Kamis, 26 Juli 2012

4 Anugrah yg membahagiakan

Rasulullah SAW bersabda, “Empat perkara
yang jika dianugerahkan kepada seseorang,
maka sungguh ia telah dianugerahi kebaikan dunia dan
akhirat, yaitu lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur,
tubuh yang sabar atas cobaan dan istri salehah yang tidak
berkeinginan mengkhianati suaminya baik terhadap dirinya
maupun harta suaminya.” (HR. Tirmidzi).
Empat anugerah tersebut keseluruhannya masuk dalam
kasb (upaya) manusia. Masing-masing anugerah berdiri
sendiri dan memerlukan berbagai tahapan pelatihan dan
pembiasaan diri dalam proses pengintegrasiannya.
Jika keempat-empatnya menghiasi seseorang, maka
sungguh ia telah mendapatkan kebaikan dunia-akhirat yang
lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan apa yang
diusahakan berupa harta-benda, peternakan, perkebunan,
pertambangan dan lain sebagainya.
Pertama, lidah yang berdzikir. Banyak orang mukmin lupa
berdzikir, Allah SWT telah memerintahkan dalam banyak
firman-Nya. Pengingatan yang besar kita lakukan melalui
rangkaian shalat lima waktu dan shalat sunah, sedangkan
pengingatan yang kecil melalui dzikir dan syukur.
Perintah Allah untuk berdzikir pun bukan hanya dzikir ala
kadarnya atau sedikit berdzikir sebab dzikir yang sekedarnya,
sedikit dan dipamerkan itu adalah aktivitas orang-orang
munafik (QS. An-Nisaa’: 142). Allah memerintahkan kita
untuk mengingatnya tanpa batas, tanpa hitungan dan
semata-mata untuk diri-Nya sebagai bentuk syukur kita
kepada-Nya (QS. Al-Ahzaab: 41).
Sampai-sampai dalam setiap waktu dan keadaan
diharapkan lidah kita senantiasa basah karena berdzikir
sebagaimana anjuran Rasulullah SAW, “Dan hendaklah
lidahmu senantiasa basah karena dzikir kepada Allah.” (HR.
Tirmidzi).
Kedua, hati yang bersyukur. Dzikir dan syukur adalah dua
aktivitas yang sangat dekat. Mereka yang berdzikir sama
dengan mensyukuri nikmat Allah, sebaliknya mereka yang
pandai bersyukur sebenarnya sedang mengimplementasikan
makna dzikir kepada Allah.
Orang-orang yang pandai bersyukur adalah mereka yang
tidak terputus ibadahnya, sebab syukur mereka sudah tidak
terbatas lagi jumlahnya sehingga ibadahnya kepada Allah
SWT pun pada fase menikmati yang sunah seperti wajib.
Ketiga, tubuh yang sabar terhadap berbagai cobaan. Dunia
adalah ladang menuju kehidupan akhirat. Oleh karenanya,
tidak akan ada kehormonisan dan kedamaian abadi di dunia.
Kunci untuk menjadikan masa depan dunia yang lebih baik
adalah berbuat kebaikan dan bersabar. Karena itu pula
kehidupan seorang mukmin harus senantiasa menakjubkan
karena mereka bersabar dan menerima dengan ikhlas apa
pun ketentuan (qadar) Allah SWT yang didasari dengan
prinsip menjadi lebih baik.
Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan
perkaranya kaum mukmin, dan hal itu tidak terjadi selain
kaum mukmin. Jika sedang mendapatkan kebaikan ia
bersyukur, maka yang demikian itu baik baginya. Jika sedang
memperoleh keburukan ia bersabar, dan yang demikian itu
(juga) baik baginya.” (HR. Muslim).
Keempat, istri salehah yang tidak berkeinginan mengkhianati
suaminya baik terhadap dirinya maupun harta suaminya.
Istri model ini adalah kebaikan yang terwariskan oleh
keluarganya yang harus kita pilih. Kita lantas menjadikannya
lebih salehah lagi dengan pendalaman dan implementasi
agama sehingga membahagiakan jika di pandang, taat pada
suaminya, memelihara anak-anak dan harta suaminya pada
saat suaminya tidak di rumah.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik
perhiasan dunia adalah istri yang salehah.” (HR. Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar