Kamis, 09 Februari 2012

Cinta buta , oh tidak

Jatuh cinta membuat seseorang mabuk kepayang. Segala hal mengenai kekasih menjadi hal
terbaik dan paling mengesankan. Tak heran ungkapan 'cinta itu buta' dan orang yang jatuh
cinta memakai 'kacamata kuda' kerap dilontarkan bagi pasangan yang tengah dilanda asmara.
Berbagai studi mengungkap, saat jatuh cinta, tubuh manusia memproduksi hormon cinta dan
menyebarkannya ke seluruh tubuh. Yang paling nyata terlihat dari hormon ini adalah sepasang
mata yang berkilau, sering disebut sebagai 'kacamata mawar'.
Sebuah studi terbaru menunjukkan, hubungan jangka panjang yang paling bahagia adalah
hubungan yang terjalin dengan pasangan yang tidak akurat melihat kualitas pasangan
termasuk fisik sejak awal hubungan.
Studi terhadap 2.000 pasangan menikah menemukan, 'masa bulan madu' berlangsung 14
bulan. Artikel yang dimuat dalam Psychological Science berisi penelitian terhadap 220 pasangan
yang baru menikah selama tiga tahun. Jangka waktu pernikahan yang memungkinkan mulai
lunturnya gairah.
Peserta diminta menyebutkan apa yang diinginkan dari pasangan dan menilai kualitas diri
mereka dan pasangan seperti kebaikan, keyakinan diri, kecerdasan, pemahaman. Termasuk
sifat-sifat negatif termasuk kemalasan dan ketidakdewasaan.
"Kami mengukur tipe ideal seseorang terhadap diri sendiri dan pasangan," jelas Dr Dale Griffin,
psikolog di University of British Columbia dan salah satu penulis laporan itu. "Kemudian kami
gunakan persepsi untuk mengukur perbedaan antara ideal dan kenyataan."
Hasilnya, selama tiga tahun, kepuasan pada semua responden menurun, kecuali bagi kelompok
yang melihat pasangan sebagai sosok ideal di awal hubungan.
"Orang yang berpegang pada ilusi ideal lebih cenderung memiliki kepuasan lebih tinggi,
sementara orang-orang yang lebih realistis menjadi kurang puas, " kata Dr Griffin seperti
dimuat dalam Daily Mail.
Yang mengejutkan, tak perlu kedua pasangan memiliki pandangan 'ideal' untuk mencapai
hubungan yang lebih erat. Ahli mengatakan, bila seorang pasangan memandang mitranya
seorang yang luar biasa, mereka akan memberi perhatian lebih dan memaafkan pelanggaran
yang dilakukan pasangan.
"Sejauh ini, kami belum menemukan tingkat idealisasi yang berbahaya, meskipun secara teori,
lari dari realitas juga tidak baik bahkan bila dalam domain yang positif," kata Dr Griffin.
Sumber: http://www.tahukahkamu.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar