﺰَﻌِﺑ
Apakah aku tidak suka menjadi hamba yang
bersyukur? (HR. Bukhari Muslim)
Adapun keutamaan qiyamul lail yang tersirat dalam
hadits quliyah beliau adalah sebagai berikut:
1. Salah satu jalan menuju surga
Rasulullah SAW bersabda:
ﺎَﻳ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﺍﻮُﺸْﻓَﺃ َﻡَﻼَّﺴﻟﺍ ﺍﻮُﻤِﻌْﻃَﺃَﻭ
َﻡﺎَﻌَّﻄﻟﺍ ﺍﻮُﻠِﺻَﻭ َﻡﺎَﺣْﺭَﻷﺍ ﺍﻮُّﻠَﺻَﻭ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺎِﺑ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍَﻭ
ٌﻡﺎَﻴِﻧ ﺍﻮُﻠُﺧْﺪَﺗ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ٍﻡَﻼَﺴِﺑ
Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah
makan, sambunglah silaturahim dan shalatlah kalian
pada saat manusia tidur malam, maka kalian akan
masuk surga dengan tenang. (HR. Ibnu Majah, dan
Hakim)
2. Menaikkan Derajat di Surga
Bukan hanya sekedar masuk surga, orang yang ahli
qiyamul lail akan mendapatkan kamar-kamar yang
istimewa. Derajat ini disediakan bagi orang yang
melaksanakan qiyamul lail.
ﻲﻓ ﻥﺇ ﺔﻨﺠﻟﺍ ﺎﻓﺮﻏ ﻯﺮﻳ ﺎﻫﺮﻫﺎﻇ ﻦﻣ ﺎﻬﻨﻃﺎﺑ
ﺎﻬﻨﻃﺎﺑﻭ ﻦﻣ ﺎﻫﺮﻫﺎﻇ ﺎﻫﺪﻋﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻤﻟ ﻥﻻﺁ
ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻢﻌﻃﺃﻭ ﻡﺎﻌﻄﻟﺍ ﻊﺑﺎﺗﻭ ﻡﺎﻴﺼﻟﺍ ﻰﻠﺻﻭ
ﻞﻴﻠﻟﺎﺑ ﺱﺎﻨﻟﺍﻭ ﻡﺎﻴﻧ
Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang
luarnya terlihat dari dalamnya dan dalamnya terlihat
dari luarnya, Allah sediakan untuk orang yang
memberi makan, berkata lemah lembut, melanjutkan
puasa, menebar salam, dan shalat malam pada saat
orang lain sedang tidur. (HR. Baihaqi, dishahihkan Al-
Albani)
3. Kebiasaan orang-orang pilihan dan penghapus
dosa
Keutamaan qiyamul lail berikutnya adalah, bahwa
amalan ini merupakan amal orang-orang pilihan,
orang-orang shalih. Qiyamul lail mendekatkan
pelakunya kepada Allah, penutup kesalahan dan dosa.
ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ِﻡﺎَﻴِﻘِﺑ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ُﺏْﺃَﺩ ُﻪَّﻧِﺈَﻓ َﻦﻴِﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ
ْﻢُﻜَﻠْﺒَﻗ َﻮُﻫَﻭ ﻰَﻟِﺇ ٌﺔَﺑْﺮُﻗ ْﻢُﻜِّﺑَﺭ ٌﺓَﺮَﻔْﻜَﻣَﻭ
ٌﺓﺎَﻬْﻨَﻣَﻭ ِﺕﺎَﺌِّﻴَّﺴﻠِﻟ ِﻢْﺛِﻺِﻟ
Lakukanlah shalat malam karena ia adalah kebiasaan
orang-orang shalih sebelum kalian, ia pendekat
kepada Rabbmu, penutup kesalahan dan pencegah
dosa. (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Al-Albani)
4. Shalat paling utama setelah shalat fardhu
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
ُﻞَﻀْﻓَﺃ ِﺓَﻼَّﺼﻟﺍ َﺪْﻌَﺑ ِﺓَﻼَّﺼﻟﺍ ِﺔَﺑﻮُﺘْﻜَﻤْﻟﺍ ُﺓَﻼَّﺼﻟﺍ
ﻰِﻓ ِﻑْﻮَﺟ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ
Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu
adalah shalat malam (HR. Muslim)
5. Banyaknya ayat Al-Qur'an yang dibaca ketika
qiyamul lail menjadi penentu derajat seseorang di
sisi Allah
Semakin lama atau panjang shalat seseorang, yakni
dengan memperlama berdiri karena panjangnya ayat
yang dibaca, semakin tinggi derajat seseorang di sisi
Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
ْﻦَﻣ َﻡﺎَﻗ ِﺮْﺸَﻌِﺑ ٍﺕﺎَﻳﺁ ْﻢَﻟ ْﺐَﺘْﻜُﻳ َﻦِﻣ َﻦﻴِﻠِﻓﺎَﻐْﻟﺍ
ْﻦَﻣَﻭ َﻡﺎَﻗ ٍﺔَﻳﺁ ِﺔَﺋﺎِﻤِﺑ َﺐِﺘُﻛ َﻦِﻣ َﻦﻴِﺘِﻧﺎَﻘْﻟﺍ ْﻦَﻣَﻭ
َﻡﺎَﻗ ِﻒْﻟَﺄِﺑ ٍﺔَﻳﺁ َﺐِﺘُﻛ َﻦِﻣ َﻦﻳِﺮَﻄْﻨَﻘُﻤْﻟﺍ
Barangsiapa yang shalat (malam) dengan membaca
sepuluh ayat maka tidak dicatat sebagai orang yang
lalai. Barangsiapa yang shalat dengan membaca
seratus ayat maka dicatat sebagai orang yang taat.
Barangsiapa yang shalat dengan membaca seribu
ayat maka dicatat sebagai muqanthirin (orang yang
dapat pahala sebesar satu qinthar). (HR. Abu Dawud,
dishahihkan oleh Al-Albani)
Semoga keutamaan qiyamul lail di atas semakin
memotivasi kita untuk melaksanakan qiyamul lail.
Bermula dari pembiasaan di bulan Ramadhan,
semoga kita istiqamah qiyamul lail di bulan-bulan
berikutnya. Wallaahu a'lam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar