Jumat, 17 Februari 2012

How To Get Above And Beyond Target …?

Pada saat Ibnu Jarir at Tabari sedang berada di
Makkah untuk menunaikan ibadah haji, dia melihat
seorang lelaki dari Khurasaan berteriak-teriak di
jalan : “ Wahai para haji dan penduduk Makkah baik
yang hadir maupun yang tidak, saya kehilangan
kantong yang berisi 1000 Dinar. Barang siapa yang
bisa mengembalikan ke saya, Allah akan
membalasnya dengan kebaikan, menjauhkannya
dari api neraka, memberinya rezeki dan kesenangan
di hari pembalasan”.
Seorang Arab tua miskin dengan baju yang lusuh
datang mendekati lelaki dari Khurasaan ini, dia
berkata : “Wahai Khurasaani, kota ini sangat keras,
hari-hari haji terbatas, musim haji sudah
ditentukan, pintu untuk membuat keuntungan telah
ditutup, maka bisa saja uang Anda jatuh ketangan
orang miskin yang membutuhkannya. Barangkali
yang menemukannya mau mengembalikan kepada
Anda bila Anda mau berbagi sedikit ?”.
Khurasaani berkata : “Berapa banyak yang dia
mau ?”
Orang arab tua tersebut berkata : “barangkali
sepersepuluhnya (100 Dinar) cukup…? ”
Khurasaani menjawab : “Tidak, aku tidak akan
memberinya bagian, saya akan adukan kepada Allah
pada hari aku menemuiNya, cukuplah Allah bagiku
dan hanya kepadaNya aku percaya”.
Sampai tiga hari Khurasaani tersebut mencari
kantong dengan 1000 Dinarnya yang hilang, setiap
saat pula dia ditemui oleh orang Arab tua yang
berpakaian lusuh tersebut. Pada hari kedua si orang
Arab menegosiasikan agar yang menemukan diberi
1/100-nya atau 10 Dinar, pada hari ketiga dia
menurunkan lagi tawarannya agar yang
menemukan diberi 1/1000 atau 1 Dinar – tetapi
Khurasaani tetap menolak memberinya.
Kejadian ini menarik perhatian Ibnu Jarir, dan
dengan rasa keingin tahuannya dia mengikuti orang
Arab tersebut. Sesampainya di rumah si orang Arab,
Ibnu Jarir mendapati bahwa orang Arab tersebut
memang benar sangatlah miskin. Dari luar
rumahnya dia mendengar istri orang Arab tersebut
membujuk suaminya agar dia mengambil saja 1000
Dinar yang dia temukan di jalan dan tidak perlu
mengembalikannya ke Khurasaani yang kehilangan
1000 Dinar dan tidak mau berbagi tersebut.
Tetapi si suami, bersikukuh bahwa dia sudah hidup
86 tahun tidak memakan barang haram, dia tetap
tidak mau memakannya sekarang hanya karena
ditangannya ada 1000 Dinar yang bukan haknya.
Pada hari berikutnya dia menemui lagi Khurasaani
yang sedang berteriak-teriak di jalan mencari 1000
Dinarnya. Deangan marah dia berkata : “Wahai
Khurasaani, aku sudah berusaha membantumu dan
meminta 100 Dinar bagi yang menemukannya –
engkau menolak, 10 Dinar engkau menolak, 1 Dinar-
pun engkau tetap menolak – padahal orang ini
butuh untuk memberi makan anak istrinya”. Dia
melanjutkan “Wahai Khurasaani, ayo ikut aku – aku
kembalikan 1000 Dinar-mu utuh karena telah
membuat aku tidak bisa tidur semenjak
menemukan Dinarmu tersebut”.
Maka si Khurasaani mengikuti orang Arab tua
tersebut menuju rumahnya. Sesampai di rumahnya,
dia mengambil kantong dari galian tanah dan
menyerahkannya kembali ke pemiliknya. Dengan
senang hati si Khurasaani tersebut menerima
kembali 1000 Dinarnya yang dicari-cari selama ini.
Ketika hendak pergi meninggalkan rumah orang
Arab tua yang sangat miskin tersebut, tiba-tiba si
Khurasaani berhenti di pintu dan berbalik , dia
berkata ke si orang Arab tua : “ Wahai Pak Tua,
ketika orang tuaku meninggal – dia meninggalkanku
dengan 3000 Dinar. Dia berpesan kepadaku agar
memberikan 1/3-nya untuk orang yang paling
berhak yang aku dapat temui. Itulah sebabnya aku
mengikat rapat-rapat kantong itu dan tidak
memberikan satu Dinar-pun ke orang lain”. Lalu dia
melanjutkan : “ Tetapi setelah melihat kondisimu ini,
aku tidak menemukan orang lain sejak perjalananku
dari Khurasan – yang lebih berhak uang ini selain
engkau pak Tua. Maka ambillah seluruhnya 1000
Dinar ini”.
Dengan syukur yang luar biasa orang Arab tua yang
sangat miskin tersebut menerima 1000 Dinar yang
diberikan oleh si Khurasaani. Namun dia tidak
mengambil semua untuk dirinya, dikumpulkan
seluruh keluarga besarnya yang ada 9 orang – plus
satu orang yang menjadi saksi atas kejadian
tersebut yaitu Ibnu Jarir – total menjadi 10 orang,
masing-masing mendapatkan 100 Dinar.
100 Dinar yang diterima Ibn Jarir tersebut menjadi
bekalnya untuk menulis sejumlah kitab selama dua
tahun, termasuk menulis cerita tersebut diatas.
Bahwa ketakwaan orang Arab tua yang sangat
miskin tersebut mendatangkan rezeki yang tidak
disangka-sangka untuk seluruh keluarga besarnya
dan bahkan juga orang lain yang menyaksikannya,
inilah yang dijanjikan oleh Allah dalam ayat : “…
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-
sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya…”(QS 65 : 2-3).
Jadi kalau selama ini dalam bekerja dan berusaha
kita lebih sering miss the target, tidak mencapai
target yang kitab inginkan – barangkali kita lupa dua
hal yaitu takwa dan tawakal, karena janji Allah
untuk memberi jalan keluar, rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangka dan kecukupan atas semua
keperluan – hanya berlaku bagi orang-orang yang
bertakwa dan bertawakal !. Semoga kita bisa menuju
kesana dan bisa melampaui target kita – above and
beyond target !. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar