Senin, 09 Juli 2012

Kmiskinan yg dp gelincirkan iman

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskinan
merupakan penyakit yang amat berbahaya bagi keselamatan
dan keutuhan akidah, terutama jika si miskin hidup di
lingkungan orang-orang kaya yang sama sekali tidak peduli
dengan nasib mereka.
Terlebih jika si miskin termasuk orang yang sudah mati-
matian bekerja keras (tetapi nasibnya juga tidak berubah),
sementara si kaya nampaknya hanya duduk-duduk saja.
Dalam keadaan itu, si miskin cenderung menawarkan
semacam keragu-raguan untuk mempertanyakan
kebijaksanaan dan keadilan Allah SWT dalam
mendistribusikan harta kepada umat manusia.
Pendapat itu tidak berbeda dengan sebuah syair:
Banyak orang pandai yang dilelahkan oleh pendapat-
pendapatnya.
Tetapi banyak orang bodoh yang ternyata banyak
mendapatkan rizki.
Inilah yang menyebabkan hati menjadi bingung.
Dan orang yang pintar menjadi zindik
Menurut ulama besar dari Mesir, Prof Dr Yusuf Qaradhawi
(2002), kemiringan akidah bersumber dari masalah
kemiskinan dan ’ketidakdilan distribusi’. Al-Mishry (seorang
sufi) mengatakan, ”Paling kafirnya (ingkar) manusia adalah
orang miskin yang tidak sabar”.
Tidak aneh jika Rasulullah SAW pernah bersabda, ”Hampir
saja, kefakiran menjadi kekafiran”.
Karena itu, marilah kita memohon perlindungan kepada
Allah SWT dari segala bahaya kefakiran (kemiskinan) dan
kekafiran ini beliau ekspresikan dalam rangkaian dia:
”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan
kefakiran”.
”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran,
kekurangan (kemiskinan) dan kehinaan. Dan aku juga
berlindung kepada-Mu dari berbuat dhalim atau saya yang
dizalimi”.
Jika saja kemiskinan bisa membahaya akidah dan
kemimanan, tidak kalah penting (untuk diperhatikan) bahwa
kemiskinan juga bisa berdampak negatif terhadap prilaku
dan moral seseorang.
Kesengsaraan dan kepedihan hidup yang diderita oleh orang
miskin-apalagi di sekitarnya hidup dalam kecukupan-sering
menjadi stimulus negatif untuk melakukan tindakan-
tindakan yang tidak terpuji.
Wajar kalau banyak pakar mengatakan: Shaut al-Ma’iddah
aqwa min shaut al-Dlamir (bunyi perut yang keroncongan
karena lapar lebih nyaring (bisa mengalahakan) suara hati
nurani).
Rasulullah SAW pernah menjelaskan kepada kita tentang
bahaya hidup dalam keterhimpitan kemiskinan, kaitannya
dengan prilaku (moral): Ambillah pemberian selama itu
masih berupa pemberian.
Tetapi kalau sudah suap atas utang maka jangan kalian
ambil. Dan kalian tidak meninggalkannya selama kaliah
butuh dan fakir.”
Kemiskinan juga bisa membuat seorang muslim bisa
menjadi pencuri, pelacur, koruptor dan lainnya dan ada
baiknya kita menyimak sebuah hadis Rasulullah SAW:
”Sedekahmu kepada si pencuri, mudah-mudahan bisa
mencegah dia untuk mencuri lagi. Sedekahmu kepada si
pelacur, mudah-mudahan bisa mencegah dia untuk
melakukan perzinahan lagi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar