Senin, 09 Juli 2012

Kisah nabi Musa n khidir

Dalam Shahih Bukhari, dikisahkan "Suatu
ketika Nabi Musa AS, berseru di hadapan
kaumnya, tiba-tiba ada orang bertanya,
"Adakah orang yang lebih berilmu darimu?"
Musa menjawab: "Tidak ada". Maka Allah SWT menegurnya
dan menegaskan bahwa ada orang yang lebih berilmu
darinya. Kemudian Allah SWT memberi petunjuk
keberadaan orang itu di antara pertemuan dua laut.
Mulailah Musa menuju tempat tersebut. Dan sesampainya di
sebuah batu besar, Musa dan pembantunya tertidur,
sedangkan ikan yang mereka bawa melompat ke laut. Si
pembantu lupa memberi tahu hal itu kepada Musa. Setelah
terbangun, mereka melanjutkan perjalanan.
Sampai di suatu tempat, Musa meminta pembantunya untuk
mengeluarkan ikan dan makanan. "Wahai Musa, saat kita
berada di batu besar, aku lupa dan setan membuatku lalai
untuk memberitahumu, ikan itu hanyut dengan unik."
Lalu mereka kembali dan menelusuri jejak hingga sampai di
batu besar tadi. Tiba-tiba terlihat sosok laki-laki. Musa
memberinya salam dan memperkenalkan diri. "Aku
mencarimu untuk belajar kepadamu."
Khidir berkata, "Musa, engkau tidak akan mampu bersabar
mengikutiku." Musa berkata, "Insya Allah aku mampu
bersabar dan tidak akan membantahmu". Khidir berkata,
"Jika benar ingin bersamaku, jangan banyak bertanya sampai
aku sendiri memberitahumu."
Keduanya pun pergi menyusuri pantai. Di sana mereka
melihat sebuah kapal lalu ikut di dalamnya. Hingga
mendekati tempat tujuan, Khidir membuat lubang di kapal
itu. Musa menegurnya. "Mereka ini mengangkut kita tanpa
upah, mengapa engkau melubangi kapal ini dan
membahayakan kita semua? Khidir menjawab, "Aku telah
katakan, engkau tidak mampu sabar bersamaku."
Musa menyesali dan Khidir memaafkannya. Lalu keduanya
berjalan di tepi laut dan melihat anak kecil sedang bermain,
tiba-tiba Khidir membekuknya hingga akhirnya meninggal
dunia. Musa gusar. "Mengapa engkau bunuh jiwa tak
berdosa?" Khidir berkata, "Aku telah katakan bahwa engkau
tidak mampu bersabar denganku." Musa meminta maaf dan
berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dan tiba di suatu
tempat dalam kondisi lapar. Namun, tak ada yang memberi
mereka makan. Setelah itu, keduanya menyaksikan sebuah
rumah yang hampir roboh. Khidir segera memperbaikinya.
Musa berkata, "Mintalah upah dari mereka atas upayamu."
Nabi Khidir berkata, "Ini adalah saat berpisah antara aku
dan engkau karena engkau tak sabar."
Kisah itu mengingatkan bahwa lupa adalah sifat termaafkan.
Tetapi, jika berulang-ulang dilakukan maka akan berbuah
pahit. Psikolog Muslim Timur Tengah, Utsman An-Najati,
menjelaskan sedikitnya ada faktor penyebab lupa, yakni
benar-benar lupa, kurang peduli masalah, banyak masalah,
dan kurang kesabaran.
Lupa dalam kisah di atas karena kurang sabar. Akibatnya,
kebersamaan Musa dan Khidir pun berakhir di situ. Bahkan
Rasulullah SAW (dalam riwayat Ubay Bin Ka'ab) memberi
komentarnya, "Semoga Allah merahmati Musa AS.
Sebenarnya aku lebih senang jika Nabi Musa mau sedikit
bersabar. Sehingga Allah SWT mengabarkan kisah ini lebih
panjang lagi."
"Sesungguhnya Allah SWT mencintai hamba-hamba yang
sabar. (QS Ali Imran [3]: 146).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar