Sabtu, 11 Februari 2012

Dalam sebuah seminar yang diselenggarakan PBB di Kairo,Mesir terungkap bahwa perekonomian Palestina bisa tumbuh dua kali lipat dibandingkan kondisi ekonomi Palestina sekarang, jika tidak dijajah oleh Israel.
Seminar yang berlangsung selama dua hari pada tanggal 6-7 fqebruari kemarin, khusus membahas tentang dampak penjajahan Israel terhadap perekonomian Palestina. Salah seorang pembicara seminar dari Applied Research Institute
di Yerusalem, Jad Isaac mengatakan, berbagai pembatasan yg diberlakukan Israel terhadap rakyat Palestina menjadi penghalang utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan Palestina.
Israel, kata Isaac, sengaja menerapkan kebijakan yang bisa mengeksploitasi sumber-sumber alam Palestina, termasuk tanah dan air, untuk keuntungan ekonomi Israel. Israel juga menghalang-halangi perkembangan produk-produk kompetitif yang dihasilkan Palestina, termasuk produk industri dan jasa.
Pembatasan ekonomi yang diberlakukan Israel terhadap palestina, nilainya hampir setara dengan seluruh nilai perekonomian Palestina, artinya total biaya terukur yang dikeluarkan untuk penjajahan Israel, sekira 84 persen dari produk Domestik Bruto Palestina.
Ekonom Shir Hever dari Alternative Information Center menambahkan, tindakan Israel menyita tanah, sumber-sumber air dan perusakan serta pencabutan pohon-pohon zaitun milik warga Palestina, juga telah melumpuhkan sektor perkebunan Palestina, hingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan warga Palestina.
Lebih lanjut, Jad Isaac mengatakan, pembatasan ketat
terhadap rakyat Palestina dalam mengakses sumber-
sumber alamnya, menyebabkan kerugian besar bagi
perekonomian Palestina. Setiap tahun, Palestina harus
mengeluarkan biaya lebih dari 4,5 miliar dollar AS untuk membeli bahan-bahan mentah yang tidak bisa mereka dapatkan, karena bahan-bahan mentah itu dikuasai oleh israel.
Ia mengungkapkan, wilayah Palestina menyimpan kekayaan alam yang besar, mulai dari hasil perkebunan dan pertanian,
hasil garam dan mineral dari Laut Mati, hasil tambang
berupa batu mulia dan batu kersik di Tepi Barat, dan
kekayaan gas alam di lepas pantai Gaza. Kekayaan alam itu merupakan potensi ekonomi yang bisa menjadi sumber pendapatan bagi Palestina.
Sementara itu, Ketua Komisi Sosial dan Ekonomi PBB untuk Asia Barat Tarek Alami mengatakan, sejak tahun 2004,sekitar 21.000 warga Palestina terpaksa menjadi pengungsi karena penggusuran rumah yang dilakukan rezim zionis israel.
Selain itu, sepanjang tahun 2011, pasukan zionis telah
menyebabkan lebih dari 2.144 warga Palestina luka-luka dan sekira 125 orang Palestina terbunuh. Menurut Alami, 2/3 dari kasus-kasus yang menyebabkan korban tewas dan luka-luka
di kalangan warga Palestina, berhubungan dengan aktivitas pemmbangunan pemukiman ilegal oleh Israel.
Alami juga mengungkapkan, sepanjang tahun 2011, Israel emenjarakan sekira 190 anak-anak Palestina, dan tercatat ada 63 kasus perlakuan sewenang wenangan israel thd anak anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar