Rabu, 15 Februari 2012

Seni memperhatikan

Kalau intinya cinta
adalah memberi, maka
pemberian pertama
seorang pencinta sejati
adalah perhatian. Kalau
kamu mencintai seseorang, kamu harus
memberi perhatian penuh kepada orang
itu. Perhatian yang lahir dari lubuk hati
paling dalam, dari keinginan yang tulus
untuk memberikan apa saja yang
diperlukan orang yang kamu cintai untuk
menjadi lebih baik dan berbahagia
karenanya.
Perhatian adalah pemberian jiwa:
semacam penampakan emosi yang kuat
dari keinginan baik kepada orang yang
kita cintai. Tidak semua orang memiliki
kesiapan mental untuk memperhatikan.
Tidak juga semua orang yang memiliki
kesiapan mental memiliki kemampuan
untuk terus memperhatikan.
Memperhatikan adalah kondisi di mana
kamu keluar dari dalam dirimu menuju
orang lain yang ada di luar dirimu. Hati
dan pikiranmu sepenuhnya tertuju
kepada orang yang kamu cintai. Itu tidak
sesederhana yang kita bayangkan.
Mereka yang bisa keluar dari dalam
dirinya adalah orang-orang yang sudah
terbebas secara psikologis. Yaitu bebas
dari kebutuhan untuk diperhatikan.
Mereka independen secara emosional:
kenyamanan psikologis tidak bersumber
dari perhatian orang lain terhadap
dirinya. Dan itulah musykilnya. Sebab
sebagian orang besar lebih banyak
terkungkung dalam dirinya sendiri.
Mereka tidak bebas secara mental.
Mereka lebih suka diperhatikan daripada
memperhatikan. Itu sebabnya mereka
selalu gagal mencintai.
Itulah kekuatan para pencinta sejati:
bahwa mereka adalah pemerhati yang
serius. Mereka memperhatikan orang-
orang yang mereka cintai secara intens
dan menyeluruh. Mereka berusaha
secara terus-menerus untuk memahami
latar belakang kehidupan sang kekasih,
menyelidiki seluk beluk persoalan
hatinya, mencoba menemukan karakter
jiwanya, mendefinisikan harapan-
harapan dan mimpi-mimpinya, dan
mengetahui kebutuhan-kebutuhannya
untuk sampai kepada harapan-
harapannya.
Para pemerhati yang serius biasanya
lebih suka mendengar daripada
didengarkan. Mereka memiliki kesabaran
yang cukup untuk mendengar dalam
waktu yang lama. Kesabaran itulah yang
membuat orang betah dan nyaman
menumpahkan isi hatinya kepada
mereka. Tapi kesabaran itu pula yang
memberi mereka peluang untuk
menyerap lebih banyak informasi
tentang sang kekasih yang mereka cintai.
Tapi di sini juga disimpan sesuatu yang
teramat agung dari rahasia cinta.
Rahasia tentang pesona jiwa para
pencinta. Kalau kamu terbiasa
memperhatikan kekasih hatimu, secara
perlahan-lahan dan tanpa ia sadari ia
akan tergantung dengan perhatianmu.
Secara psikologis ia akan sangat
menikmati saat-saat diperhatikan itu.
Bila suatu saat perhatian itu hilang, ia
akan merasakan kehilangan yang
sangat. Perhatian itu niscaya akan
menyiksa jiwanya dengan rindu saat
kamu tidak berada di sisinya. Mungkin ia
tidak mengatakannya. Tapi ia pasti
merasakannya. ~ Anis Matta ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar