Jumat, 10 Februari 2012

Agar tidak khilangan generasi

a lost generation' awalnya adalah untuk
menggambarkan kondisi generasi pasca Perang
Dunia I tahun 1920-an, atau disebut juga Generation
of 1914 yaitu tahun dimulainya Perang Dunia I.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan suatu
kondisi masyarakat dimana mereka kehilangan arah
dan pegangan, masyarakat tidak yakin akan dirinya
sendiri mau berbuat apa dan untuk apa, tidak ada
leadership yang proaktif mengatasi problem-
problem yang ada di masyarakat, masyarakat
menjadi sekumpulan makhluk hidup yang hanya
makan, minum, kawin, punya anak dan kemudian
mati. Tidak ada karya yang berarti dan tidak
mewariskan nilai-nilai…
Di Indonesia kita mengenal ada generasi atau
angkatan 45, yaitu generasinya para pejuang yang
ikut terlibat dalam revolusi kemerdekaan yang
akhirnya menghasilkan kemerdekaan negeri ini
tahun 1945. Dalam skala yang lebih kecil pernah
muncul generasi atau angkatan 66, yang terwakili
oleh para pemuda dan mahasiswa yang terlibat
dalam peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru tahun
1966.
Sempat pula muncul istilah angkatan 98 untuk
mengappresiasi para mahasiswa yang terlibat
dalam reformasi, peralihan dari era Orde Baru ke
era Reformasi. Namun sayangnya angkatan 98 ini
ibarat bunga dia layu sebelum berkembang. Ketika
para tokohnya mendapat kesempatan, sebagian
oknum-nya menyia-nyiakannya dengan mengikuti
budaya korup para pendahulunya. Walhasil lebih
dari 1 dekade kita memasuki era Reformasi, masih
sulit kita sebut generasi apa kita kini ?.
Ketiadaan leadership, panutan atau keteladanan di
masyarakat saat ini membuat situasi mirip situasi
lost generation pasca PD I tersebut berulang di
negeri ini. Kita tidak yakin siapa yang patut kita pilih
seandainya pemilu diadakan hari ini, kita tidak yakin
siapa yang bener-bener menegakkan hukum di
negeri ini, kita tidak yakin akan adanya pihak/
lembaga/institusi yang bener-bener
memperjuangkan nasib rakyat.
Namun situasi seperti ini selalu bisa kita ubah,
manakala ada sekelompok kecil masyarakat yang
memiliki passion untuk mulai membuat perubahan.
Perubahan-perubahan ini awalnya bisa saja kecil
dan sektoral, tetapi bila perubahan tersebut
menular ke masyarakat lain – dampaknya bisa
besar. Bisa menjadi Tipping Point bagi perubahan
besar berikutnya.
Keberadaan sekelompok kecil masyarakat yang akan
membuat perubahan ini memang juga
diperintahkan di dalam Al-Qur’an : “Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-
orang yang beruntung” (QS 3 : 104).
Pertanyaannya kemudian adalah siapa yang
harusnya melakukan amar ma’ruf nahi munkar
ini ?. Seharusnya memang pemerintah yang
memiliki kewenangan, aparat dan segala resources
yang diperlukannya. Tetapi bila ini-pun tidak terjadi,
bukan berarti masyarakat tidak bisa melakukan
perubahan-perubahan.
Berikut adalah beberapa di antara perubahan-
perubahan atau pekerjaan besar ‘membangun kapal
Nabi Nuh’ yang dapat kita lakukan bersama dengan
‘segolongan umat’ yang ada di sekitar kita.
1. Pembekalan iman yang baik bagi anak,
remaja dan dewasa sehingga dalam situasi
apapun mereka punya pegangan dan arah
hidup yang dituju.
2. Pendidikan dan pelatihan life skills yang baik
sehingga generasi ini dan generasi kedepan
memiliki keunggulannya di tengah persaingan
global.
3. Pengelolaan sumber daya alam yang optimal
oleh bangsa sendiri, agar apa yang di sediakan
Allah di bumi ini dapat bener-bener digunakan
untuk pemakmuran rakyatnya.
4. Penciptaan system peraturan dan perijinan
yang pro penciptaan lapangan kerja dan
kemakmuran, agar masyarakat ter-encourage
untuk berusaha dan menciptakan lapangan
kerja.
5. Implementasi hukum yang adil, agar
terbangun masyarakat yang patuh hukum.
6. Menciptakan keteladanan-keteladanan di
berbagai bidang untuk membangun sikap
positif masyarakat akan masa depannya.
7. Dlsb. dlsb.
Selama masih ada segolongan umat yang tahu betul
dan yakin dengan apa yang dilakukannya, insyaAllah
generasi ini dan generasi yang akan datang tidak
akan menjadi a lost generation…, insyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar