Kamis, 12 Juli 2012

Trik shodaqoh yg amazing!

Berikut ini cara bersedekah (menyumbang) yang
mereka rasakan mampu menggetarkan spiritualitas
mereka:
1. Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah, jangan
sampai merasa terpaksa.
Bila saat bersedekah kita justru merasa kesal, maka
akan tertanam di bawah sadar bahwa bersedekah itu
tidak enak, bahkan mengesalkan. Mungkin seperti kalau
kita bayar parkir kepada preman di pinggir jalan. Ada
perasaan terpaksa, tak berdaya, bahkan dirampok.
Bukan karena besar kecilnya nilai uang, tapi rela
tidaknya perasaan saat memberikan sumbangan. Kalau
anda sedang suntuk, tunggu sampai hati lebih riang.
Memberi dengan berat hati akan memberi asosiasi
buruk ke alam bawah sadar.

2. Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai sehingga
hati Anda tergetar karenanya.
Mungkin suatu ketika Anda ingin menyumbang yatim
piatu, di waktu lain mungkin menyumbang perbaikan
jembatan, mungkin pelestarian satwa yang hampir
punah, mungkin disumbangkan untuk modal usaha
bagi seorang pemula. Intinya adalah Anda sebaiknya
menyedekahkan pada hal yang membuat perasaan
Anda tergetar. Setiap orang akan berbeda. Seringkali
seseorang menyumbang ke tempat ibadah, tapi hatinya
tidak sejalan, hanya karena kebiasaan. Menyumbang
yang tak bisa dihayati tak akan menggetarkan kalbu.

3. Bersedekahlah dengan sesuatu yang bernilai bagi
Anda.
Kebanyakan wujudnya adalah uang, namun lebih luas
lagi adalah benda yang juga anda suka, pikiran, tenaga,
ilmu yang anda suka. Dengan menyumbang sesuatu
yang anda sukai, membuat anda juga merasa berharga
karena memberikan sesuatu yang berharga.

4. Bersedekahlah dalam kuantitas yang terasa oleh
perasaan.
Bagaimana rasanya memberi sedekah 25 rupiah? Bagi
kebanyakan orang nilai ini sudah tidak lagi terasa.
Untuk seseorang dengan gaji 1 juta, maka 50 ribu akan
terasa. Bagi yang perpenghasilan 20 juta, mungkin 1
juta baru terasa. Setiap orang memiliki kadar kuantitas
berbeda agar hatinya tergetar ketika menyumbang.
Nilai 10 persen biasanya menjadi anjuran dalam
sedekah (bukan wajib), mungkin karena sejumlah nilai
itulah kita akan merasakan "beratnya" melepas
kenikmatan.

5. Menyumbang anonim akan memberi dampak lebih
kuat.
Ini erat kaitannya dengan ketulusan, walaupun tidak
anonim juga tak apa-apa. Dengan anonim lebih
terjamin bahwa kita hanya mengharap balasan dari
Tuhan (ikhlas).

6. Bersedekah tanpa pernah mengharap balasan dari
orang yang anda beri.
Yakinlah bahwa Tuhan akan membalas, tapi tidak lewat
jalan orang yang anda beri. Pengalaman para pelaku
kebanyakan menunjukkan bahwa balasan datang dari
arah yang lain.

7. Bersedekahlah tanpa mengira bentuk balasan Tuhan
atas sedekah itu.
Walaupun banyak pengalaman menunjukkan bahwa
kalau bersedekah uang akan dibalas dengan uang yang
lebih banyak, namun kita tak layak mengharap seperti
itu. Siapa tahu sedekah itu dibalas Tuhan dengan
kesehatan, keselamatan, rasa tenang, dll, yang nilainya
jauh lebih besar dari nilai uang yang disedekahkan.
Demikian berbagai hal yang berkaitan dengan prinsip
bersedekah. Prinsip-prinsip ini sangat sesuai dengan
petunjuk rasulullah Muhammad berkaitan dengan
sedekah dan keutamaannya. Kalau tak salah, ada hadits
yang menyatakan bahwa tak akan menjadi miskin orang
yang bersedekah. Dijamin.
Selain itu bersedekah juga menghindarkan diri dari
marabahaya.

Ada sebuah kisah yang kalau tak salah saya dapat dari
Pak Jalaluddin Rakhmat tentang seorang yang ditunda
kematiannya karena bersedekah. Suatu ketika
rasulullah sedang duduk bersama para sahabat. Lalu
melintaslah seorang yang memanggul kayu bakar. Tiba-
tiba Rasulullah berkata kepada para sahabat, "Orang ini
akan meninggal nanti siang."
Sorenya ketika Rasulullah duduk bersama para sahabat,
melintaslah orang tersebut. Maka dipanggillah orang
tersebut oleh rasul dan ditanya, "Aku diberitahu
(malaikat) tadi pagi bahwa kamu akan menemui ajal
siang tadi. Tapi kulihat kamu masih segar bugar. Apa
yang telah kamu lakukan?"
Kemudian orang itu berkisah bahwa tadi pagi dia
membawa bekal makan siang. Lalu di tengah jalan
bekal itu dia sedekahkan kepada orang yang
membutuhkan. Selanjutnya, kata orang itu, saat kayu-
kayu bakar diletakkan tiba-tiba seekor ular hitam keluar
dari dalamnya. Rasulullah kemudian menjelaskan
bahwa ular itulah yang sedianya akan mematuk orang
tersebut, namun dia berpindah takdir karena
sedekahnya menghidarkan dia dari bahaya tersebut.
(Demikian lebih kurang sebuah kisah yang saya tahu.
Sayang saya lupa detilnya, apalagi perawinya. Jadi
mohon dicari sendiri sumber kisah tersebut. Seingat
saya kisah tersebut dari Pak Jalal yang saya kenal punya
banyak sumber terpercaya).
Kisah itu menunjukkan keutamaan sedekah yang bisa
menghindarkan diri dari bahaya, sekaligus menujukkan
bahwa cara Tuhan membalas sedekah tidak dalam
bentuk dan jalan yang kita duga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar