Rabu, 22 Februari 2012

Kisah nyata

Ada seorang ibu rumah tangga yang
memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja,
cucian, makan, kebersihan & kerapihan
rumah dapat ditanganinya dengan baik.
Rumah tampak selalu rapih, bersih &
teratur Dan suami serta anak-anaknya
sangat menghargai pengabdiannya itu.
Cuma ada satu masalah, ibu yg
pembersih ini sangat tidak suka kalau
karpet di rumahnya kotor. Ia bisa
meledak dan marah berkepanjangan
hanya gara-gara melihat jejak sepatu di
atas karpet, Dan suasana tidak enak
akan berlangsung seharian. Padahal,
dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini
mudah sekali terjadi terjadi dan
menyiksanya. Atas saran keluarganya, ia
pergi menemui seorang psikolog
bernama Virginia Satir, dan
menceritakan masalahnya. Setelah
mendengarkan cerita sang ibu dengan
penuh perhatian, Virginia Satir
tersenyum & berkata kepada sang
ibu :"Ibu harap tutup mata ibu dan
bayangkan apa yang akan saya katakan"
Ibu itu kemudian menutup matanya.
"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan
karpet ibu yang bersih mengembang, tak
ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak
sepatu, bagaimana perasaan ibu?"
Sambil tetap menutup mata, senyum ibu
itu merekah, mukanya yg murung
berubah cerah. Ia tampak senang dengan
bayangan yang dilihatnya. Virginia Satir
melanjutkan; "Itu artinya tidak Ada
seorangpun di rumah ibu. Tak Ada
suami, tak ada anak-anak, tak terdengar
gurau canda dan tawa ceria mereka.
Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-
orang yang ibu kasihi". Seketika muka
ibu itu berubah keruh, senyumnya
langsung menghilang, napasnya
mengandung isak. Perasaannya
terguncang. Pikirannya langsung cemas
membayangkan apa yang tengah terjadi
pada suami dan anak-anaknya.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu
melihat jejak sepatu & kotoran disana,
artinya suami dan anak-anak ibu ada di
rumah, orang-orang yang ibu cintai ada
bersama ibu dan kehadiran mereka
menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai
tersenyum kembali, ia merasa nyaman
dengan visualisasi tsb. "Sekarang
bukalah mata ibu" Ibu itu membuka
matanya "Bagaimana, apakah karpet
kotor masih menjadi masalah buat ibu?"
Ibu itu tersenyum dan menggelengkan
kepalanya. "Aku tahu maksud anda" ujar
sang ibu, "Jika Kita melihat dengan sudut
yang tepat, maka hal yang tampak
negatif dapat dilihat secara positif". Sejak
saat itu, sang ibu tak pernah lagi
mengeluh soal karpetnya yang kotor,
karena setiap melihat jejak sepatu
disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya
ada di rumah. Kisah di atas adalah kisah
nyata. Virginia Satir adalah seorang
psikolog terkenal yang mengilhami
Richard Binder & John Adler untuk
menciptakan NLP (Neurolinguistic
Programming) . Teknik yang dipakainya
di atas disebut Reframing, yaitu
bagaimana Kita 'membingkai ulang'
sudut pandang kita sehingga sesuatu yg
tadinya negatif dapat menjadi positif,
salah satu caranya d

Tidak ada komentar:

Posting Komentar