Minggu, 15 Juli 2012

4Hikmah puasa 1433

Saudara-saudaraku
yang dirahmati
Allah,
Setiap ibadah yang
disyariatkan dalam
Islam pasti
memiliki hikmah;
ada yang sudah
diketahui dan ada
hikmah yang masih tersembunyi. Ada yang sudah
jelas bagi manusia dan ada yang masih menjadi
rahasia. Pengetahuan akan hikmah ini menjadi
penting karena dengannya seseorang akan lebih
termotivasi dalam menjalankan amal tersebut serta
semakin kuat keyakinan karena telah mendapatkan
legitimasi akal.
Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa
hikmah bukanlah penentu atau kunci dalam
menjalankan amal. Dan inilah yang membedakan
antara orang-orang liberal dengan orang-orang
beriman yang sesungguhnya, mukminuuna haqqa .
Bagi orang liberal yang secara ekstrim menempatkan
akal melebihi nash syar’i, ibadah tidak dijalankan
sampai diketahui hikmahnya. Sementara bagi orang
beriman, selama ada dalil yang memerintahkan, amal
akan dikerjakan; sudah diketahui hikmahnya maupun
belum. Hikmah bisa dipikirkan/dicari tanpa
meninggalkan amal: kalau nantinya hikmah itu
terungkap, alhamdulillah, ia bisa menguatkan
kontinuitas amal; kalau pun ternyata sampai akhir
usia tidak juga diketahui hikmah, itu tidak berarti
memutuskan amal yang telah jelas dalilnya.
Sesungguhnya, Allah tidak membutuhkan apapun
dari hamba-Nya. Bahkan sebaliknya, manusialah
yang sangat membutuhkan Allah SWT. Demikian pula
dalam amal/ibadah, Allah tidak memerlukan ibadah
manusia. Andaikata seluruh manusia beribadah
kepada Allah atau tidak ada satupun yang beribadah,
Allah tetaplah Rabbul ‘alamin, Tuhan semesta alam
yang kekuasaan-Nya tidak akan berkurang. Maka,
hikmah ibadah yang dilakukan manusia juga akan
kembali kepada manusia.
Puasa merupakan ibadah istimewa yang karenanya
Allah berfiman dalam hadits qudsi :
ُﻡْﻮَّﺼﻟﺍ ﻰِﻟ ﺎَﻧَﺃَﻭ ﻯِﺰْﺟَﺃ ِﻪِﺑ
Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya
(HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa –khususnya puasa Ramadhan- memiliki
sejumlah hikmah dan maslahat bagi manusia. Secara
umum, hikmah puasa bisa bisa diklasifikasikan
menjadi tiga; hikmah ruhiyah, hikmah medis, dan
hikmah sosial.
Hikmah Ruhiyah
Puasa merupakan ibadah yang langsung menyentuh
dimensi ruhani. Porsinya bahkan lebih besar dari
pada ibadah-ibadah lainnya. Jika zakat memiliki
dimensi harta yang besar; dalam shalat masih
terdapat dimensi gerak; dan haji memiliki dimensi
gerak serta harta yang juga besar, puasa lebih
concern pada dimensi ruhani. Karenanya ada banyak
hikmah ruhiyah dalam ibadah puasa ini, diantaranya
adalah:
1. Puasa mensucikan jiwa manusia
Dengan menjalankan ibadah puasa, manusia telah
memilih untuk menahan diri dari hal-hal yang
sebenarnya halal untuknya. Sejak terbit fajar sampai
dengan terbenamnya matahari manusia menahan
diri dari makan, minum, dan bersetubuh. Kalau ia
mau ia bisa saja melakukannya. Toh tidak ada yang
mengetahuinya. Saat berada di rumah yang tertutup,
di dalam kamar yang terkunci, tidak ada orang lain
yang mengetahui jika ia makan atau minum. Tetapi
ia tidak melakukannya karena Allah SWT.
ُﻙُﺮْﺘَﻳ ُﻪَﻣﺎَﻌَﻃ ُﻪَﺑﺍَﺮَﺷَﻭ ُﻪَﺗَﻮْﻬَﺷَﻭ ْﻦِﻣ ﻰِﻠْﺟَﺃ ،
ُﻡﺎَﻴِّﺼﻟﺍ ﻰِﻟ ، ﺎَﻧَﺃَﻭ ﻯِﺰْﺟَﺃ ِﻪِﺑ
…dia tidak makan, tidak minum, dan tidak
berhubungan dengan istrinya karena-Ku. Puasa itu
untuk-Ku dan Aku yang akan memberinya pahala (HR
Bukhari dan Muslim)
Di sinilah hikmah puasa; melatih seseorang untuk
menahan nafsu syahwatnya yang merupakan bagian
inheren dari kotoran jiwa. Puasa dapat
membersihkannya karena pada puasa ada paksaan
untuk mengerem berbagai hasrat yang dicenderungi
oleh manusia. Padahal seringkali penyakit hati dan
kotoran jiwa justru muncul ketika seseorang tanpa
kendali menuruti semua keinginannya.
2. Puasa mengangkat unsur ruhani di atas unsur
materi pada diri manusia
Manusia diciptakan Allah SWT dari unsur materi dan
unsur non materi; tanah dan ruh. Saat manusia
menuruti unsur tanah yang cenderung pada dunia
maka kedudukannya akan turun bahkan melebihi
binatang.
َّﻢُﺛ ُﻩﺎَﻧْﺩَﺩَﺭ َﻞَﻔْﺳَﺃ َﻦﻴِﻠِﻓﺎَﺳ
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (QS. At-Tin : 5)
َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ ِﻡﺎَﻌْﻧَﺄْﻟﺎَﻛ ْﻞَﺑ ْﻢُﻫ َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ ُّﻞَﺿَﺃ ُﻢُﻫ
َﻥﻮُﻠِﻓﺎَﻐْﻟﺍ
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(QS. Al-A’raf : 179)
Sebaliknya, ketika manusia mengikuti unsur ruh yang
cenderung pada akhirat dan mencintai hal-hal
bernuansa langit, maka kedudukannya akan
melambung tinggi ke derajat malaikat.
Pada saat berpuasa, di siang hari yang sangat panas
unsur tanah dalam diri manusia mengajak untuk
minum. Tetapi ia lebih memilih untuk memenangkan
unsur ruhani untuk tetap berpuasa. Demikian juga
saat perut lapar dan ada ajakan kuat unsur tanah
untuk makan. Ia memenangkan unsur ruhani untuk
tetap menahan rasa lapar sampai tiba saat berbuka.
Lebih dari itu, ia juga memenangkan unsur ruhani
pada lisan, pendengaran, dan pikiran dengan
mengajaknya berpuasa pula.
Kemenangan ruhani inilah yang akan membawa
kebahagiaan sejati bagi manusia di hadapan Rabb-
nya kelak.
ِﻢِﺋﺎَّﺼﻠِﻟ ِﻥﺎَﺘَﺣْﺮَﻓ ﺎَﻤُﻬُﺣَﺮْﻔَﻳ ﺍَﺫِﺇ َﺮَﻄْﻓَﺃ َﺡِﺮَﻓ ، ﺍَﺫِﺇَﻭ
َﻰِﻘَﻟ ُﻪَّﺑَﺭ َﺡِﺮَﻓ ِﻪِﻣْﻮَﺼِﺑ
Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan;
ketika berbuka dia berbahagia dengan bukanya dan
ketika bertemu Tuhannya dia berbahagia dengan
puasanya. (Muttafaq 'Alaih)
3. Puasa melatih kesabaran
Inti dari kesabaran adalah menahan diri. Menahan
diri dari dorongan untuk segera memiliki atau
melakukan sesuatu yang negatif. Puasa membiasakan
kesabaran, karena pada puasa kita menahan diri
untuk tidak memenuhi sesuatu yang menjadi
kebutuhan pokok manusia sehari-hari yaitu makan
dan minum. Menahan dari dari kebiasaan yang tidak
boleh dilakukan saat puasa seperti minum kopi atau
teh di pagi hari, ngemil di siang hari, dan sebagainya.
Kesabaran ini pada akhirnya juga mengikis
kedengkian. Sebuah refleksi ketidaksabaran atas apa
yang ada pada diri kita dibandingkan dengan apa
yang ada pada orang lain.
Nabi SAW bersabda,
ﻡﻮﺻ ﺮﻬﺷ ﺮﺒﺼﻟﺍ ، ﺔﺛﻼﺛﻭ ﻡﺎﻳﺃ ﻦﻣ ﻞﻛ ﺮﻬﺷ ،
ﻦﺒﻫﺬﻳ ﺮﻏﻭ ﺭﺪﺼﻟﺍ
Puasa bulan kesabaran dan tiga hari di setiap bulan
dapat melenyapkan kedengkian dalam dada. (HR.
Thabrani, Baghawi, dan Bazzar)
4. Puasa menekan gejolak seksual
Gejolak seksual merupakan salah satu senjata syetan
yang paling ampuh dalam menjerumuskan manusia.
Tidak hanya bagi pemuda yang belum menikah tetapi
juga pada orang yang sudah berkeluarga. Itulah
mengapa berita selingkuh terlalu sering diberitakan
oleh media massa.
Puasa berpengaruh menekan gejolak seksual ini.
Karena itu, Rasulullah SAW memerintahkan para
pemuda yang belum mampu menikah untuk
berpuasa.
ﺎَﻳ َﺮَﺸْﻌَﻣ ِﺏﺎَﺒَّﺸﻟﺍ ِﻦَﻣ َﻉﺎَﻄَﺘْﺳﺍ ُﻢُﻜْﻨِﻣ َﺓَﺀﺎَﺒْﻟﺍ
ْﺝَّﻭَﺰَﺘَﻴْﻠَﻓ ، ْﻢَﻟ ْﻦَﻣَﻭ ْﻊِﻄَﺘْﺴَﻳ ِﻪْﻴَﻠَﻌَﻓ ِﻡْﻮَّﺼﻟﺎِﺑ
ُﻪَّﻧِﺈَﻓ ُﻪَﻟ ٌﺀﺎَﺟِﻭ
Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian
telah mampu maka nikahlah. Sesungguhnya ia lebih
dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga
kemaluan. Sedangkan barangsiapa yang tidak mampu
maka berpuasalah, karena sesungguhnya puasa itu
benteng baginya. (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Puasa mempersiapkan manusia menjadi orang-
orang yang bertaqwa
Ibnu Qudamah menjelaskan dua hal kelebihan puasa
dalam kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin . Pertama ,
puasa termasuk amal yang tersembunyi dan amal
batin yang tidak bisa dilihat orang lain, sehingga
tidak mudah disusupi riya’. Kedua , cara untuk
menundukkan musuh Allah. Karena sarana yang
dipergunakan musuh adalah syahwat. Syahwat bisa
menjadi kuat karena makanan dan minuman. Selagi
lahan syahwat tetap subur, maka syetan bisa bebas
berkeliaran di tempat gembalaan yang subur itu. Tapi
jika syahwat ditinggalkan, maka jalan ke sana juga
sempit.
Ketika seseorang ikhlas dalam menjalankan perintah
Allah dan mampu meninggalkan larangan-Nya
dengan kemampuan mengendalikan syahwatnya,
maka pada saat itulah ia bisa mencapai derajat
taqwa.
ﺎَﻳ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺍﻮُﻨَﻣَﺁ َﺐِﺘُﻛ ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ُﻡﺎَﻴِّﺼﻟﺍ ﺎَﻤَﻛ
ﻰَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ْﻦِﻣ ْﻢُﻜِﻠْﺒَﻗ ْﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ َﻥﻮُﻘَّﺘَﺗ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-
Baqarah : 183)
Hikmah Medis
Kaum muslimin rahimakumullah,
Betapa banyaknya penyakit medis yang berawal dari
pola makan yang tidak sehat. Dan betapa banyak
penyakit yang berawal dari masalah pencernaan.
Selain memiliki hikmah ruhiyah yang tinggi, puasa
juga memiliki hikmah medis yang telah terbukti
melalui berbagai penelitian. Diantara hikmah itu
adalah apa yang ditulis Said Hawa dalam Al-Islam ,
antara lain:
1. Puasa memberi kesempatan beristirahat bagi alat
pencernaan setiap hari. Dengan peristirahatan yang
teratur ini maka alat pencernaan menjadi lebih sehat.
Dan sudah menjadi hal yang lazim bahwa puasa
dipakai untuk mengobati beberapa pasien dan ketika
akan melakukan operasi besar.
2. Telah terbukti kebenarannya secara ilmiah bahwa
memperbanyak makan bisa menimbulkan penyakit
yang munculnya berkaitan erat dengan kebiasaan
banyak makan, seperti penyakit rematik, penyakit
liver, tekanan darah tinggi, dan kencing manis. Oleh
karena itu, tidak diragukan lagi bahwa puasa akan
bisa memberikan kesempatan istirahat bagi tubuh
setiap tahunnya dalam waktu tertentu, yaitu
seperdua belas dari umur si pasien. Oleh karena itu,
penyebaran jenis-jenis penyakit seperti ini di daerah-
daerah yang penduduknya terbiasa menjalankan
puasa sangat rendah.
Hikmah Sosial
Ayyuhal hadirun hafidhakumullah,
Hikmah lainnya dari puasa adalah hikmah sosial.
Dengan puasa seorang muslim dilatih oleh Allah SWT
untuk merasakan lapar. Rasa lapar ini diperlukan
oleh orang-orang yang kesehariannya berkecukupan
palagi kaya yang mungkin tidak pernah merasakan
rasa lapar semacam ini. Dengan merasakan lapar
diharapkan orang yang kaya bisa membayangkan
bahwa seperti inilah keadaan kaum dhuafa’; lapar,
bahkan berhari-hari dan tidak mendapatkan
kepastian berbuka dengan makanan bergizi. Maka,
tahapan berikutnya adalah timbulnya empati kepada
kaum dhuafa’ ini sehingga tergeraklah orang-orang
kaya untuk menyantuni mereka.
Hikmah sosial lainnya adalah puasa yang telah
melatih kejujuran pribadi merupakan training
bersama kepada seluruh komponen masyarakat
untuk hidup jujur. Dengan kejujuran ini maka
kehidupan sosial akan berjalan lebih harmonis,
korupsi menurun, dan pemenuhan tanggungjawab
semua elemen bangsa meningkat sehingga umat
Islam mengalami kemajuan yang signifikan.
Wallaahu a’lam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar