Jumat, 06 Juli 2012

5 Cara Unik Agar Umur Lebih Panjang

Seberapa besar Anda ingin hidup yang sangat lama?
Anda telah makan dengan benar (hampir di setiap
saat), tetap bugar (ketika Anda ingat) dan tidak
merokok, selalu sukses di kesempatan apa pun. Apa
lagi yang harus dipersiapkan?
Jaman dulu, orang-orang mencoba bermacam-
macam metode untuk berumur panjang, di
antaranya lebih menyenangkan dibanding yang lain.
Apakah Anda tahu, misalnya, bahwa praktik-praktik
seksual kaum Tao, apabila dilakukan dengan benar,
dapat memberikan keabadian? Sekitar berabad-abad,
manusia telah mencoba hidup lebih lama dengan
memakan hal-hal tertentu seperi ular berbisa, jamur
ulat dan sari lebah. Mereka telah meminum air raksa,
sari jamur teh dan kolostrum, susu pertama dari ibu
baru.
Kini kita tahu banyak tentang strategi-strategi yang
benar-benar bisa berhasil. Berikut adalah beberapa
cara yang lebih tidak biasa.
1. Laparkan Diri Anda
Para ilmuwan melakukan observasi pada tahun 1934
bahwa binatang pengerat di laboratorium yang
dipaksa diet bahkan hampir kelaparan ternyata hidup
lebih lama diluar dugaan. Efek ini diperkuat oleh
sebuah eksperimen yang dilakukan oleh R.
Weindruch dan lainnya dengan menggunakan tikus
pada tahun 1986. Sejak itu, hampir setiap spesies
yang diuji memberikan hasil yang sama. Selama
bahan gizi dasar diberikan, binatang-binatang hidup
lebih lama dengan diet yang menjaga mereka tetap
lapar namun hidup.
Kini manusia mencobanya. Komunitas CR adalah
sekelompok orang yang berdedikasi untuk
memperpanjang hidupnya dengan mengurangi menu
makanan berkalori. Orang-orang yagn mulai
melakukan diet ini memang menunjukkan efek anti-
penuaan, seperti daya tahan insulin yang lebih
rendah dan berkurangnya tekanan darah.
Juga, salah satu orang-orang yang berumur paling
panjang di dunia, masyarakat Okinawa,
mempraktekkan batasan kalori sebagai bagian
kebudayaannya. Disebut sebagai hara hachi bu, adat-
istiadat mereka adalah berhenti makan sebelum
kenyang, dan mereka makan hanya sekitar 1200
kalori per hari.
Jadi, laparkan diri untuk hidup? Mungkin. Seberapa
banyak Anda akan menikmati hidup tanpa gigitan
favorit Anda adalah persoalan lain.
2. Belajar Bahasa
Otak yang berfunsi dengan baik adalah kunci bagi
hidup yang panjang dan bahagia. Semakin sulit
membuat keputusan yang baik tentang kesehatan
dan perawatan kehidupan Anda ketika otak Anda
menunjukkan efek penuaan.
Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa
kemampuan berbicara dua atau lebih bahasa secara
signifikan memperlambat serangan demensia atau
singkat akal dan Alzheimer, dua penyakit fatal di usia
senja. Dr. Fergus Craik dan lainnya dari Institut
Penelitian Rotman, Toronto, menemukan di sebuah
studi terhadap 200 pasien bahwa mereka yang
berbicara dua atau lebih bahasa selama beberapa
tahun telah menunda serangan Alzheimer, dalam
beberapa kasus sampai lima tahun.
Hal ini bisa jadi karena berbicara menggunakan dua
bahasa menciptakan cadangan otak yang lebih besar,
atau kemampuan berfungsi secara normal. Tentu
saja manfaat kognitif dari kemampuan dua bahasa
ini, seperti fungsi eksekutif yang lebih baik, sudah
dikenal dengan baik.
Efek ini bahkan terlihat pada orang-orang yang telah
mempelajari bahasa lain sebagai seorang dewasa.
3. Hidup di Pegunungan
Orang-orang yang hidup di pegunungan hidup lebih
lama. Sesederhana itukah. Apakah Anda sedang
berbicara tentang masyarakat-masyarakat Amerika
yang hidup lama, tujuh di antaranya hidup di
daerah-daerah Colorado dataran tinggi, atau kota
pegunungan Sardinia di Ovodda, dimana jumlah pria
dan wanita sama-sama 100. Hampir tidak diragukan
bahwa gunung yang segar memang membuat Anda
sehat.
Anda bisa hidup di pinggir pegunungan sehingga
memaksa Anda terbiasa berjalan kaki. Hal tersebut
melatih jantung Anda kapan pun Anda keluar dari
rumah. Pindah ke gunung dapat memberikan masa
hidup tambahan.
Selain itu, Anda bisa melihat pemandangan indah
setiap hari.
4. Beragama
Hanya orang pintar yang meninggal di usia muda?
Ya, merupakan fakta yang menyedihkan bahwa tuhan
mana pun yang Anda percayai menginginkan Anda
untuk tetap di atas Bumi beberapa tahun lebih lama
dari teman-teman kita yang ateis.
Banyak studi menunjukkan sebuah korelasi positif
antara kepercayaan beragama dengan kesehatan
yang baik. Di sebuah analisa-meta terhadap 42 studi
independen oleh Michael E. McCullough dari National
Institute for Healthcare Research (Insitut Nasional
untuk Penelitian Perawatan Kesehatan) menemukan
bahwa kemungkinan kematian ketika para partisipan
ditindaklanjuti adalah lebih tinggi di antara kelompok
yang tidak beragama.
Para Penganut Advent Hari Ketujuh yang hidup di
Loma Linda, California adalah kasusnya. Mereka
adalah masyarakat yang hidup lama di Amerika
Serikat, meskipun bagi mereka yang tidak mengikuti
pola makan vegetarian namun diangkat oleh gereja.
Apakah hal ini disebabkan oleh tingkat dukungan
sosial yang lebih baik yang diberikan di dalam
masyarakat beragama atau campur tangan Tuhan
yang masih belum diketahui.
5. Terapi Gen
Ok, terapi gen belum tersedia, namun tahun 2012,
para ilmuwan di Spanish National Cancer Research
Centre sedang mencoba memperpanjang rentang
hidup tikus secara alamiah sampai 24% dengan
terapi gen. Berita baiknya adalah bahwa perawatan
ini dilakukan pada tikus dewasa. Sebelumnya para
ilmuwan telah mencoba mengubah gen-gen embrio
tikus untuk memberikan hidup yang lebih lama,
namun memperlakukan manusia dengan cara ini
akan bersinggungan dengan etika.
Protip – semakin muda anda dirawat semakin lebih
baik. Tikus berumur namun dirawat hidup lebih lama
dibanding tikus yang lebih tua dan menerima
perawatan sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar