Rabu, 15 Februari 2012

Dirumahku ada Cinta

Taman punya kita berdua
Tak lebar luas, kecil saja
Satu tak kelihatan lain
dalamnya
Bagi kau dan aku cukuplah
Itu penggalan puisi Chairil Anwar, 1943,
tentang rumahnya yang disebutnya
taman. Taman hati. Taman hidup.
Sempit ruangnya. Tapi cinta
membuatnya jadi terasa cukup lapang
dalam dada. Cinta membuatnya nyaman
dihuni.
Kecil, penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan 'nusia
Kenyamanan. Itu rahasia jiwa yang
diciptakan cinta: maka kita mampu
bertahan memikul beban hidup,
melintasi aral kehidupan, melampaui
gelombang peristiwa, sambil tetap
merasa nyaman dan teduh. Cinta
menciptkan kenyamanan yang bekerja
menyerap semua emosi negatif masuk
ke dalam serat-serat jiwa melalui
himpitan peristiwa kehidupan. Luka-luka
emosi yang kita alami di sepanjang jalan
kehidupan ini hanya meungkin dirawat
di sana: dalam rumah cinta.
Dalam rumah cinta itu kita menemukan
sistem perlindungan emosi yang ampuh.
Mary Carolyn Davies mengungkapkannya
dengan manis:
Ada sebuah tembok yang kuat
Di sekelilingku yang melindungiku
Dibangun dari kata-kata yang kau
ucapkan padaku
Jiwa yang terlindung akan cepat
bertumbuh dan berbuah. Sederhana saja.
Karena hakikat cinta selamanya hanya
satu: memberi. Memberi semua kebaikan
yang tersimpan dalam jiwa. Melalui
tatapan mata, kata atau tindakan. Jika
kita terus menerus memberi maka kita
akan terus menerus menerima.
Pemberian jiwa itu menghidupkan
kekuatan kebajikan yang sering tertidur
dalam jiwa manusia. Seperti pohon: pada
mulanya ia menyerap matahari dan air,
untuk kemudian mengeluarkan semua
kebajikan yang ada dalam dirinya:
buahnya keindahan.
Dalam rumah yang penuh cinta itu kita
menemukan rasa aman, kenyamanan
dan kekuatan untuk terus bertumbuh.
Itu sebabnya rumah yang begitu seperti
menghadirkan surga dalam kehidupan
kita. Rumah itu pasti utuh. Dan Abadi.
Adakah doa cinta yang lebih agung
daripada apa yang diajarkan sang Rasul
kepada kita di malam pertama saat kita
meletakkan dasar bangunan hubungan
jiwa yang abadi? Letakkan tangan
kananmu di atas ubun-ubun istrimu, lalu
ucapka doa ini dengan lembut:
Ya Allah, aku mohon pada-Mu kebaikan
perempuan ini
dan semua kebaikan yang tercipta
bersama penciptanya. ~ Anis Matta ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar